Parents, pernahkah mendengar kondisi nomophobia? Mengutip dari laman SehatQ, nomophobia (no-mobile-phone phobia) adalah ketakutan yang muncul saat lupa membawa maupun tidak menggunakan smartphone atau handphone.
Pada zaman modern seperti sekarang, handphone memang menjadi sebuah kebutuhan, apalagi saat ini banyak kegiatan yang dilakukan secara online. Efeknya, handphone menjadi barang yang wajib ada di genggaman.
Lantaran hampir setiap hari kita menggunakan handphone, termasuk anak-anak, maka Parents harus waspada terhadap kondisi monophobia ini. Sebagai orangtua, Parents perlu memperhatikan apakah penggunaan gadget pada anak-anak masih terbilang wajar atau sudah berlebihan.
Pasalnya, jika penggunaannya sudah tidak wajar, dikhawatirkan buah hati Parents mengalami nomophobia. Nomophobia memang belum dianggap sebagai kondisi gangguan kesehatan mental, tetapi beberapa ahli setuju jika kondisi tersebut dapat memunculkan kekhawatiran yang mengarah ke sana.
Gejala Umum Nomophobia Adalah Penderita Mengalami Kecemasan
Gejala yang dialami penderita nomophobia adalah gejala fobia pada umumnya. Biasanya gejala fobia yang dikenal adalah kecemasan.
Pada seseorang yang mengalami fobia akan muncul rasa rakut yang parah ketika memikirkan atau menghadapi ketakutan tersebut. Selain gejala psikologis tersebut, akan ada gejala emosional dan fisik yang akan dirasakan.
Adapun gejala fisik yang akan dialami:
- Berkeringat
- Dada terasa sesak
- Tubuh gemetar
- Sakit kepala
- Peningkatan detak jantung
- Sulit bernapas dengan normal
Sedangkan gejala emosional yang biasa dialami:
- Timbul perasaan khawatir, panik, dan takut ketika lupa membawa atau tidak bisa memakai handphone
- Stres ketika bisa mengecek ponsel dalam waktu tertentu
- Gelisah saat tidak memegang atau tidak bisa menggunakan handphone untuk sementara waktu
- Stres dan takut ketika jaringan data atau sambungan wifi tidak bisa digunakan
- Melewatkan aktivitas yang telah direncanakan karena terlalu banyak menghabiskan waktu bermain handphone
Faktor Penyebab Nomophobia
Penyebab pasti nomophobia sebenarnya masih belum ditemukan. Namun, terdapat beragam faktor yang dapat memicu kondisi ini, di antaranya:
1. Remaja Akrab dengan Teknologi
National on Drug Abuse (NIDA) berpendapat, kecemasan berpisah dengan gawai ini cenderung terjadi pada remaja dan generasi milenial. Hal itu terjadi, karena mereka lahir dan bertumbuh di era teknologi digital. Oleh karena itu, mereka tidak bisa lepas dari gawai.
2. Sering Menghabiskan Waktu untuk Bermain Gadget
Handphone memang banyak memberikan manfaat positif, tetapi di sisi lain dapat menyebabkan ketergantungan bahkan memicu stres.
3. Handphone sebagai Penunjang Aktivitas
Penggunaan gawai sebagai penunjang aktivitas sebenarnya sah-sah saja. Apalagi saat ini kegiatan semua serba online bahkan sekolah dan bekerja pun dilakukan online. Kondisi tersebut membuat handphone menjadi kebutuhan hidup.
Cara Mengatasi Anak Terkena Nomophobia
Keakraban dengan teknolgi digital telah membuat handphone tidak bisa lagi terpisahkan dalam kehidupan sehari-hari. Begitu pula terhadap anak-anak, mereka sudah akrab dengan smartphone yang semakin canggih itu.
Akan tetapi, bagaimana jika anak-anak sudah terlanjur terkena nomophobia? Parents bisa lakukan beberapa cara berikut bisa untuk mengatasinya.
1. Membuat Aturan Penggunaan Gadget
Parents bisa membuat aturan dan kesepakatan bersama anak-anak tentang penggunaan gawai. Misalnya saja tidak bermain ponsel di tempat tidur atau tidak menaruh handphone di kamar tidur.
Parents juga bisa membuat aturan untuk waktu penggunaan gadget, misal dalam sehari hanya boleh menggunakan smartphone selama 5 jam, sedangkan weekend bisa 7 jam. Atau menyesuaikan kondisi masing-masing.
2. Jalankan Aturan yang Sudah Dibuat
Selama aturan sudah dibuat, Parents harus konsisten menjalankannya dan juga memberikan contoh dengan menjalankan aturan yang sudah dibuat.
3. Detoksifikasi Digital
Detofikasi digital ini dilakukan ketika anak-anak tidak menjalankan aturan yang Parents buat secara disiplin. Misal saja ia masih menggunakan handphone secara sembunyi di luar jam penggunaan yang sudah ditentukan.
Untuk detoksifikasi digital, Parents bisa memutus jaringan internet atau menyita gadget mereka sebagai konsekuensi yang harus diterima.
Nah, Parents itulah penjelasan mengenai nomophobia yang adalah kondisi kecanduan gawai, lebih tepatnya handphone. Semoga bermanfaat, ya, Parents!
Sumber: SehatQ dan kidsinthehouse
Baca juga:
5 cara lebih dekat dengan anak di media sosial yang bisa Parents tiru
Anak ditinggal sendirian di rumah, ini persiapan yang harus dilakukan!
Kondisi Depresi pada Remaja: Penyebab, Gejala, dan Tips Mengatasinya
Parenting bikin pusing? Yuk tanya langsung dan dapatkan jawabannya dari sesama Parents dan juga expert di app theAsianparent! Tersedia di iOS dan Android.