Kerap Mengecoh, Begini Gejala dan Risiko Seseorang Mengalami Gangguan Bipolar

Kerap tak menunjukkan gejala berarti, seperti apa kriteria orang yang berisiko mengalami gangguan bipolar?

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

Parents, pernahkah Anda mendengar bipolar? Gangguan psikologi bipolar merupakan gangguan kejiwaan yang ditandai dengan perubahan atau gangguan mood ekstrem. Perubahan atau gangguan bisa berupa depresi (sedih yang berlebihan) dan manik (kegirangan yang berlebihan) yang terjadi bergantian.

Gangguan bipolar atau bipolar disorder ini berupa episode yang berlangsung selama beberapa hari hingga bulan. Di luar episode gangguan mood, penderitanya dalam keadaan normal. Sebanyak 50% orang dengan gangguan bipolar disarankan meminta bantuan profesional agar bisa mendapatkan diagnosis yang tepat.

Sebagai informasi, gangguan bipolar adalah kondisi seumur hidup yang episodenya tak bisa diprediksi. Dengan kata lain, hal ini memungkinkan seseorang kesulitan beraktivitas karena perubahan suasana hati.

Artikel terkait: Waspada! Ini 4 jenis gangguan bipolar yang bisa menyerang anak

Gejala Gangguan Psikologi Bipolar

Sebelum mengetahui gejala, penting bagi Anda mengetahui terdapat beberapa jenis gangguan bipolar, yakni sebagai berikut.

  • Gangguan bipolar I, yaitu ketika penderita memiliki satu periode selama 7 hari sehingga perlu dirawat di rumah sakit. Fase ini biasanya diawali atau nantinya diikuti episode manik atau depresi berat selama 2 minggu, yang mana terkadang episodenya bercampur.
  • Gangguan bipolar II. Gangguan terjadi pada seseorang dengan satu episode depresi utama diikuti dengan hipomania.
  • Gangguan cyclothymic yang menandakan seseorang mengalami kedua periode, biasanya dialami selama 2 tahun untuk orang dewasa dan 1 tahun untuk anak atau remaja.
  • Gangguan bipolar lain didefinisikan sebagai gangguan di luar kategori sebelumnya. Biasanya gangguan yang satu ini berkaitan erat dengan penyebab spesifik, misalnya mengonsumsi narkotika atau minuman beralkohol atau kondisi medis tertentu.

Secara umum gangguan bipolar memiliki gejala yang hampir mirip, baik itu episode manik maupun depresi.

Gejala Episode Manik

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan
  • Merasa punya energi berlebih hingga memulai banyak aktivitas
  • Rasa percaya diri yang berlebihan 
  • Nyaris tak membutuhkan tidur
  • Punya khayalan yang tak biasa
  • Punya banyak pemikiran atau ide-ide
  • Mudah teralihkan
  • Bicara terlalu cepat dan banyak topik
  • Mudah tersinggung

Artikel terkait: Mengenal Delirium, Gejala Baru Pasien COVID-19 yang Patut Diwaspadai!

Gejala Episode Depresi

  • Suasana hati yang buruk
  • Mudah merasa tertekan, sedih, hampa, dan putus asa
  • Kehilangan minat atau kesenangan pada sesuatu atau banyak hal
  • Penurunan berat badan secara signifikan
  • Makan terlalu banyak atau terlalu sedikit
  • Tidur terlalu banyak atau terlalu sedikit
  • Gelisah
  • Mudah lelah dan kehilangan energi sehingga malas beraktivitas
  • Merasa tidak berharga atau bersalah berlebihan
  • Sulit berkonsentrasi atau berpikir tenang
  • Sering lupa terhadap banyak hal

Penyebab Bipolar

Sayangnya, belum ada penyebab pasti dari gangguan satu ini. Namun, terdapat beberapa faktor sehingga memungkinkan seseorang mengalami kondisi seperti ini. Mengutip National Institute of Mental Health (NIMH), berikut faktor yang membuat seseorang berisiko tinggi:

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan
  • Struktur dan fungsi otak. Penelitian menunjukkan struktur otak penderita gangguan bipolar biasanya berbeda dengan orang normal dan ada gangguan pada sirkuit otak.
  • Genetik, orang dengan gen tertentu lebih mungkin mengalami gangguan bipolar.
  • Riwayat keluarga. Penelitian yang dilakukan di John Hopkins University menemukan, gangguan bipolar II lebih rentan mengenai seseorang bila anggota keluarganya mengalami hal serupa.
  • Lingkungan dan gaya hidup. Gaya hidup turut memengaruhi seseorang mengalami bipolar, sebagai contoh anak yang dikelilingi lingkungan dengan tingkat stres yang tinggi akan lebih rentan.

