Pernah mendengar istilah frozen shoulder? Kondisi ini memiliki ciri nyeri dan kekakuan pada bahu. Lama kelamaan, bahu menjadi sulit digerakkan.
Frozen shoulder merupakan kondisi yang menyebabkan nyeri dan keterbatasan gerak pada bahu. Terbatasnya gerak dirasakan secara aktif maupun pasif, dalam arti pergerakan terbatas pada sendi bahu baik saat Anda mencoba menggerakkannya sendiri maupun ketika digerakkan oleh orang lain.
Kondisi yang disebut juga sebagai adhesive capsulitis atau periartrititis ini banyak ditemukan pada individu berusia 40-60 tahun. Kejadiannya lebih banyak dialami oleh perempuan ketimbang pria.
Biasanya, frozen shoulder hanya mengenai salah satu sisi bahu dan bisa membaik dengan sendirinya. Akan tetapi, kondisi sakit dapat berlangsung hingga 2-3 tahun atau bahkan lebih lama.
Artikel Terkait: Anak Sering Mengeluh Nyeri Otot, Waspadai Penyakit Fibromyalgia
Gejala Frozen Shoulder
Agar lebih memahami gejala frozen shoulder, perlu diketahui dulu bagaimana anatomi bahu.
Bahu adalah sendi yang berupa bola dan socket-nya. Sendi ini dibentuk oleh tiga tulang, yakni tulang lengan atas (humerus), tulang belikat (skapula), dan tulang selangka (klavikula).
Bagian ‘bola’ pada sendi bahu adalah kepala dari tulang lengan atas, sedangkan socket-nya adalah bagian dari tulang belikat. Sendi ini juga dikelilingi oleh jaringan ikat yang kuat, yang disebut kapsula bahu. Di dalam kapsula dan sendi bahu ini terdapat cairan sinovial yang berperan sebagai pelumas agar bahu dapat bergerak dengan lancar.
Pada frozen shoulder, kapsula bahu menebal, menjadi kaku, kencang, dan lengket (adhesi). Jumlah cairan sinovial pun menjadi lebih sedikit. Akibatnya, bahu sulit digerakkan, dan seperti ‘macet’ karena gaya geseknya besar. Alhasil, timbullah rasa nyeri yang hebat.
Nyeri akibat frozen shoulder biasanya bersifat tumpul (seperti dipukul-pukul) dan terasa di daerah bahu luar hingga lengan atas. Intensitas nyeri terasa lebih berat di awal kemunculan penyakit dan saat lengan digerakkan.
Gerakan yang paling sulit dan nyeri adalah saat memutar lengan atau bahu ke arah luar, yakni menjauh dari tubuh. Ketika mencapai batas jangkauan gerak bahu, yang dirasakan tidak hanya nyeri tetapi juga sensasi seperti lengan ‘macet’ atau terjebak di posisinya.
Gejala frozen shoulder itu sendiri berkembang melalui tiga tahap:
- Fase 1 – freezing. Pada fase ini, intensitas nyeri bertambah secara perlahan. Nyeri bersifat difus (menyeluruh) dan ‘melumpuhkan’, serta lebih berat di malam hari. Bahu menjadi semakin kaku. Fase ini berlangsung selama 2-9 bulan.
- Fase 2 – frozen. Di tahap ini, yang dapat berlangsung selama 4-12 bulan, aktivitas sehari-hari menjadi sangat sulit. Bahu terasa sangat kaku dan pergerakan terbatas, namun nyeri perlahan berkurang.
- Fase 3 – thawing (pemulihan). Fase ini berlangsung selama 5-24 bulan. Di fase ini, rentang gerak perlahan-lahan kembali. Pemulihan yang sepenuhnya memakan waktu hingga 3 tahun.
Nyeri dan kekakuan sendi bahu akibat frozen shoulder dapat mengganggu kemampuan individu untuk melakukan aktivitas sehari-hari seperti mandi atau memakai baju. Individu juga menjadi sulit untuk menggapai benda-benda yang posisinya di atas kepala atau, di seberang dada. Individu umumnya juga sulit untuk menggaruk punggung atau memakai jaket.
Penyebab Frozen Shoulder
Artikel Terkait: Mengenal 3 Jenis Otot pada Manusia Beserta Ragam Fungsinya
Frozen shoulder sering terjadi akibat cedera pada bahu, seperti robekan otot rotator cuff, patah tulang bahu, atau pembedahan pada bahu. Kondisi ini juga bisa pascaoperasi jantung atau otak. Akan tetapi, sebagian kasus frozen shoulder terjadi tanpa diawali oleh cedera dan cenderung mengenai individu dengan penyakit tertentu, seperti:
- Individu dengan diabetes. Faktanya, 10-20 persen individu dengan diabetes mengalami frozen shoulder.
- Individu dengan kelainan tiroid.
- Individu yang tidak dapat bergerak (imobilisasi) dalam waktu lama.
- Individu dengan riwayat stroke.
- Individu dengan penyakit Parkinson.
- Individu yang mengonsumsi oabt antiretroviral (ART) untuk mengatasi infeksi HIV.
Hingga kini, belum diketahui apa persisnya yang menyebabkan frozen shoulder. Akan tetapi, kondisi ini diperkirakan muncul ketika sendi mengalami peradangan dan terbentuk jaringan parut. Ketika ini terjadi, jaringan di dalam sendi akan menyusut dan mengeras, sehingga bahu lebih sulit bergerak.
