Pada 15 April 2022, WHO menerbitkan berita wabah penyakit tentang hepatitis akut dengan etiologi yang tidak diketahui asalnya pada anak-anak di Inggris dan Irlandia Utara. Sejak itu, terjadi peningkatan kasus hepatitis dan sementara adenovirus disebutkan menjadi agen penyebab. CDC juga melaporkan ada 228 kasus yang sama pada anak-anak di Amerika Serikat. Apakah itu hepatitis dan seperti apa gejala hepatitis akut yang diderita anak-anak ini? Berikut ini penjelasannya.
Apa Itu Hepatitis?
Pada 21 April 2022, setidaknya ada 169 kasus hepatitis akut yang tidak diketahui asalnya dilaporkan dari 11 negara yang ada di wilayah Eropa dan Amerika oleh WHO. Negara-negara Eropa itu adalah Inggris, Irlandia, Spanyol, Israel, Denmark, Belanda, Italia, Norwegia, Prancis, Rumania, dan Belgia.
Centers for Disease Control and Prevention (CDC) atau Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit yang berbasis di Amerika Serikat telah menyelidiki kasus hepatitis parah yang tidak dapat dijelaskan pada anak-anak di seluruh negeri. Adapun semuanya kemungkinan terkait dengan wabah misterius di seluruh dunia. Setidaknya ada 228 kasus yang telah dilaporkan di seluruh dunia hingga 1 Mei 2022.
Beberapa kasus di AS telah menyebabkan sebagian besar anak dirawat di rumah sakit, menjalani transplantasi liver ganda (sekitar 10%), hingga kematian pada 5 orang anak.
Hal yang perlu Bunda ketahui, hepatitis BUKANLAH PENYAKIT UMUM pada anak. Namun, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) justru melaporkan, kasus ini dialami pada anak dengan kisaran usia antara 1 bulan hingga 16 tahun.
Itulah alasannya, kasus ini menjadi sangat mengkhawatirkan. Terutama karena para ahli masih belum memiliki gambaran yang jelas tentang apa yang menyebabkan kondisi ini.
Dijelaskan dalam laman Healthline, hepatitis adalah istilah yang digunakan untuk menggambarkan masalah kesehatan pada peradangan hati. Penyebabnya bisa karena penggunaan alkohol berat, paparan racun, obat-obatan tertentu, dan beberapa kondisi medis lainnya.
Virus juga bisa menjadi penyebab umum hepatitis. Virus hepatitis paling umum yang biasa kita dengar dinamakan dengan istilah medis: Hepatitis A, hepatitis B, dan hepatitis C.
Biasanya virus hepatitis ditularkan melalui darah atau cairan dari tubuh orang yang mengidap penyakit tersebut. Namun, pada banyak kasus baru hepatitis pediatrik ini, para ahli tidak dapat menemukan penyebab yang jelas dari kasus-kasus hepatitis atau adanya hubungan antara kasus-kasus tersebut.
Artikel terkait: Antisipasi Hepatitis Misterius Meluas, DKI Setop Sekolah Tatap Muka
Adenovirus, Kemungkinan Penyebab Wabah Hepatitis Akut
Hepatitis akut bisa berisiko kanker lever pada anak.
Pihak berwenang masih mencari penyebab dari kasus hepatitis, dan sejauh ini salah satu hubungan yang paling potensial adalah infeksi adenovirus. Pada banyak kasus hepatitis, dokter menemukan bahwa tes darah anak-anak menunjukkan adanya infeksi adenovirus.
“Penyelidikan masih berlangsung. Bagaimana penyebarannya, masih belum jelas. Di lokasi mana pun, tidak ada kontak antara anak-anak yang sakit,” kata Dr. William Schaffner, Profesor Kedokteran Pencegahan, Kebijakan Kesehatan, dan Profesor Divisi Penyakit Menular di Vanderbilt University Medical Center.
Dr. William mengatakan, satu-satunya hubungan umum yang potensial antara kasus-kasus sejauh ini tampaknya adalah infeksi adenovirus
Dalam telebriefing CDC, pihak berwenang mengatakan, mereka menemukan setengah dari 109 anak di AS yang menderita hepatitis juga positif adenovirus saat dites. Menurut WHO, adenovirus telah terdeteksi pada 74 kasus di seluruh dunia.
Adenovirus biasanya menyebabkan berbagai penyakit seperti demam, sakit tenggorokan, pilek, flu, dan gejala pernapasan lainnya. Virus ini juga yang dapat menyebabkan gastroenteritis atau mata merah muda.
“Adenovirus dapat ditularkan melalui udara atau melalui rute fekal-oral, yang sering kali merupakan cara penyebaran adenovirus gastrointestinal,” kata Dr. Adam Ratner, Direktur Penyakit Menular Pediatrik di NYU Langone Hassenfeld Children’s Hospital.
Hepatitis bukanlah akibat umum dari infeksi adenovirus, tetapi telah didokumentasikan pada anak-anak dengan sistem kekebalan yang terganggu.
Artikel terkait: Kabar Terbaru: Penyakit Hepatitis Akut Menyebabkan 7 Anak Meninggal
Gejala Hepatitis Akut pada Anak
Para ahli mengatakan, gejala awal hepatitis tidak jelas dan sering kali dikaitkan dengan masalah kesehatan lain. Di antaranya mual, muntah, demam, dan kehilangan nafsu makan.
