Parents, Anda perlu mewaspadai gejala DBD pada anak yang makin meningkat di 2024 ini. Terlebih, sekarang sedang musim mudik lebaran dan sering hujan, sehingga upaya pencehahan sangat perlu diperhatikan.
Baca juga: Bahaya Obat Nyamuk Bakar Setara 50 Batang Rokok
Apa Itu DBD pada Anak?
Demam Berdarah Dengue (DBD) adalah penyakit tropis yang disebabkan oleh virus yang dibawa oleh nyamuk. Virus ini dapat menyebabkan demam, sakit kepala, ruam, dan nyeri di seluruh tubuh.
Laman kesehatan WHO menulis virus DBD ditularkan oleh nyamuk betina dari spesies Aedes aegypti dan (pada tingkat lebih rendah) Aedes albopictus.
Nyamuk ini juga merupakan pembawa penyakit cikungunya, demam kuning, dan virus Zika.
Beberapa anak mengalami demam berdarah yang parah, berupa sejumlah komplikasi yang terkait dengan perdarahan hebat, kerusakan organ dan/atau kebocoran plasma.
Demam berdarah yang parah ini juga memiliki risiko kematian yang lebih tinggi jika tidak ditangani dengan tepat, Parents.
Penyebab DBD pada Anak
Seperti telah dijelaskan di atas, demam berdarah disebabkan oleh 4 virus serupa yang disebarkan oleh nyamuk genus Aedes, spesies Aedes aegypti, dan Aedes albopictus yang ada di daerah tropis dan subtropis di seluruh dunia.
Cara penularan demam berdarah bisa terjadi ketika nyamuk Aedes menggigit seseorang yang telah terinfeksi virus dengue. Setelah menggigit, nyamuk tersebut dapat menjadi pembawa virus.
Jika nyamuk ini menggigit orang lain, maka orang tersebut dapat terinfeksi virus dengue dan kemudian dapat sakit demam berdarah.
Perlu diingat, virus ini tidak dapat menyebar langsung dari orang ke orang, dikutip laman Kids Health. Jadi, hanya menular apabila nyamuk aedes yang sudah terkontaminasi virus menggigit.
Gejala DBD pada Anak
Gejala DBD pada anak umumnya ringan, terutama pada anak-anak yang lebih muda dan belum pernah terserang penyakit.
Anak-anak yang lebih tua, orang dewasa, dan mereka yang sebelumnya pernah mengalami infeksi bisa memiliki gejala sedang sampai berat.
Gejala DBD pada anak bisa dimulai 4 hari hingga 2 minggu setelah digigit oleh nyamuk yang terinfeksi, dan ini biasanya berlangsung selama 2 hingga 7 hari. Ciri-ciri dan gejala DBD pada anak meliputi:
- Demam tinggi, kurang lebih 40° C
- Nyeri di belakang mata
- Nyeri di persendian
- Merasa nyeri otot dan tulang
- Sakit kepala parah
- Ruam di sebagian besar tubuh
- Perdarahan ringan dari hidung atau gusi
- Mudah memar.
DBD juga biasa disebut “demam patah tulang”, karena meski tidak benar-benar patah tulang, tetapi kadang-kadang demamnya terasa seperti itu.
Artikel Terkait: 3 langkah ini mampu mencegah bayi digigit nyamuk, apa saja?
Fase DBD pada Anak
Demam berdarah akan meningkat gejalanya setelah masa inkubasi virus 5-7 hari.
Fase DBD ini terdiri dari fase demam, fase kritis, dan fase pemulihan. Berikut penjelasan selengkapnya sebagaimana dikutip laman kesehatan CDC.
1. Fase Demam (Febrile Phase)
Demam biasanya berlangsung 2-7 hari. Tanda dan gejala lain mungkin termasuk:
- Sakit kepala parah
- Sakit mata retro-orbital/bagian belakang mata
- Nyeri otot, sendi, dan tulang
- Ruam makula atau makulopapular
- Adanya perdarahan minor seperti mimisan atau gusi berdarah.
Tanda-tanda atau ciri demam berdarah yang parah terjadi pada fase demam akhir, ketika anak akan mengalami gejala sebagai berikut:
- Muntah terus-menerus
- Sakit perut yang parah
- Akumulasi cairan berlebih di dalam mulut
- Perdarahan mukosa
- Kesulitan bernapas
- Lesu/gelisah, hipotensi postural, pembesaran hati, dan peningkatan nilai hematokrit darah.