Diagnosis
Pada sebagian besar kasus, dokter dapat mengonfirmasi diagnosis frozen shoulder melalui pemeriksaan fisik. Dokter akan memeriksa gerakan apa yang memicu gejala dan seberapa terbatas rentang gerak bahu secara aktif maupun pasif. Pemeriksaan penunjang yang mungkin diperlukan, antara lain:
- Foto rontgen bahu. Pemeriksaan ini ditujukan untuk melihat kedudukan tulang-tulang bahu.
- MRI scan da ultrasonografi. Pemeriksaan ini dapat melihat kondisi jaringan pendukung di sekitar tulang dan mengidentifikasi masalah lain pada bahu, seperti robekan otot rotator cuff.
- Tes injeksi, untuk menentukan apakah yang dialami betul frozen shoulder atau yang lainnya. Pada tes ini, individu disuntikkan zat anestesi. Pada individu dengan frozen shoulder, tes ini tidak akan memperbaiki rentang geraknya. Sebaliknya, pada masalah bahu lainnya, rentang gerak akan membaik.
Cara Mengobati Frozen Shoulder
Kondisi frozen shoulder umumnya akan membaik dengan sendirinya tanpa pengobatan. Namun demikian, ada kasus-kasus di mana individu tidak akan pernah mencapai rentang gerak penuh yang dimiliki sebelumnya. Paling sering, pada individu yang memiliki diabetes.
Tujuan pengobatan adalah mengendalikan nyeri serta mengembalikan rentang gerak dan kekuatan otot melalui fisioterapi. Berikut adalah pengobatan yang biasa dilakukan pada frozen shoulder:
- Mengonsumi obat antiinflamasi nonsteroid, seperti ibuprofen untuk mengurangi nyeri dan peradangan.
- Injeksi steroid seperti kortison langsung pada sendi bahu. Obat ini merupakan antiinflamasi (antiradang) yang sangat kuat.
- Hidrodilatasi. Pengobatan ini disarankan bila gejala tidak membaik dengan obat-obatan. Pada prosedur ini, sejumlah cairan steril disuntikkan ke dalam sendi bahu untuk melebarkan dan meregangkan kapsula sendi bahu.
- Fisioterapi. Beberapa latihan yang spesifik dapat membantu mengembalikan rentang gerak. Terapi mencakup latihan peregangan atau gerakan pada bahu. Kompres hangat sebelum latihan dapat dilakukan untuk mengendurkan jaringan-jaringan pada bahu. Berikut adalah beberapa latihan yang dianjurkan.
- Rotasi eksternal (peregangan pasif). Berdirilah di ambang pintu dan tekuk siku lengan yang nyeri hingga 90 derajat untuk mencapai kusen pintu. Pertahankan tangan Anda di tempatnya dan putar tubuh. Tahan selama 30 detik. Relaksasi dan ulangi.
- Fleksi ke depan (posisi telentang). Berbaringlah telentang dengan kaki lurus. Gunakan lengan yang sehat untuk mengangkat lengan yang sakit ke atas sampai Anda merasakan regangan ringan. Tahan selama 15 detik dan turunkan perlahan ke posisi awal. Relaksasi dan ulangi.
- Peregangan dengan menyilangkan tangan. Tarik perlahan satu lengan tepat di bawah dagu sejauh mungkin tanpa menimbulkan nyeri. Tahan selama 30 detik. Relaksasi dan ulangi.
Cara terakhir untuk mengatasi frozen shoulder adalah melalui operasi untuk ‘melepaskan’ sendi bahu. Cara ini digunakan bila gejala tidak membaik dengan fisioterapi dan metode lainnya. Para ahli menyarankan untuk menunggu paling sedikit selama satu tahun sebelum mempertimbangkan operasi. Meski dapat membantu sebagian kasus, operasi juga mengandung risikonya tersendiri.
Selanjutnya, fisioterapi pascaoperasi wajib dilakukan untuk mempertahankan rentang gerak yang dapat dicapai melalui operasi. Waktu pemulihan pascaoperasi bervariasi, antara 6 minggu hingga 3 bulan.
Artikel Terkait: Nyeri Leher Bikin Nggak Nyaman? Segera Atasi dengan Cara Ini, Parents!
Pencegahan Frozen Shoulder
Meski jarang, frozen shoulder bisa kambuh, khususnya bila terdapat faktor yang meningkatkan risiko seperti diabetes. Oleh sebab itu, kondisi diabetes harus terkendali untuk mengurangi risiko kekambuhan.
Selain itu, imobilitas (tidak bergerak) selama pemulihan pascacedera bahu, patah tulang, atau stroke juga dapat menyebabkan frozen shoulder. Oleh sebab itu, bila terdapat cedera yang membuat bahu sulit digerakkan, segera diskusikan dengan dokter latihan-latihan apa yang dapat membantu mempertahankan rentang gerak sendi bahu Anda.
Baca Juga:
7 Makanan yang Perlu Dihindari Penderita Hipertensi, Cek!
Mitos atau Fakta: Kelenjar Getah Bening Membengkak karena Makanan?
8 Penyebab Telapak Tangan Kiri Terasa Gatal, Anda Mengalami?
Parenting bikin pusing? Yuk tanya langsung dan dapatkan jawabannya dari sesama Parents dan juga expert di app theAsianparent! Tersedia di iOS dan Android.