Saat hepatitis sudah lebih berkembang lagi, akan timbul gejala lainnya yakni urine berwarna gelap dan tinja yang berwarna terang. Gejala yang lebih serius ditunjukkan seperti penyakit kuning, yaitu kulit dan bagian putih mata yang menguning.
“Seiring peradangan hati yang menjadi lebih menonjol, maka gejala yang didapatkan pasien juga menjadi lebih khas, seperti bagian putih mata dan kulit menjadi kuning,” kata dr. William. “Atau bisa juga disertai dengan tinja terang dan urine berwarna gelap. (Pada umumnya) gejala hepatitis tidak jelas sampai masalah ini menjadi lebih serius.”
Laman WHO juga menulis, banyak dari kasus ini yang melaporkan gejala gastrointestinal (termasuk sakit perut, diare dan muntah sebelum gejala hepatitis akut parah), peningkatan kadar enzim hati –aspartate transaminase (AST) atau alanine aminotransaminase (ALT) yang lebih besar dari 500 IU/L- dan penyakit kuning.
Sebagian besar kasus tidak menunjukkan demam, dan virus umum yang menyebabkan hepatitis virus akut (virus hepatitis A, B, C, D dan E) juga belum terdeteksi. Selain itu, perjalanan internasional atau hubungan ke negara lain berdasarkan informasi yang tersedia saat ini juga belum diidentifikasi sebagai faktor.
Akan tetapi, satu-satunya yang diketahui adalah adanya keberadaan adenovirus, di mana telah terdeteksi dalam setidaknya 74 kasus –18 di antaranya diidentifikasi sebagai tipe F-41. SARS-CoV-2 juga diidentifikasi dalam 20 kasus yang diuji, serta 19 terdeteksi dengan koinfeksi SARS-CoV-2.
Adenovirus adalah patogen umum yang biasanya menyebabkan infeksi self-limited. Virus ini menyebar dari orang ke orang dan paling sering menyebabkan penyakit pernapasan (tergantung pada jenisnya) dan dapat menyebabkan penyakit lain seperti gastroenteritis (radang lambung atau usus), konjungtivitis (mata merah muda), dan sistitis (infeksi kandung kemih).
Sejauh ini ada lebih dari 50 jenis adenovirus yang berbeda secara imunologis yang dapat menyebabkan infeksi pada manusia. Adenovirus tipe 41 biasanya muncul dengan gejala hepatitis akut seperti diare, muntah, dan demam, dan juga disertai dengan masalah pernapasan.
Apakah adenovirus bisa dikaitkan pada kerentanan tubuh anak di masa pendemi COVID-19 ini atau tidak, masih perlu diselidiki lebih lanjut lagi. Investigasi mengenai hal ini masih terus berlangsung di negara-negara, terutama di Negara-negara yang terjangkit. Investigasi mencakup riwayat klinis dan paparan yang lebih rinci, pengujian toksikologi (yaitu pengujian toksisitas lingkungan dan makanan), dan tes virologi/mikrobiologi tambahan.
Artikel terkait: Anak di Beberapa Negara Mendadak Terkena Hepatitis, Inilah Kemungkinan Penyebabnya
Orang Tua Tidak Perlu Khawatir, Begini Pencegahannya!
Kasus-kasus ini, meski mengkhawatirkan, masih jarang terjadi. Oleh karena itu, Bunda tidak perlu khawatir penyakit ini akan menyerang si kecil. Biarkan ia bersosialisasi sebagaimana mestinya baik di lingkungan rumah atau bersekolah.
Tetaplah menjaga asupan gizi anak dengan memberikannya nutrisi penting melalui makanan dan minuman, serta selalu menjaga kebersihan tangan. Meski pemerintah sudah membolehkan membuka masker saat berada di luar, tetap pakaikan masker pada anak, terutama jika Anda tidak merasa nyaman dengan kondisi udara di luar rumah.
Waspadai juga gejala seperti pilek dan flu yang tidak membaik pada anak. Segera periksakan ke dokter untuk mendapatkan diagnosis lengkap. Ceritakan kepada dokter anak Anda juga jika si kecil mengalami tanda-tanda lain seperti urine berwarna gelap, tinja berwarna terang, atau penyakit kuning.
Hal ini karena gejala hepatitis akut ini masih sulit dideteksi, maka sulit juga untuk mengatakan cara terbaik untuk mencegahnya. Namun para ahli percaya, oleh karena adenovirus menjadi pemicunya sementara ini, maka pencegahan pilek dan flu bisa menjadi strategi paling ampuh dalam membantu mencegah hepatitis akut pada anak. Jadi Bunda, jaga asupan nutrisi dan kebersihan tubuh buah hati Anda, ya. Salam sehat!
Baca juga:
Penyakit Hepatitis pada Anak: Penyebab, Gejala, Cara Mengatasi
Hepatitis pada ibu hamil dan risikonya terhadap janin, Bumil wajib tahu!
Hepatitis A dan Hepatitis B, mana yang lebih berbahaya?
Parenting bikin pusing? Yuk tanya langsung dan dapatkan jawabannya dari sesama Parents dan juga expert di app theAsianparent! Tersedia di iOS dan Android.