2. Fase Kritis DBD (Critical Phase)
Fase kritis demam berdarah dimulai saat demam berlangsung dan biasanya berlangsung 24-48 jam.
Sebagian besar anak secara klinis membaik selama fase ini, tetapi mereka yang mengalami kebocoran plasma, dalam beberapa jam, berkembang menjadi demam berdarah yang parah.
Pasien dengan kebocoran plasma berat dapat mengalami akumulasi cairan berlebih di paru-paru perut, atau bagian lain tubuh karena terjadi hemokonsentrasi darah (peningkatan nilai hematokrit darah).
Pasien mungkin tampak sehat meskipun ada tanda-tanda awal syok.
Namun, apabila terjadi hipotensi, tekanan darah menurun dengan cepat, lalu syok ireversibel, maka kematian dapat terjadi meskipun telah dilakukan resusitasi.
Pasien juga dapat mengalami perdarahan yang parah, termasuk muntah darah, tinja berdarah, terutama jika mereka mengalami syok yang berkepanjangan.
3. Fase Penyembuhan (Recovery Phase)
Setelah kebocoran plasma mereda, pasien memasuki fase pemulihan dan mulai terjadi penyerapan kembali cairan intravena (ekstravasasi).
Saat kondisi pasien membaik, status hemodinamik akan menjadi stabil.
Hematokrit pasien stabil atau mungkin turun karena efek pengenceran cairan yang direabsorbsi, jumlah sel darah putih mulai meningkat, diikuti dengan pemulihan jumlah trombosit.
Biasanya diikuti dengan munculnya ruam fase penyembuhan yang disertai gatal.
Temuan laboratorium dapat berupa leukopenia, tromboritopenia, hiponatremia, peningkatan fungsi hati, serta tingkat sedimentasi eritrosit normal, demikian sebagaimana dikutip laman kesehatan CDC.
Pertolongan Pertama Demam Berdarah pada Anak
Parents mungkin panik dan bertanya-tanya mengenai apa yang harus dilakukan jika anak terkena gejala DBD.
Apabila si kecil mengalami gejala DBD, jangan panik dan lakukan beberapa pertolongan pertama untuk mengatasi gejala DBD pada anak berikut ini:
- Pastikan si kecil tidak dehidrasi. Penuhi kebutuhan cairan si kecil 2-3 liter per hari atau tergantung kebutuhan berdasarkan berat badan anak. Bunda bisa menyusui bayi atau memberikan air putih, susu, atau larutan oralit pada anak.
- Berikan anak jambu biji merah yang bisa membantu meningkatkan trombosit dan mencegah dehidrasi. Buah-buahan lainnya juga bisa Parents berikan.
- Kompres tubuh anak terutama pada bagian kepala, ketiak, dan selangkangan.
- Pastikan anak istirahat total ketika merasakan gejala DBD.
- Berikan obat penurun panas ketika anak demam.
- Segera temui dokter untuk mendapat penanganan yang tepat. Parents juga harus menghubungi dokter jika anak Anda baru-baru ini berkunjung ke daerah yang terkena demam berdarah dan mengalami demam atau sakit kepala parah.
Diagnosis Demam Berdarah
Dalam membuat diagnosis, dokter akan memeriksa anak dan mengevaluasi gejalanya.
Dokter akan menanyakan tentang riwayat kesehatan anak dan perjalanan terakhir, serta mengirimkan sampel darah untuk pengujian, termasuk pemeriksaan serologi dengeu, demikian diterangkan laman Kids Health.
Perawatan dan Pengobatan Demam Berdarah Dengue
Tidak ada pengobatan khusus yang tersedia untuk demam berdarah. Kasus ringan ditangani dengan memberikan banyak cairan untuk mencegah dehidrasi, serta banyak istirahat.
Laman Kids Health menjelaskan, pereda nyeri dengan asetaminofen dapat meredakan sakit kepala dan nyeri akibat demam berdarah.
Pereda nyeri dengan aspirin atau ibuprofen harus dihindari, karena dapat membuat perdarahan lebih mungkin terjadi.
Sebagian besar kasus demam berdarah hilang dalam satu atau dua minggu dan tidak akan menyebabkan masalah yang berkepanjangan.
