Jagat dunia maya sedang dihebohkan dengan viralnya foto fetish mata perempuan diperban, setelah beberapa waktu lalu dihebohkan dengan fetish jarit. Kabar beredar bahwa korban dari fetish ini sudah lumayan banyak. Modus yang digunakan adalah meminta foto mata korban ketika diperban.
Artikel terkait: 6 Jenis Kekerasan Emosional pada Anak yang Dilakukan Orangtua Narsis
Kronologi Terungkapnya Foto Fetish Mata Perempuan Diperban
Kasus fetish mata perempuan diperban ini awalnya diungkap oleh akun @jxpxtcr di Twitter. Ia mengaku hampir menjadi korban fetish tersebut. Awalnya, pemilik akun tersebut mencuitkan bahwa matanya sedang diperban. “Ini gimana ceritanya belum tempur tapi mata gua udah diperban aja sama gigi bawah otek,” tulisnya pada Senin (2/8) lalu.
Tak berapa lama kemudian, ia mendapatkan pesan melalui direct message dari akun anonim @mawarputrijul. Tangkapan layar percakapan antara keduanya pun dibagikan melalui Twitter.
Awalnya, akun anonim @mawarputrijul menyapa dan menanyakan mengapa matanya diperban. Kemudian, pemilik akun @jxpxtcr pun menceritakan gangguan mata yang dialaminya. Ia menjelaskan bahwa syaraf matanya bengkak dan menjadi merah.
Kemudian, pemilik akun @mawarputrijul pun meminta foto mata yang diperban, tetapi pemilik akun @jxpxtcr tidak memberikannya. Tak kurang akal, ia lalu memberikan iming-iming bahwa nanti pemilik akun @mawarputrijul akan memberikan foto mata diperban juga.
Dari sini, akhirnya pemilik akun @jxpxtcr pun mulai curiga. Dia teringat kasus fetish jarik yang viral beberapa waktu yang lalu. Akhirnya ia memutuskan untuk mencari tahu lebih dalam tentang akun @mawarputrijul.
Dia pun menemukan puluhan foto dan video perempuan yang diperban matanya. Ia menduga bahwa foto-foto tersebut merupakan korban foto fetish mata perempuan diperban.
Sebelumnya Pernah Terjadi Kasus seperti Fetish Mata Perempuan Diperban
Setelah ditelusuri oleh pemilik akun tersebut, ternyata kasus serupa pernah terjadi pada tahun 2019 dan tersebar di Twitter. Pemilik akun @jxpxtcr pun mengimbau untuk semua warganet agar berhati-hati jika bersosial media agar tidak menjadi korban fetish serupa. Ia mengungkapkan keterkejutannya karena hampir menjadi korban foto fetish mata perempuan diperban.
“Gua langsung kagettt, bena-benar kaget kayak ANJRITT HAMPIR AJA GUA JADI KORBAN DIA WAH GABENER INI!!!! gua ngescroll liat semua korban-korban dia langsung benar-benar suasana jadi beda, BENAR-BENAR MERINDING,” ungkapnya.
Sampai Selasa (10/8), cuitan warganet tersebut telah menyedot atensi publik dengan mendapatkan 14 ribu lebih retweet, 2.829 quote tweet, dan 54 ribu lebih likes. Tanggapan warganet pun beraneka macam.
Ada yang tidak habis pikir mengenai fetish yang demikian, ada pula yang menceritakan pengalamannya menjadi korban fetish aneh-aneh di Twitter, seperti fetish helm, fetish bantal guling, fetish tahi lalat, dan lain sebagainya.
Artikel terkait: Membangun Benteng untuk Menghadapi Kekerasan pada Anak
Apa Itu Fetish?
Melansir Psychology Today, gangguan fetisistik adalah ketertarikan seksual yang intens, baik pada benda mati atau pada bagian tubuh yang secara umum tidak dipandang sebagai objek seksual. Secara etimologi, istilah “fetisisme” berasal dari kata Portugis feitico, yang berarti “daya tarik obsesif”.
