Menggendong tentunya jadi bagian dari keseharian Bunda yang kini mengasuh bayi. Dari berbagai cara atau gaya menggendong, gendong bayi hadap depan cukup populer.
Hanya saja, menggendong bayi menghadap ke depan, dalam artian si kecil membelakangi Bunda, ternyata menuai pro dan kontra. Cara menggendong seperti ini dianggap membahayakan si kecil. Lantas, benarkah demikian?
Sejatinya, menggendong tidak hanya membuat bayi lebih tenang, kegiatan ini juga bermanfaat membangun ikatan emosional antara anak dan orang tua. Dengan menggunakan gendongan bayi, Bunda pun bisa mengasuh si kecil dengan mudah sambil melakukan aktivitas lain.
Nah, salah satu jenis gendongan yang banyak disukai orang tua adalah soft structured carrier (SSC). Tipe gendongan inilah yang kerap digunakan untuk menggendong bayi hadap depan.
Gaya menggendong bayi hadap depan sebenarnya boleh saja Bunda lakukan. Cara tersebut dinilai bermanfaat karena bisa memberikan stimulasi kepada si kecil.
Akan tetapi, penerapannya tidak boleh asal-asalan, ya. Bunda harus mengamati sejumlah tanda yang menunjukkan bahwa si kecil telah siap digendong hadap depan.
Tanda Bayi Siap Digendong Hadap Depan
Gendongan hadap depan pada dasarnya tidak berbahaya jika Bunda mengikuti petunjuk penggunaannya dan si kecil telah siap. Berikut beberapa tanda yang harus Bunda amati pada bayi.
1. Kontrol Leher dan Kepala yang Baik
Syarat pertama yang harus dipenuhi agar bayi bisa digendong menghadap ke depan adalah kemampuan kontrol leher dan kepala. Biasanya antara usia 4-6 bulan, otot leher bayi cukup kuat untuk menopang kepalanya dengan tegak.
Nah, jika si kecil sudah memiliki kemampuan mengontrol otot bagian atas dengan baik, itu artinya ia sudah siap dengan gendongan menghadap ke depan.
2. Bayi Bisa Duduk Tegak
Tanda selanjutnya jika bayi sudah siap dengan gendongan hadap depan adalah terkait kemampuannya untuk duduk. Sebab jika bayi belum bisa duduk dengan tegak, cara gendong yang tidak sesuai justru bisa membahayakannya.
Sebagian besar bayi bisa duduk dengan bantuan antara 4 dan 5 bulan. Di fase ini, biasanya si kecil butuh sedikit sokongan dari orang tua atau kursi untuk menopang tubuhnya. Selanjutnya, bayi baru bisa duduk sendiri tanpa bantuan setelah usia 6 bulan.
3. Tinggi Bayi Cukup
Panjang atau tinggi badan bayi merupakan aspek penting yang tidak boleh Bunda abaikan. Jika ingin menggunakan gendongan hadap depan, pastikan tinggi badan si kecil sudah mencukupi.
Tanda bahwa tinggi badan bayi sudah sesuai adalah dagunya tidak terhalang gendongan. Dengan begitu, pernapasan bayi tidak terganggu.
4. Bayi Tertarik dengan Berbagai Hal di Sekitarnya
Seperti yang sudah disinggung di atas, salah satu manfaat baby carrier hadap depan yaitu memberikan stimulasi kepada si kecil. Jadi, memang paling pas menggunakan tipe gendongan ini saat si kecil semakin tertarik bereksplorasi dengan berbagai hal.
Sekitar 6 bulan, bayi akan berubah dari sangat tertarik pada wajah Bunda, menjadi ingin melihat-lihat dan melihat semua yang terjadi di sekitarnya. Inilah waktu yang tepat untuk memindahkan posisi gendongannya dari menghadap ke dalam menjadi ke luar.
5. Bayi Tampak Nyaman
Tentu saja, yang paling penting adalah memastikan bahwa bayi nyaman dengan posisi hadap depan. Bayi yang nyaman akan tampak tenang dan sesekali antusias.
Sebaliknya, jika posisi hadap depan terasa tidak menyenangkan, bayi akan rewel dan mungkin menangis. Segera ganti posisi gendongan bayi jika memang si kecil tidak nyaman.
Artikel terkait: Digadang Posisi Terbaik, Ini 6 Manfaat Gendong M Shape Bagi Bayi
Bahaya Gendong Bayi Hadap Depan
Jika si kecil belum memenuhi syarat-syarat di atas, sebaiknya Bunda tidak memaksakan bayi untuk digendong hadap depan. Sebab, terdapat sejumlah risiko yang mengintai si buah hati.
1. Stimulasi Berlebihan
Stimulasi berlebihan adalah masalah yang berpotensi dialami bayi dengan gaya gendong arah depan. Ini karena posisi tersebut memungkinkan bayi menerima sangat banyak informasi atau rangsangan dari luar.
Stimulasi berlebihan bisa membuat bayi menjadi stres dan rewel. Itulah sebabnya, para ahli merekomendasikan penggunaan gendongan hadap ke depan untuk waktu yang singkat saja.
2. Jalan Napas Terhambat
Bayi yang sangat muda belum memiliki kontrol penuh atas otot lehernya sendiri. Ia akan mengalami kesulitan mengatur gerakan kepala saat berada di gendongan yang menghadap ke depan.
