Pernahkah Parents mendapati bercak putih pada gusi bayi? Bercak putih itu biasanya merupakan Epstein Pearl, yang terlihat seperti benjolan putih di bawah kulit. Saat mendapati bercak tersebut, mungkin Parents pun akan menjadi cemas, apakah gusi bayi putih berbahaya?
Pengertian Gusi Bayi Putih
Pada umumnya, gusi bayi putih tidak membahayakan kesehatan si kecil. Bercak putih tersebut paling sering disebabkan oleh suatu kondisi yang dikenal dengan nama Epstein pearl.
Epstein pearl sendiri adalah kista atau lesi kuning keputihan yang dapat terbentuk pada gusi bayi atau langit-langit mulutnya. Benjolan putih seperti mutiara ini terkadang bisa mengecoh orang tua lantaran tampak seperti gigi susu yang baru tumbuh.
Epstein pearl berukuran kecil, biasanya berdiameter kurang dari beberapa milimeter saja. Ukurannya tetap dan tidak akan membesar dari waktu ke waktu. Epstein pearl dapat muncul sebagai kista tunggal atau secara berkelompok yang terdiri dari dua hingga enam lesi.
Selain Epstein pearl, benjolan putih kecil di area mulut bayi bisa disebabkan oleh kondisi lain, termasuk Bohn’s nodules.
Bohn’s nodules adalah nodul atau tonjolan kecil berwarna putih keabu-abuan yang dapat muncul di langit-langit mulut. Sama dengan Epstein pearl, Bohn’s nodul juga tidak berbahaya.
Tahukah Parents, sekitar 60 dan 85 persen bayi mengalami Epstein pearl dan Bohn’s nodules. Ini merupakan kondisi normal pada bayi sehingga tidak perlu dikhawatirkan.
Kondisi tersebut biasa juga disebut sebagai kista palatal atau kista gingiva yang lebih sering terjadi pada bayi yang:
- Lahir lebih awal sebelum due date
- Lahir dari ibu yang sudah pernah melahirkan sebelumnya
- Memiliki bobot tubuh yang lebih berat, di atas 3.5 kg.
Benjolan ini tidak berbahaya dan biasanya akan hilang dalam beberapa minggu atau beberapa bulan bulan.
Penyebab Gusi Bayi Putih
Nah, seperti yang sudah disinggung di atas, gusi bayi putih bisa dipicu oleh berbagai kondisi berbeda. Itu artinya, penyebabnya juga bisa berbeda-beda, ya, Parents.
1. Epstein Pearl
Epstein pearl mirip dengan milia di wajah, yang merupakan penumpukan sel-sel kulit yang tidak berbahaya. Munculnya Epstein pearl disebabkan oleh penumpukan keratin di langit-langit lunak dan keras. Keratin sendiri adalah protein yang menyusun rambut dan kuku.
Mekanisme terbentuknya Epstein pearl belum dipahami betul. Menurut teori, jaringan terperangkap selama kehamilan ketika langit-langit mulut dalam proses pembentukan.
Sekitar usia delapan minggu kehamilan, langit-langit mulut bayi mulai terbentuk. Setiap bagian yang membentuk rahang atas dan fitur-fitur terkait mengembang ke samping untuk membentuk langit-langit atas bayi.
Selama tahap ini, lapisan luar terperangkap di antara langit-langit mulut dan prosesus hidung. Ini membentuk kista, yang disebut Epstein pearl dan berisi keratin.
Artikel terkait: Perlukah membersihkan mulut dan gigi bayi? Ini penjelasannya!
2. Bohn’s Nodules pada Gusi Bayi
Sama seperti Epstein pearl, Bohn’s nodules juga merupakan kista mulut jinak pada bayi yang berkembang selama kehamilan. Kedua kondisi ini merupakan hal yang normal dan tidak berbahaya bagi si kecil.
Bohn’s nodules berupa tonjolan putih berisi keratin. Tonjolan ini terbentuk dari sisa-sisa kelenjar ludah dan dapat muncul di tempat pertemuan langit-langit keras dan lunak di sepanjang gusi bayi.
Lantaran bersifat jinak, benjolan keras ini dapat hilang seiring waktu. Oleh karena itu, pengobatan khusus tidak diperlukan.
3. Bayi Tumbuh Gigi
Pada bayi berusia 4-6 bulan, adanya bercak putih pada gusi bisa jadi merupakan pertanda bahwa bayi akan tumbuh gigi.
Selain bintik-bintik putih pada gusi, tumbuhnya gigi pertama bayi biasanya disertai beberapa gejala, seperti:
- Rewel
- Kegelisahan
- Menggosok gusi atau telinga
- Gusi bengkak atau sensitif
- Produksi air liur meningkat
- Kurangnya minat pada makanan padat
- Sedikit kenaikan suhu tubuh
- Ingin mengunyah jari atau benda yang keras
- Ruam merah di wajah yang disebabkan oleh air liur yang berlebihan
4. Gigi Neonatal
Tidak menutup kemungkinan, bercak putih pada gusi bayi merupakan tanda gigi neonatal. Dalam kasus yang jarang terjadi, kemunculan gigi terjadi dalam 30 hari pertama setelah bayi lahir, ini disebut gigi neonatal.
Hingga saat ini, penyebab gigi neonatal belum diketahui secara pasti. Gigi neonatal lebih mungkin terjadi pada anak-anak dengan masalah kesehatan tertentu yang memengaruhi pertumbuhannya, termasuk sindrom Sotos. Kondisi ini juga dikaitkan dengan sindrom Ellis-van Creveld (displasia kondroektodermal), pachyonychia congenita, dan sindrom Hallermann-Streiff.