Kebanyakan individu menganggap fitur tubuh nongenital tertentu menarik. Dengan demikian, hal ini menunjukkan bahwa beberapa tingkat fetisisme adalah fitur normal dari seksualitas manusia. Namun, gairah fetishistik dapat menjadi masalah ketika mengganggu fungsi seksual atau sosial yang normal, atau ketika gairah seksual tidak muncul ketika tidak ada objek fetish.
Menurut Diagnostic and Statistical Manual of Mental Disorders seri 5, yakni buku pedoman banyak digunakan oleh para profesional kesehatan mental, gangguan fetisistik ditandai sebagai suatu kondisi ketika ada penggunaan atau ketergantungan yang terus-menerus dan berulang-ulang pada benda-benda mati (seperti pakaian dalam atau sepatu hak tinggi).
Selain itu, bisa juga ia fokus pada bagian tubuh yang sangat spesifik, seperti kaki, untuk mencapai gairah seksual. Hanya melalui penggunaan objek ini, atau fokus pada bagian tubuh ini, individu dapat memperoleh kepuasan seksual.
Dalam versi DSM sebelumnya, gangguan fetisistik yang berputar di sekitar bagian tubuh nongenital dikenal sebagai parsialisme. Namun dalam versi terbaru, kategori ini masuk dalam gangguan fetisistik.
Lantaran fetish terjadi pada banyak individu yang berkembang secara normal, diagnosis gangguan fetisistik hanya diberikan jika ada tekanan pribadi yang menyertai atau gangguan dalam fungsi sosial, pekerjaan, atau area penting lainnya sebagai akibat dari fetish tersebut.
Objek fetish umum termasuk pakaian dalam, alas kaki, sarung tangan, barang karet, dan pakaian kulit. Bagian tubuh yang terkait dengan gangguan fetisistik termasuk kaki, jari kaki, dan rambut. Adalah umum bagi para pemilik fetish tersebut untuk mengagumi benda mati atau bagian tubuh.
Akan tetapi, tak menampik kemungkinan bahwa seseorang yang memiliki festish akan mencapai gairah hanya melihat gambar meskipun sebenarnya mereka menyukai apabila ia bisa bertemu objeknya langsung.
Orang yang memiliki festish biasanya akan memegang, menggosok, merasakan, atau mencium objek fetish untuk kepuasan seksual atau meminta pasangannya untuk memakai objek tersebut selama hubungan seksual.
Ada Dua Jenis Fetish Benda Mati
Fetish benda mati dapat dikategorikan menjadi dua jenis: Fetish bentuk dan fetish media. Dalam sebuah fetish bentuk, bentuk objek itu penting, seperti sepatu hak tinggi. Dalam fetish media, bahan objek, seperti sutra atau kulit, penting.
Fetisisme objek mati sering mengumpulkan objek yang mereka sukai. Gangguan fetisistik adalah kejadian yang jauh lebih umum pada laki-laki daripada perempuan. Fetishisme termasuk dalam kategori umum gangguan parafilik, yang mengacu pada ketertarikan seksual yang intens terhadap objek atau orang apa pun di luar rangsangan genital dengan persetujuan pasangan dewasa.
Selain menganggu aktivitas seksual, fetish akan sangat mengganggu apabila dilakukan tanpa consent atau kesepakatan dengan seseorang yang menjadi objek fetish. Misalnya, dalam kasus fetish mata perempuan diperban. Dalam kasus ini, menjadi sebuah kekerasan seksual karena tidak adanya kesepakatan atau concent dengan objek seksual.
Artikel terkait: Kekerasan Terhadap Anak – Anda pun Bisa Jadi Pelakunya!
Penyebab Fetish
Gangguan fetisistik biasanya terjadi selama masa pubertas, tetapi fetish dapat berkembang sebelum masa remaja. Tidak ada penyebab gangguan fetisistik yang diketahui secara pasti.
