Kehamilan ektopik atau embrio yang tidak menempel pada dinding rahim bisa terjadi pada siapa saja. Kondisi ini bisa sangat berbahaya sehingga Bunda harus hindari hamil di luar rahim atau di luar kandungan.
Kehamilan di luar rahim disebut juga sebagai kehamilan ektopik atau tubal pregnancy, karena pada kebanyakan kasus embrio menempel di tuba falopi.
Embrio yang menempel di luar dinding rahim tidak akan bisa bertumbuh kembang dengan sempurna.
Artikel terkait: Mengapa tespek tidak akurat? Ketahui 7 penyebabnya berikut ini
Laman Wikihow menyebut cara menghindari terjadinya kehamilan di luar rahim atau di luar kandungan berikut ini.
Cara Hindari Hamil di Luar Rahim
1. Hindari Risiko Terkena IMS
Penyakit infeksi menular seksual (IMS) seperti gonorrhea atau chlamydia bisa meningkatkan risiko seorang wanita mengalami kehamilan di luar rahim.
Dengan menurunkan risiko terkena IMS, Bunda juga bisa mengurangi risiko mengalami kehamilan ektopik.
- Ayah dan Bunda harus setia pada satu pasangan supaya tidak terpapar virus dari orang lain.
- Selalu gunakan kondom saat berhubungan seksual untuk mengurangi terkena virus IMS
2. Cepat Mendapatkan Perawatan Jika Mengalami Infeksi
Jika Bunda sudah terlanjut terkena penyakit IMS, segeralah mendapat penanganan dari dokter hingga sembuh.
Lebih cepat mendapatkan perawatan, maka kerusakan organ reproduksi bisa dihindari, risiko mengalami kehamilan di luar rahim pun menjadi lebih rendah.
Gejala IMS biasanya sakit perut, kencing yang sakit, bahkan rasa sakit saat melakukan hubungan seksual.
Beberapa penyakit IMS tidak menunjukkan gejala apapun, karena itu jika Anda aktif secara seksual dan sering berganti pasangan, sebaiknya melakukan tes secara rutin.
Artikel terkait: Kenali dan waspadai 9 penyakit infeksi menular seksual ini
3. Berhenti Merokok
Merokok bisa meningkatkan risiko Bunda mengalami kehamilan di luar rahim.
Berhentilah merokok jika Parents sedang merencanakan untuk memiliki anak.
Semakin sering merokok, maka risiko mengalami kehamilan ektopik semakin besar.
Jika susah berhenti merokok, setidaknya kurangi jumlah rokok yang Anda isap setiap hari.
4. Pahami Faktor Risiko Lainnya
Ada banyak faktor yang bisa menyebabkan seorang wanita mengalami kehamilan ektopik.
Kenali faktor risiko berikut ini dan segera hubungi dokter jika Bunda mengalami tanda-tanda kehamilan.
Kenali faktor risikonya berikut ini.
- Pernah mengalami kehamilan ektopik sebelumnya
- Ibu yang hamil meski sudah memasang KB IUD
- Struktur tuba falopi yang tidak normal
- Ibu yang mengalami masalah kesuburan, dan mendapat perawatan untuk hamil
Mengurangi Risiko Komplikasi Akibat Kehamilan di Luar Rahim
1. Mendapatkan Perawatan
Bila Bunda mengalami gejala kehamilan ektopik, segeralah menghubungi dokter, agar bisa mendapatkan perawatan secepatnya.
Untuk menghindari terjadinya hal serupa di kemudian hari. Berikut ini adalah gejalanya:
- Haid terlambat, sakit di punggung bagian bawah dan juga bagian panggul. Kram, serta perdarahan vagina yang tidak normal
- Sakit perut yang parah, sakit bahu, tekanan darah rendah, pingsan, tekanan di rektum. Semua ini adalah gejala yang terjadi jika Anda mengalami kehamilan ektopik yang pecah di dalam. Kondisi ini harus segera dirawat
- Gejala kehamilan ektopik sama dengan kehamilan biasa, karena selain menggunakan tespek, sebaiknya Anda juga memeriksakan diri ke dokter. Untuk memastikan tidak terjadi kehamilan ektopik.
2. Menjalani Pengobatan tanpa Operasi
Kehamilan ektopik bisa ditangani dengan obat-obatan atau operasi.
Akan tetapi, operasi memiliki risiko tinggi merusak tuba falopi yang bisa meningkatkan risiko kehamilan ektopik selanjutnya.
Jika kondisi embrio di luar rahim belum terlalu parah, Anda bisa menjalani pengobatan tanpa operasi.
Obat yang digunakan biasanya adalah methoterxtate, yang digunakan untuk mencegah pertumbuhkan sel.
Obat ini digunakan ketika kehamilan ektopik dideteksi sejak dini. Pengobatan dilakukan dengan tes darah secara rutin, karenanya harus siap bolak balik ke dokter.
Pengobatan ini sebaiknya diikuti dengan menggunakan KB, untuk mencegah kehamilan. Karena methotrextate bisa berbahaya pada janin.
Obat ini juga memiliki efek samping seperti mual, diare dan masalah pencernaan.
Jika kondisi kehamilan ektopik Anda sudah parah, satu-satunya jalan adalah dengan operasi.
Konsultasikan dengan dokter pilihan pengobatan apa yang sebaiknya Anda jalani.
3. Memeriksakan Diri ke Dokter Jika Mengalami Gejala Kehamilan di Luar Rahim
Jika Anda mengalami sakit di perut bagain bawah yang sangat parah, namun tidak berkurang meski sudah menjalani perawatan, katakan pada dokter.
Ini bisa menjadi salah satu tanda infeksi, dan menimbulkan risiko kehamilan ektopik lagi jika tidak ditangani dengan baik.
4. Usahakan Kehamilan Berikutnya Diawasi oleh Dokter
Bila Anda pernah mengalami kehamilan di luar rahim sebelumnya, konsultasikan dengan dokter saat merasakan tanda-tanda kehamilan. Agar bisa diperiksa apakah kehamilannya normal atau tidak.
Banyak ibu yang bisa hamil dan melahirkan secara normal setelah mengalami kehamilan ektopik. Jadi jangan putus harapan.
Semoga artikel ini bermanfaat ya, Bunda.
Baca juga:
Kehamilan Ektopik Bisa Sebabkan Kematian, Ketahui Penyebab, Gejala, hingga Peluang Hamil Setelah Mengalaminya
Parenting bikin pusing? Yuk tanya langsung dan dapatkan jawabannya dari sesama Parents dan juga expert di app theAsianparent! Tersedia di iOS dan Android.