5. Oral Thrush
Oral thrush adalah infeksi jamur yang sangat umum pada bayi di bawah 6 bulan. Kondisi ini menyebabkan iritasi di dalam dan sekitar mulut bayi, serta ditandai dengan munculnya bercak putih di area mulut yang terlihat seperti keju cottage.
Munculnya oral thrush disebabkan oleh pertumbuhan berlebih jamur yang disebut Candida albicans. Pertumbuhan berlebih Candida ini terjadi karena sistem kekebalan tubuh bayi melemah.
Selain itu, pertumbuhan jamur Candida bisa terjadi setelah bayi diberi antibiotik atau setelah penggunaan obat-obatan steroid.
Kondisi ini mungkin menyebabkan bayi tidak menyusu dengan baik atau tidak nyaman saat menghisap karena mulutnya terasa sakit.
Faktor Lain Penyebab Gusi Bayi Putih
Benjolan di sekitar gusi dan mulut mungkin juga merupakan kista lamina gigi. Benjolan ini keras dan biasanya lebih besar dari Epstein pearl atau Bohn’s nodules.
Selain itu, benjolan di sekitar gusi juga bisa jadi merupakan congenital ranula, yaitu nodul bening di dasar mulut di sebelah jaring lidah.
Untuk menentukan jenis kista mulut yang mungkin dimiliki bayi, Parents disarankan untuk memeriksakan langsung kondisi si kecil ke penyedia layanan kesehatan terdekat.
Dokter biasanya tidak memerlukan pemeriksaan laboratorium atau radiologi untuk mendiagnosis Epstein pearl. Namun, beberapa kondisi yang terlihat mirip dengan Epstein pearl perlu tes tambahan untuk memastikan penyebabnya.
Artikel terkait: 7 Tips Perawatan Kulit Bayi, Begini Cara Memilih dan Menggunakan Baby Skincare
Cara Mengatasi Gusi Bayi Putih
1. Mengatasi Epstein Pearl dan Bohn’s Nodules
Epstein pearl dan Bohn’s nodules merupakan kista mulut jinak pada bayi yang terbilang normal. Kedua kondisi ini secara umum tidak berbahaya bagi si kecil sehingga tidak ada perawatan khusus yang diperlukan.
Benjolan biasanya pecah dengan sendirinya pada minggu dan bulan pertama setelah lahir. Terkadang, menyusui dapat membantu mengatasi kista ini, karena gesekan ringan saat bayi menyusu dapat memecahkan benjolan tersebut tanpa rasa sakit.
2. Bayi Tumbuh Gigi
Tumbuhnya gigi susu kerap membuat bayi rewel dan tidak nyaman. Untuk mengatasi ketidaknyamanan di kecil, Parents dapat melakukan beberapa tips sederhana.
Pertama, beri si kecil teether, pastikan teether bebas cairan dan terbuat dari karet yang kuat. Kedua, pijat gusi bayi dengan jari bersih atau kain kasa basah.
Cara selanjutnya, beri si kecil makanan atau minuman dingin. Camilan sehat seperti apel atau wortel rebus juga dapat diberikan.
3. Gigi Neonatal
Pada umumnya, gigi neonatal tidak memerlukan perawatan khusus. Kecuali jika kondisi ini memicu berbagai masalah lain seperti sariawan pada lidah bayi, bayi tersedak, puting ibu terluka, hingga bayi kekurangan cairan.
Jika sudah demikian, maka diperlukan intervensi medis. Hubungi dokter spesialis gigi anak untuk diskusi lebih lanjut terkait langkah terbaik yang sebaiknya Parents ambil.
Artikel terkait: 3 Penyebab Gusi Bengkak pada Anak, Kapan Kondisi Ini Perlu Diwaspadai?
4. Oral Thrush
Terkadang, oral thrush bisa hilang tanpa perawatan medis dalam satu atau dua minggu. Namun, dokter mungkin meresepkan obat antijamur untuk mengatasi kondisi ini. Obat antijamur biasanya dioleskan beberapa kali sehari di bagian dalam mulut dan lidah dengan aplikator spons.
Jika bayi sudah diberi MPASI, kemungkinan dokter juga menyarankan untuk menambahkan yoghurt dengan lactobacillus ke dalam makanannya. Lactobacillus adalah bakteri “baik” yang dapat membantu menghilangkan jamur di mulut anak.
Kapan Harus ke Dokter?
Jerawat atau benjolan putih di area mulut bayi biasanya tergolong tidak terbahaya. Ini umumnya merupakan Epstein pearl atau Bohn’s nodules yang jinak dan akan sembuh sendiri dalam waktu beberapa minggu.
Akan tetapi, jika kondisi gusi bayi putih terus berlanjut dan tak kunjung hilang, segera periksakan bayi ke dokter anak. Terutama jika benjolan tampak semakin membesar atau bayi mengalami gejala lain seperti sulit menelan, demam, atau bayi tampak rewel dan tidak sehat.
Baca juga:
5 Cara Merawat Gigi Bayi dan Balita Selain Dengan Sikat Gigi
6 Mitos dan fakta seputar pertumbuhan gigi bayi, Parents wajib tahu nih!
Pesan untuk Bunda, Gigi bayi yang copot sebaiknya disimpan dan jangan dibuang
Parenting bikin pusing? Yuk tanya langsung dan dapatkan jawabannya dari sesama Parents dan juga expert di app theAsianparent! Tersedia di iOS dan Android.