Beberapa ahli teori percaya bahwa fetishisme berkembang dari pengalaman masa kanak-kanak awal. Pada masa itu, suatu objek mungkin dikaitkan dengan bentuk gairah atau kepuasan seksual yang sangat kuat. Teori lainnya mengatakan adanya hubungan antara masa remaja dan masturbasi saat pubertas.
Model pembelajaran perilaku menunjukkan bahwa seorang anak yang menjadi korban atau pengamat dari perilaku seksual yang tidak pantas dapat belajar untuk meniru atau kemudian diperkuat untuk perilaku tersebut. Model kompensasi menunjukkan bahwa individu-individu ini mungkin kehilangan kontak seksual sosial yang normal, dan dengan demikian mencari kepuasan melalui cara-cara yang kurang dapat diterima secara sosial.
Dalam kasus yang melibatkan laki-laki, beberapa ahli telah menyarankan bahwa gangguan fetisistik mungkin berasal dari keraguan tentang kejantanan seseorang, potensi, atau ketakutan akan penolakan dan penghinaan. Dengan menggunakan praktik fetishistik untuk melakukan kontrol atas objek mati, menurut teori, individu dapat melindungi dirinya dari atau mengimbangi perasaan tidak mampu.
Cara Melindung Anak dari Kekerasan Seksual di Internet
Melihat potensi kekerasan seksual yang disebabkan oleh gangguan fetishistis tersebut, Parents sebaiknya mulai mengawasi aktivitas buah hati di dunia maya. Jangan sampai ia menjadi korban kekerasan seksual secara online.
Melansir dari Understood.org, ada beberapa tips yang bisa dilakukan Parents, berikut tips lengkapnya.
1. Bicaralah dengan Anak tentang Predator Online
Predator online sering menargetkan anak-anak yang kesepian atau yang memiliki harga diri rendah. Banyak anak dengan perbedaan belajar dan berpikir berjuang dengan keterampilan sosial dan akademik. Itulah mengapa penting untuk membantu anak tetap waspada terhadap orang asing yang ditemuinya secara online.
Jelaskan bahwa beberapa predator online adalah pria atau wanita tua yang berpura-pura menjadi anak-anak. Beberapa predator adalah orang dewasa muda atau bahkan remaja. Mungkin membantu untuk menunjukkan kepada anak berita tentang predator yang menargetkan anak-anak di jejaring sosial atau platform game.
2. Diskusikan Perilaku Berisiko
Semua anak mungkin ingin mengekspresikan kemandirian mereka dan mereka mungkin ingin tahu banyak hal, terutama tentang topik seperti seks atau narkoba. Jadi, mereka mungkin benar-benar mencari teman online yang dapat mereka ajak bicara tentang topik ini.
Beri tahu anak bahwa tidak apa-apa untuk ingin tahu tentang hal-hal ini. Namun jelaskan bahwa mendiskusikan topik ini secara online dengan orang yang tidak mereka kenal bisa berbahaya.
3. Jelaskan tentang Hubungan yang Berisiko
Berikan contoh untuk membantu anak memahami seperti apa hubungan yang sehat dan kapan dia dalam bahaya dieksploitasi. Bicara tentang risiko tidak sehat, seperti menggunakan narkoba atau mengirim foto seksi.
Pastikan dia tahu bahwa ketika ia dipaksa untuk merahasiakan suatu hubungan atau melakukan sesuatu yang membuatnya tidak nyaman adalah tanda bahwa dia berada dalam hubungan yang berisiko yang harus segera diakhiri.
4. Bicara tentang Bahaya Chat Room
Salah satu cara predator menjalin hubungan dengan anak-anak adalah dengan melakukan percakapan pribadi di chat room. Bicaralah dengan anak tentang mengapa dia tidak boleh mengobrol secara pribadi dengan seseorang yang tidak dia kenal, tidak peduli betapa polosnya kelihatannya.
Anak-anak dengan perbedaan belajar dan berpikir sangat rentan karena mereka mungkin mencari persahabatan dan penerimaan yang tidak mereka temukan secara offline. Selain itu, mereka mungkin tidak tahu bagaimana keluar dari hubungan online yang tidak diinginkan.