Cara Mendiagnosis Gangguan Bipolar

Seperti telah dijelaskan sebelumnya, sulit untuk mengetahui apakah seseorang mengidap bipolar. Namun, biasanya dokter akan melakukan serangkaian tes untuk memastikan antara lain:

  • Pemeriksaan fisik. Sejumlah tes fisik dan laboratorium dilakukan untuk mengidentifikasi masalah medis yang menyebabkan gejala Anda.
  • Penilaian psikiatri. Dokter akan menunjuk psikiater yang akan berbicara tentang pikiran, perasaan, hingga pola perilaku Anda. Pada tes ini, Anda akan diminta mengisi kuesioner psikologi dan penilaian diri secara keseluruhan. Dokter akan meminta penilaian keluarga dan sahabat untuk informasi tambahan.
  • Diagram suasana hati. Anda mungkin diminta untuk menulis catatan harian tentang suasana hati, pola tidur, atau faktor lain yang membantu diagnosis Anda.
  • Membandingkan gejala. Psikiater akan membandingkan gejala Anda dengan kriteria gangguan bipolar yang sudah ada.

Artikel terkait: Waspada Penyakit Serangan Jantung, Ini Penyebab, Gejala, dan Pencegahan

Perawatan Bipolar

Kendati sulit diprediksi, diperlukan penanganan dan perawatan yang tepat agar bisa meminimalkan tingkat keparahannya. Biasanya, pengobatan merupakan kombinasi terapi dan obat tertentu.

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

  • Perawatan dengan obat. Dokter akan meresepkan beberapa obat untuk mengatasi depresi, manik, maupun hipomanik sesuai diagnosis Anda. Obat biasanya diharuskan diminum dalam jangka panjang, sekurangnya 6 bulan. Pasien dianjurkan untuk mengikuti instruksi dokter mengenai tata cara mengonsumsi obat.
  • Rawat inap. Dalam beberapa kasus, tak menutup kemungkinan pasien dianjurkan menginap. Terlebih bila pasien menunjukkan perilaku yang membahayakan dirinya, misalnya mencoba bunuh diri atau berkhayal terlalu jauh. Jika perlu, perawatan psikiatri dari rumah sakit dikerahkan untuk pasien tetap tenang dan suasana hati lebih stabil.
  • Psikoterapi. Langkah untuk mengontrol gejala gangguan bipolar akan dilakukan dengan cara konseling, pendidikan, dan dukungan orang-orang terdekat.
  • Terapi perilaku kognitif (CBT), terapi ini berfokus pada diri sendiri dan keluarga. Tujuannya untuk mencegah gejala kembali kambuh di waktu mendatang.
  • Terapi elektroconvulsive (ECT), yaitu terapi yang menggunakan anestesi dan sedikit kejut listrik. Terapi ini baru akan digunakan jika bentuk terapi lain dinilai kurang efektif untuk merawat pasien.
  • Obat tidur. Penggunaan obat tidur diperlukan karena umumnya orang dengan gangguan bipolar sulit tidur.
  • Mengubah gaya hidup. Menerapkan pola hidup sehat dinilai akan membantu mengontrol gejala gangguan psikologi bipolar. Lakukanlah rutinitas sehat seperti diet sehat, tidur dan makan lebih teratur, rutin olahraga, lebih piawai mengatur level stres, juga mencari hobi menyenangkan dapat menjaga stabilitas suasana hati.

Parents, semoga informasi seputar gangguan psikologi bipolar ini bermanfaat.

Artikel telah ditinjau oleh:
dr.Gita Permatasari, MD
Dokter Umum dan Konsultan Laktasi

Baca juga:

id.theasianparent.com/gangguan-kepribadian-paranoid

id.theasianparent.com/pistanthrophobia

id.theasianparent.com/penyakit-usia-lanjut

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan