Hati-Hati Kondisi FOMO pada Remaja, Dapat Mengganggu Kesehatan Psikologis

Akhir-akhir ini fenomena FOMO pada remaja kerap mengkhawatirkan para orangtua.

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

Parents, pernah melihat anak iri hingga stres ketika melihat teman atau anggota keluarga mengikuti trend terkini? Bisa saja ia mengalami FOMO atau Fear of Missing out alias "takut ketinggalan". Kali ini, kami akan membahas tentang FOMO pada remaja yang memang sangat dekat dan rentan terjadi. 

FOMO merupakan fenomena yang semakin nyata dan umum di mana dapat menyebabkan stres yang signifikan pada anak. Hal tersebut dapat memengaruhi berbagai kalangan usia, tetapi remaja adalah paling rentan terhadap fenomena ini.

Kali ini, theAsianarent akan membahas apa itu FOMO, penyebabnya pada usia remaja, ciri-ciri, dan cara mengatasinya. Simak, yuk, Parents!

FOMO pada Remaja, Apa Penyebab dan Bagaimana Cirinya?

FOMO adalah kependekan dari Fear of Missing Out, atau dalam Bahasa Indonesia berarti ‘takut ketinggalan’. Istilah tersebut pertama kali dikemukakan oleh seorang ilmuwan asal Inggris bernama Dr. Andrew K. Przybylski, dan istilah ini pun sudah tercantum dalam Oxford English Dictionary sejak tahun 2013.

Mungkin Parents baru mendengarnya, memang sedikit aneh, tetapi pada kenyataannya istilah ini benar-benar ada dan dialami sebagian masyarakat di dunia atau bahkan anak-anak Anda. Lalu apa penyebab utama dari FOMO?

Penyebab FOMO pada Remaja

Melihat kembali definisi dari FOMO sebuah perasaan cemas dan takut yang timbul di dalam diri seseorang akibat ketinggalan sesuatu yang baru, seperti berita, tren, dan hal lainnya. Biasanya hal ini memang sangat dekat dengan dunia remaja dan penyebab utama fomo pada usia tersebut adalah:

1. Penggunaan Media Sosial Berlebihan

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

Disadari atau tidak, dengan mudahnya hampir seluruh media sosial  menampilkan jutaan rutinitas kehidupan manusia di dunia dan tentu Anda menikmatinya. Begitu pun dengan anak Anda karena sudah mengenal media sosial. Hal tersebut yang dapat menimbulkan perasaan cemas di alam bawah sadarnya.

Ketika mereka melihat berbagai hal terkini, nantinya akan menimbulkan pertanyaan, “Aku ingin seperti mereka” atau “Wah, hidup mereka menyenangkan sekali, aku harus seperti mereka” akan tertanam di dalam pikiran mereka. Ini sangat berbahaya apalagi jika dorongan tersebut tidak dilandasi dengan logika dan usaha yang masuk akal, maka apa pun akan anak Anda lakukan untuk menjadi atau mendapatkan apa yang dilihatnya.

Mengulas penelitian yang dilakukan di Amerika membuktikan ada sebanyak 24% remaja yang menghabiskan waktu di depan smartphone selama 8-10 jam setiap harinya. Mengutip dari Sciensdaily.com, manusia di dunia ini memiliki kecenderungan mengukur standar hidup mereka berdasarkan unggahan media sosial milik artis ternama dan juga selebgram atau influencer.

2. Memiliki Hubungan Sosial yang Kurang Baik

Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh mahasiswa Universitas Mulawarwan, Samarinda, Kalimantan Timur, seseorang mengalami rasa takut kehilangan momen dapat terjadi karena tidak memiliki hubungan atau kedekatan yang baik di lingkungannya. Hal yang dimaksud adalah sahabat dekat yang bisa mendengarkan cerita dan selalu ada waktu di saat mereka membutuhkannya.

Mungkin mereka memiliki teman tetapi hanya sekadarnya, yang ketika bersama temannya sibuk juga dengan dunianya. Itulah menjadi penyebab utama para anak remaja mencari pengalihan dengan berselancar di media sosial untuk menemukan apa yang dicarinya.

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

3. Memiliki Rasa Keberhargaan Diri yang Rendah

Masih berdasarkan penelitian yang dilakukan para mahasiswa Universitas Mulawarman, bahkan seseorang yang memiliki self esteem rendah akan rentan terkena fenomena FOMO. Ketika mereka melihat kebahagian yang dimiliki orang lain, maka ada rasa cemas yang timbul di alam bawah sadarnya dan membandingkan dengan kehidupan mereka yang sebenarnya. Hal tersebut sangat berbahaya terhadap perkembangan emosi dan juga harga dirinya.

Artikel terkait: Hasil Penelitian : Remaja Masa Kini Lebih Baik Dari Remaja Masa Lalu

Ciri-ciri Fomo Pada Remaja

Parents, sebagai orangtua harus lebih waspada lagi dalam membersamai anak-anak. Apalagi jika Parents memiliki anak usia remaja. Mendidik mereka memang memiliki banyak tantangan dan harus selalu update ilmu agar tak salah dalam mendidik.

Terkait juga dengan fenomena FOMO ini, ternyata sudah masuk dalam gangguan kesehatan mental, lho. Untuk itu, agar Parents yakin bahwa anak-anak tidak terkena FOMO, simak ciri-ciri berikut ini, ya!

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

1. Tidak Bisa Lepas dari Layar Ponsel

Ponsel sudah menjadi hal yang tak terpisahkan lagi untuk saat ini, apalagi bagi para generasi milenial yang sudah sangat melek teknologi. Bagi anak remaja yang mengalami FOMO akan selalu merasa khawatir berlebihan ketika tidak menggenggam smartphone meskipun dalam waktu sedetik.

Mereka seolah sudah melewatkan banyak berita terbaru. Lebih parahnya, mereka sampai tidak mampu mengatur waktu bermain ponsel karena perasaan cemas akan kehilangan informasi.

2. Lebih Peduli dengan Kehidupan di Media Sosial

Gejala untuk eksis di dunia maya menjadi salah satu concern munculnya ciri dari FOMO. Seperti yang sudah Parents tahu bahwa sosial media sangat berpengaruh karena selalu menampilkan sisi terbaik dari para penggunanya dan dianggap sempurna oleh orang yang melihatnya.

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

Inilah, yang perlu di waspadai, ketika anak Parents sudah tidak peduli dengan kehidupan di dunia nyata dan memiliki keinginan untuk diakui bahkan sama seperti para influencer di dunia maya.

Artikel terkait: Waspada Kepribadian Ganda pada Remaja, Kenali Penyebab dan Gejalanya!

3. Terobsesi dengan Kehidupan Orang lain 

Jika anak Parents sudah menunjukkan terobsesi ingin seperti orang lain yang dilihatnya, baik di dunia nyata maupun maya, sudah pastikan ia terkena FOMO. Akibat dari rasa obsesi, mereka akan selalu mencari tahu, perlahan-lahan hal itu akan menimbulkan perasaan iri, dengki, dan kecemburuan sosial dari dalam dirinya. Bagi seseorang yang mengalami FOMO akan cenderung sering berpikir “Apakah orang lain lebih bahagia daripada aku?

Dampak Jika Remaja Terkena FOMO

Tak hanya berdampak pada kehidupan sosial, ketakutan akan kehilangan momen ini membawa dampak bagi kesehatan juga finansial. Berikut ulasannya agar menjadi kewaspadaan untuk Parents.

  • Kesehatan

Gangguan dari Fear of Missing Out ini tak main-main, lho, Parents. Selain mengganggu kesehatan psikologis ternyata berdampak juga pada kesehatan fisik.

Kecemasan yang ditimbulkan ketika mengalami FOMO ini memacu berbagai penyakit fisik pada tubuh. Misal saja kekebalan tubuh menurun sehingga mudah terkena virus dan infeksi, bahkan jika kecemasan ini berlangsung lama menimbulkan penyakit jantung yang mematikan. Jadi pastikan anak Parents terhindar dari fenomena ini, ya

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan
  • Hubungan Sosial

Dampak selanjutnya yang ditimbulkan adalah terganggunya hubungan sosial baik dengan teman di dunia maya maupun dalam kehidupan nyata. Diakibatkan dari perilaku Anda yang menyakitkan orang lain.

Artikel terkait: Mengenal Nomophobia, Kondisi Kecanduan Handphone yang Kerap Dialami Remaja

  • Keadaan Finansial

Anak cenderung akan melakukan berbagai cara agar bisa mengikuti trend kekinian dan itu akan berdampak pada keadaan finansial. Mereka melakukan itu karena takut dianggap kudet alias kurang update.

Misal saja, mereka ingin dan memaksa Parents untuk membelikan gadget model terbaru. Padahal itu bukanlah kebutuhan yang mendesak, hanya ingin diakui oleh lingkungan sekitar.

Parents, itulah fenomena FOMO pada remaja yang sedang marak saat ini. Semoga ulasan dalam artikel ini bermanfaat, ya, agar anak Parents terhindar dari kondisi tersebut.

Baca juga:

id.theasianparent.com/garam-himalaya-untuk-bayi

id.theasianparent.com/agar-anak-tidak-panik-saat-bencana-alam

id.theasianparent.com/10-pelajaran-hidup-bermain-bersama-anak