Jika seseorang memiliki gejala penyakit yang parah, atau jika gejalanya memburuk pada satu atau dua hari pertama setelah demam hilang, segera dapatkan perawatan medis. Ini bisa menjadi indikasi DBD, yang merupakan keadaan darurat medis.
Untuk mengobati kasus demam berdarah yang parah di rumah sakit, dokter akan memberikan cairan infus (IV) untuk menggantikan cairan yang hilang karena muntah atau diare.
Ketika dimulai sejak dini, ini biasanya cukup untuk mengobati penyakit secara efektif. Pada kasus yang lebih lanjut, dokter mungkin harus melakukan transfusi darah.
Dalam semua kasus infeksi dengue, upaya mengatasi harus segera dilakukan agar orang yang terinfeksi tidak digigit nyamuk. Ini akan membantu mencegah penyakit menyebar ke orang lain.
Cara Mencegah DBD
Cara mencegah DBD salah satunya dengan vaksinasi. Di Indonesia, vaksin demam berdarah yang telah tersedia adalah vaksin CYD-TDV dan TAK-003.
Vaksin demam berdarah direkomendasikan untuk anak-anak dan remaja berusia minimal 6 tahun.
Tetapi, vaksin saja tidak cukup. Mencegah gigitan nyamuk masih merupakan perlindungan yang sangat penting.
Maka itu, pastikan juga untuk melakukan pencegahan berikut ini:
- Mintalah anak-anak mengenakan kemeja lengan panjang, celana panjang, sepatu, dan kaus kaki ketika mereka pergi ke luar, dan menggunakan kelambu di atas tempat tidur mereka di malam hari.
- Gunakan obat nyamuk.
- Batasi jumlah waktu yang dihabiskan anak-anak di luar terutama pada siang hari, sekitar fajar dan senja. Di rentang waktu ini, nyamuk sedang aktif berkeliaran.
- Jangan berikan tempat nyamuk untuk berkembang biak. Nyamuk bertelur di air, jadi singkirkan genangan air di barang-barang seperti wadah dan ban bekas. Pastikan untuk mengganti air di tempat mandi burung, mangkuk hewan peliharaan, dan vas bunga setidaknya sekali dalam seminggu.
- Menerapkan 3M (Menguras, Menutup, Mendaur ulang).
Dengan mengambil tindakan pencegahan ini dan menjauhkan keluarga dari daerah dengan wabah demam berdarah, risiko demam berdarah dapat diantisipasi.
Artikel Terkait: Cara mengusir nyamuk paling aman untuk bayi
Pertanyaan Populer Terkait DBD pada Anak
Berapa Hari Fase Kritis DBD pada Anak?
Fase kritis demam berdarah pada anak bisa terjadi pada hari sakit ke 3-7 sejak si kecil mengalami demam. Biasanya, fase kritis berlangsung selama 24-48 jam.
Apa Tanda Anak Sembuh dari Demam Berdarah?
Tanda anak sembuh dari demam berdarah adalah gejala yang dirasakan si kecil berkurang dan semakin membaik. Nafsu makan biasanya meningkat dan jumlah trombositnya pun meningkat.
Apa Obat Alami DBD pada Anak?
Pemberian cairan yang cukup pada anak sesuai dengan berat badannya merupakan terapi yang paling efektif.
Obat alami yang bisa mempercepat meredakan gejala DBD pada anak di antaranya adalah:
- Jambu biji
- Beras merah
- Daun pepaya
- Patikan kebo atau gulma
- Daun sambiloto
- Buah dan sayur kaya vitamin C
Apakah DBD pada anak bisa sembuh sendiri?
Sebagian besar kasus demam berdarah hilang dalam 1 atau 2 minggu dan tidak akan menyebabkan masalah yang berkepanjangan.
Namun, bukan berarti penyakit ini bisa dianggap sepele, ya. Demam berdarah pada anak bisa sembuh apabila ditangani secara tepat dan cepat.
***
Artikel telah diupdate oleh: Kalamula Sachi
Baca juga:
Musim Hujan, Waspadai Serangan Wabah Chikungunya
7 Obat demam berdarah dari bahan alami ini bisa Bunda buat di rumah
Demam berdarah renggut nyawa 8 anak di Blitar, peringatan untuk Parents!
Parenting bikin pusing? Yuk tanya langsung dan dapatkan jawabannya dari sesama Parents dan juga expert di app theAsianparent! Tersedia di iOS dan Android.