Kondisi fisik bayi memang masih rentan dan terlihat seakan terkulai. Kondisi tersebut sebenarnya wajar, tetapi hati-hati jika buah hati Bunda terasa sangat lemas. Pasalnya, bisa jadi ia mengidap sindrom floppy baby.
Mungkin Bunda masih bingung atau bahkan baru mendengar tentang floppy baby. Floppy baby atau yang disebut dengan hipotonia adalah kondisi tonus otot yang rendah, biasanya terdeteksi saat lahir atau selama masa bayi.
Otot normal mampu berkontraksi dan membantu anggota tubuh untuk bergerak. Bayi yang menderita sindrom floppy baby tidak mampu untuk menggerakkan anggota tubuhnya karena ototnya yang lemas seperti boneka kain. Itu sebabnya disebut sindrom floppy baby.
Gejala Sindrom Floppy Baby atau Hipotonia
Meskipun baru lahir, bayi yang sehat mampu menggerakkan anggota tubuhnya. Bayi yang menderita sindrom hipotonia tidak mampu menggerakkan lengan atau kakinya. Sehingga, bayi akan kesulitan untuk mengikuti tahapan motorik bayi penting seperti mengangkat kepala atau bahkan tengkurap.
Selain itu, bayi yang menderita sindrom hipotonia ini juga akan menunjukkan gejala seperti berikut.
1. Tidak Mampu Menggerakkan Kepala
Bayi yang menderita sindrom floppy baby akan kesulitan untuk menggerakkan kepalanya. Biasanya bayi bahkan tidak mampu menoleh atau menopang kepalanya meskipun sudah cukup usia.
2. Kesulitan Menghisap atau Menelan
Bayi akan kesulitan untuk menghisap atau menelan karena otot di sekitar rahang dan mulutnya yang tidak berfungsi optimal.
3. Terlambat dalam Perkembangan Motorik
Bayi yang menderita sindrom ini juga akan mengalami keterlambatan dalam perkembangan motorik kasar seperti duduk atau merangkak. Selain itu perkembangan motorik halus seperti menggenggam atau menjimpit juga akan terkendala.
4. Otot tubuh yang Lunak
Otot tubuh akan terasa mengeras ketika anggota tubuh ditekuk. Namun pada bayi yang menderita sindrom floppy baby otot tubuhnya akan terasa lunak.
5. Tubuh Bayi Tidak Bertenaga
Tubuh bayi akan terkulai ketika diangkat atau digendong. Kaki dan lengan akan tetap lurus dan tidak menunjukkan pergerakan seperti menekuk atau menendang.
6. Refleks yang Buruk
Bayi yang baru lahir masih memiliki refleks tinggi seperti mudah merasa kaget. Namun, bayi dengan sindrom ini menunjukkan refleks yang buruk.
7. Sangat fleksibel
Selain otot, persendian pada bayi yang mengalami sindrom ini juga lemah. Kondisi ini membuat bayi menjadi sangat fleksibel.
8. Kesulitan Berbicara
Lemahnya fungsi otot lidah dan otot lain di sekitar mulut juga akan menghambat kemampuan berbicara bayi yang menderita sindrom floppy baby.
Penyebab Sindrom Floppy Baby
Sindrom Floppy baby dapat terjadi tanpa alasan yang jelas – yang oleh dokter disebut sebagai hipotonia kongenital / bawaan lahir. Tetapi lebih sering, ini terkait dengan masalah kesehatan lain.
Beberapa faktor yang menyebabkan sindrom hipotonia, di antaranya:
- Kerusakan otak karena kekurangan oksigen sesaat sebelum atau setelah dilahirkan
- Kelainan dalam perkembangan otak janin
- Gangguan yang mempengaruhi saraf
- Cedera tulang belakang
- Achondroplasia, atau gangguan pertumbuhan tulang
- Cerebral palsy, atau kelainan otak yang memengaruhi otot dan koordinasi
- Infeksi yang parah
- Kelainan genetik seperti down syndrome, atau trisomi 13
Sindrom floppy baby juga bisa disebabkan oleh infeksi botulism atau terpapar racun dan bahan berbahaya.
Diagnosa Sindrom Floppy baby
Dokter akan melakukan serangkaian pemeriksaan untuk mendiagnosa apakah bayi menderita kelainan ini. Dokter akan memeriksa riwayat kesehatan keluarga dan kemampuan bayi, seperti:
- Kemampuan bergerak
- Keterampilan sensorik
- Keseimbangan
- Koordinasi anggota tubuh
- Kesehatan mental
- Kemampuan reflex
Selain itu, dokter juga akan melakukan pemeriksaan medis meliputi tes darah, CT atau MRI scan pada bagian otak, Electroencephalogram (EEG) untuk mengukur aktivitas listrik di otak, biopsy pada bagian otot untuk mengambil sampel jaringan otot, Elektromiografi (EMG) untuk mengukur aktivitas saraf dan otot, hingga melakukan tes genetik.
Dokter juga akan menanyakan riwayat ketika bayi dilahirkan untuk memastikan ada tidaknya masalah dalam persalinan.
Pengobatan Sindrom Floppy Baby
Penanganan sindrom ini akan tergantung pada penyebabnya. Sebagai contoh, dokter akan meresepkan obat jika penyebab sindrom ini adalah infeksi pada otot. Namun, apabila penyebab sindrom floppy baby ini adalah faktor genetik kemungkinan akan sulit untuk mendapatkan pengobatan.
Apapun penyebab penyakit ini, bayi yang menderita sindrom floppy baby masih bisa diberikan terapi untuk memperkuat otot dan meningkatkan koordinasi tubuhnya.
Terapi yang bisa diberikan diantaranya stimulasi sensori untuk membantu kemampuan melihat, mendengar, mencium bau, atau mengecap rasa. Selain itu, penderita sindrom ini juga bisa dilatih dengan stimulasi motorik, terapi fisik atau terapi bicara.
Pada kondisi yang cukup serius kursi roda juga dibutuhkan untuk membantu anak lebih mudah bergerak. Selain itu penggunaan gips atau pelindung juga dapat mencegah anak mengalami cedera otot atau persendian.
Artikel telah ditinjau oleh:
dr.Gita PermataSari, MD
Dokter Umum dan Konsultan Laktasi
Baca juga:
Edwards Syndrome, Kelainan Genetis yang Menyebabkan Bayi Cacat Lahir atau Stillborn
Waspadai Spina Bifida, Cacat Lahir pada Tulang Belakang Bayi
"Istriku menanggung sakit selama 33 jam untuk melahirkan bayi stillborn"
Parenting bikin pusing? Yuk tanya langsung dan dapatkan jawabannya dari sesama Parents dan juga expert di app theAsianparent! Tersedia di iOS dan Android.