Kondisi tersebut berisiko menghambat jalan napas bayi karena ia akan cenderung menempelkan dagu pada dadanya. Lantaran alasan ini, penggunaan gendongan menghadap ke depan tidak direkomendasikan untuk bayi di bawah 4 bulan.
Artikel terkait: Gendongan Kanguru untuk Bayi, Kapan Boleh Digunakan?
Alternatif Gendongan Hadap Depan
Gendongan hadap depan jelas bukan satu-satunya jenis gendongan yang tersedia di pasaran. Ada berbagai alternatif baby carrier yang bisa disesuaikan dengan kenyamanan Bunda dan si kecil.
1. Hip Carry
Gendongan hip carry memungkinkan bayi memiliki pandangan yang lebih luas. Di samping itu, Bunda juga tetap bisa mengontrol dan merespons si kecil dengan cepat pada posisi ini.
Gaya gendong pinggul ini akan mencegah bayi dari stimulasi berlebihan. Si kecil punya pilihan untuk melihat lingkungan di sekitarnya atau mencari posisi nyaman di pelukan Bunda.
Meskipun demikian, gendongan hip carry mungkin tidak cocok bagi semua orang tua. Pasalnya, posisi ini dapat menyebabkan ketegangan di area pinggang.
2. Backpack Carrier
Jenis gendongan ini memiliki desain seperti tas punggung. Backpack carrier bisa digunakan pada anak yang sudah bisa duduk tegak tanpa bantuan serta memiliki kontrol leher yang baik.
Gendongan belakangan ini memungkinkan si kecil mengamati lingkungan sekitar dengan nyaman. Jika lelah, ia bisa leluasa bersandar di punggung Bunda. Backpack carrier biasanya digunakan para orang tua saat hiking atau bepergian jarak jauh.
3. Baby Wrap
Wrap carrier atau baby wrap dapat digunakan untuk bayi yang lebih kecil. Gendongan ini bekerja hampir seperti tempat tidur gantung yang dapat diduduki bayi dengan kaki terlipat dan lutut ditekuk.
Ini merupakan jenis gendongan yang sering digunakan para orang tua karena dirasa lebih praktis. Biasanya, baby wrap terbuat dari kain elastis yang bisa menutupi hampir seluruh tubuh.
Selain nyaman dan menghangatkan si kecil, gendongan tipe ini juga mendukung proses skin to skin. Banyak orang tua menggunakan baby wrap sejak bayi berusia beberapa minggu.
Artikel terkait: 5 Jenis Gendongan Bayi Sesuai Usia, Nomor 2 Wajib Punya!
Hal yang Harus Diperhatikan Saat Gendong Bayi Hadap Depan
Menurut International Hip Dysplasia Institute, diperlukan beberapa bulan agar persendian bayi meregang secara alami setelah lahir. Jika dipaksakan terlalu dini, persendian bisa rusak permanen.
Itu artinya, saat bayi digendong, kakinya harus mengarah ke samping, dengan paha ditopang dan lutut ditekuk, seperti posisi saat menunggang kuda.
Periksa apakah gendongan memiliki penyangga yang cukup di bawah paha sehingga kaki bayi dapat terbentang keluar dari pinggul, bukannya menjuntai lurus ke bawah.
Selain itu, pastikan lubang kaki gendongan tidak terlalu besar sehingga bayi tidak jatuh merosot. Sebagian besar gendongan memiliki tali pengikat atau sabuk pengaman yang dapat disesuaikan untuk mengakomodasi bayi yang sedang tumbuh.
Gendongan bayi hadap depan secara umum direkomendasikan pada usia 6 bulan, atau paling cepat 4 bulan. Penggunaan gendongan jenis ini lebih disarankan ketika Bunda dan si kecil berada di lingkungan yang tenang dan nyaman, sehingga bayi tidak mengalami overstimulasi.
Tips Memilih Gendongan Bayi
Berikut adalah beberapa tips untuk memilih gendongan bayi yang nyaman:
- Carilah gendongan dengan tali bahu yang lebar dan empuk, serta tali pinggang yang lebar. Ini akan membantu mendistribusikan berat badan bayi secara merata dan mengurangi tekanan di bahu Bunda.
- Pastikan gendongan yang Bunda pilih sesuai dengan ukuran tubuh, umur, dan berat badan si kecil agar tidak mengganggu perkembang tubuh si kecil.
- Pilih gendongan yang nyaman dan ergonomis. Usahakan bahan gendongan tidak terlalu tebal dan mudah dicuci.
Bunda, itulah penjelasan lengkap seputar gendong bayi hadap depan, mulai dari syarat atau tanda bayi bisa menggunakan gendongan hadap depan, risiko, hingga alternatifnya. Semoga ulasan ini bermanfaat, ya!
Baca juga:
Perhatikan 6 hal ini dalam memilih gendongan bayi yang aman dan nyaman!
Bisa Berakibat Fatal! Ini 5 Kesalahan Memakai Gendongan Bayi yang Harus Dihindari
6 Gendongan Kaos Bayi Pilihan di 2024, Nyaman dan Berkualitas
Parenting bikin pusing? Yuk tanya langsung dan dapatkan jawabannya dari sesama Parents dan juga expert di app theAsianparent! Tersedia di iOS dan Android.