5. Peringatkan Anak tentang Godaan Online
Bicaralah dengan anak Anda tentang bagaimana percakapan genit mungkin tampak menarik pada awalnya, tetapi dapat dengan cepat meningkat dan menyebabkan perasaan tidak nyaman. Tunjukkan cara umum orang menggoda online. Ini termasuk berbicara tentang apa yang dikenakan (atau tidak kenakan) dan mendiskusikan kehidupan seks selebritas.
Predator mencari anak-anak yang ingin berbicara kotor dan berbagi foto atau artikel eksplisit. Bantu anak mengetahui perilaku apa yang dapat diterima secara online, termasuk memblokir pesan dari pengguna tertentu dan memberi tahu orang dewasa tepercaya tentang pelecehan.
6. Jangan Biarkan Mengunggah Foto Seksi
Anak-anak harus diperingatkan untuk tidak pernah mengambil gambar diri mereka sendiri yang tidak ingin dilihat oleh semua teman sekelas mereka atau siapa pun yang bukan penerima yang dimaksud.
Jelaskan kepada anak bahwa jika seseorang meminta gambar yang tidak senonoh, anak harus berhenti membalas pesan tersebut, logout, dan memberi tahu orang dewasa yang tepercaya. Tekankan bahwa inilah yang harus dilakukan anak jika diminta melakukan sesuatu yang terasa tidak nyaman.
7. Perjelas Aturan Keamanan Offline
Bicaralah dengan anak tentang mengapa penting untuk tidak pernah menyetujui pertemuan langsung dengan seseorang yang hanya dia kenal secara online, terutama tanpa sepengetahuan dan izin Parents. Jelaskan bahwa bertemu langsung bisa membuatnya dalam bahaya.
Sama pentingnya untuk memastikan dia tahu mengapa dia tidak boleh memberikan nomor telepon, alamat, nama sekolah atau detail lainnya tentang dirinya di internet secara sembarangan. Jelaskan bahwa predator dapat menggunakan informasi ini untuk menemukan anak secara offline.
8. Pertimbangkan Perangkat Lunak Pengawasan
Tidak ada yang ingin memata-matai anak-anak mereka. Namun, jika Parents mencurigai anak menyembunyikan hubungan yang berisiko, Parents mungkin harus mempertimbangkan untuk menginstal perangkat lunak untuk memantau aktivitas online anak.
Saat ini sudah banyak aplikasi demikian, salah satunya aplikasi Google Family Link. Melalui aplikasi tersebut, Parents dapat memantau aktivitas anak di gadget-nya.
9. Beri Tahu Anak Bahwa Dia Selalu Bisa Berbicara dengan Parents
Jelaskan kepada anak bahwa Parents ada untuk segala pertanyaan atau kekhawatiran yang ia pikirkan. Biarkan dia tahu bahwa dia bisa memberi tahu Parents apa saja, dan Parents tidak akan marah bahkan jika dia melanggar aturan.
Kasus fetishisme tanpa consent memang bisa mengintai siapa saja, termasuk anak-anak. Oleh karena itu sangat penting untuk terus memantau aktivitas anak Parents ketika berselancar di dunia maya. Jangan sampai ia menjadi korbannya, seperti yang dialami para korban fetish mata perempuan diperban.
Jika Parents ingin berdiskusi seputar pola asuh, keluarga, dan kesehatan serta mau mengikuti kelas parenting gratis tiap minggu bisa langsung bergabung di komunitas Telegram theAsianparent.
Baca juga:
Bisa merusak kepercayaan diri anak, hindari 7 jenis kekerasan verbal ini Parents!
Wajib Tahu! Ini 4 Jenis Kekerasan Dalam Rumah Tangga yang Sering Tidak Disadari
4 Hal tentang Kekerasan Verbal dalam Rumah Tangga yang Perlu Anda Ketahui
Parenting bikin pusing? Yuk tanya langsung dan dapatkan jawabannya dari sesama Parents dan juga expert di app theAsianparent! Tersedia di iOS dan Android.