Menyusui merupakan kegiatan yang punya banyak manfaat. Tidak hanya bagi bayi, tetapi juga bagi ibu yang melakukannya. Lantaran alasan tertentu, sejumlah ibu bahkan ada yang melakukan extended breastfeeding dalam pemberian ASI.
Bunda tentu tidak asing lagi dengan praktik extended breastfeeding atau pemberian ASI dalam jangka waktu yang lebih panjang dari biasanya. Atau mungkin Bunda menjadi salah satu ibu yang melakukannya?
Artikel Terkait: 7 Manfaat Menyusui Suami Sebelum Tidur, Bisa Turunkan Berat Badan!
Apa Itu Extended Breastfeeding?
Source: Freepik
Melansir laman Healthline, istilah extended breastfeeding memiliki arti yang berbeda tegantung pada siapa, di mana Anda tinggal, dan kepada siapa Anda bertanya.
Dalam beberapa budaya, disebut extended breastfeeding yaitu jika ibu menyusui bayi lebih dari 2 tahun. Sementara itu, ada pula yang menyatakan extended breastfeeding ketika kegiatan menyusui sudah melewati tahun pertama kehidupan bayi.
Mayoritas organisasi kesehatan besar merekomendasikan agar ibu menyusui bayi selama minimal 12 bulan.
Namun, banyak pula profesional kesehatan yang merekomendasikan lebih lama dari itu.
Masih mengutip Healthline, inilah pernyataan organisasi kesehatan besar tentang praktik extended breastfeeding:
- Academy of American Pediatrics (AAP) merekomendasikan agar bayi disusui secara eksklusif selama 6 bulan pertama, lalu lanjut setidaknya selama 1 tahun. Setelah itu, AAP merekomendasikan kegiatan menyusui bisa dilakukan selama ibu dan bayinya masih sama-sama menginginkan.
- World Health Organization (WHO) merekomendasikan pemberian ASI eksklusif selama 6 bulan pertama kehidupan bayi, kemudian ibu bisa terus menyusui bayi selama 2 tahun, bahkan seterusnya.
- American Academy of Family Physicians (AAFP) merekomendasikan untuk terus menyusui setidaknya selama 1 tahun, dan mengatakan bahwa kesehatan ibu dan bayi akan optimal bila menyusui berlanjut setidaknya selama 2 tahun.
Artikel terkait: Kesadaran Memberi ASI Eksklusif Menurun di Masa Pandemi, Apa Alasan para Busui?
Apakah Extended Breastfeeding Bisa Penuhi Kebutuhan Nutrisi dan Gizi Bayi?
ASI memang menjadi makanan utama bayi baru lahir hingga usia 6 bulan. Namun setelah itu, Bunda perlu memberikan bayi MPASI untuk memenuhi kebutuhan nutrisi dan gizi hariannya.
“Di atas usia 1 tahun, itu (extended breastfeeding) pasti tidak bisa memenuhi kebutuhan nutrisi dan gizi bayi. Bukan ASI-nya jelek, memang kebutuhannya naik. Tidak ada ASI yang jelek, tapi dia harus dibantu.
Di research malah badan kesehatan dunia sudah menyarankan sampai 6 bulan, tetapi itu tetap harus dikritisi, harus ada pertumbuhan yang meningkat sesuai dengan usia,” jelas dr. I Gusti Ayu Nyoman Partiwi SpA, MARS, atau yang akrab disapa Dokter Tiwi kepada theAsianparent Indonesia.
“Artinya, kita harus edukasi masyarakat sehingga tidak telan bulat program ASI sehingga program ASI menjadi di atas kebutuhan anak. Jangan yang penting nyusu, tetapi terus tidak dimonitor berat badannya.
“Jadi saya sebagai orang yang membantu Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) tergabung dalam Satgas ASI merasa bertanggung jawab. Untuk itu, harus disampaikan kepada masyarakat,” lanjut Dokter Tiwi menjelaskan.
Hal yang Perlu Diperhatikan Saat Bunda Melakukan Extended Breastfeeding Pemberian ASI
Source: Freepik
Bunda boleh menyusui bayi sampai kapan saja, bahkan ketika usianya sudah di atas 2 tahun.
Seperti rekomendasi WHO yang menyatakan ibu bisa terus menyusui bayi selama 2 tahun bahkan seterusnya.
Namun, jangan sampai praktik extended breastfeeding ini mengganggu nafsu makan bayi.
“Asal tidak mengganggu nafsu makan, asal berat badannya tumbuh, extended breastfeeding mau dilakukan di atas 2 tahun, silakan. Sebab, menyusui itu, satu menjawab nutrisi, kalau itu tadi berat badannya naik.
Kemudian, extended breastfeeding itu sebetulnya mungkin dari segi bonding. Cuma menurut saya, di atas 2 tahun bonding-nya bukan cuma menyusu.
Lalu, kekebalan tubuh. Kalau dia berat badannya kurus, bayangin ‘tentara’ dia pasti di dalam juga kurus.
Nah, kalau dia untuk imun sistem, betul di dalam ASI ada imunologi yang tinggi, tetapi di usia-usia tertentu, dia harus badannya sendiri yang membuat (sistem imun).
Oleh karena itu, ada imunisasi segala macam, karena imun sistem yang disediakan oleh bayi yang disusui itu adalah kekebalan yang sifatnya alamiah, artinya bukan spesifik.
Jadi, itu harus dibantu dengan nutrisi, dengan tidur, dengan lifestyle. Bukan sudah diberikan ASI sudah beres, bukan seperti itu, jangan,” papar Dokter Tiwi.
Artikel terkait: Kenali Tanda dan Penyebab Cluster Feeding, Kondisi Bayi Sering Menyusu
Bagaimana Jika Extended Breastfeeding Mengganggu Nafsu Makan Bayi?
Sementara jika praktik extended breastfeeding mengganggu nafsu makan bayi, Bunda disarankan berhenti melakukannya.
“Apalagi kalau sudah umurnya di atas 2 tahun, karena bukan itu tujuannya,” imbuh Dokter Tiwi.
Akan tetapi, bukan berarti extended breastfeeding itu dilarang, ya, Bun.
Namun, orang tua harus tahu tanda ketika si kecil mengalami gangguan dalam nafsu makannya.
“Bukan tidak boleh menyusui sampai di atas 2 tahun, tetapi harus dilihat kapan anak boleh menyusu, kapan anak harus makan. Menyusui boleh, tetapi parameter yang harus dilihat oleh orang tua adalah laju pertumbuhan berat badan, dan itu sangat berubah. Dari masa anak usia 0-3 bulan, usia 3-6 bulan, 6-12 bulan, itu berbeda-beda,” kata Dokter Tiwi.
“Kalau di atas 1 tahun itu menyusui itu boleh dibilang nomor 2, bukan yang utama. Sedangkan kalau bayi baru lahir itu tidak boleh pakai formula atau makanan apa pun, dia harus menyusu. Namun, ketika kita menghadapi bayi yang usia 7-8 bulan tidak suka makan, itu tidak bisa hanya menyusui,” sambungnya.
Artikel terkait: 10 Tips Nyaman Melakukan Tandem Nursing, Menyusui Adik dan Kakak Bersamaan
Adakah Batas Maksimal Extended Breastfeeding Pemberian ASI?
Source: Freepik
Menurut Dokter Tiwi, tidak ada batas maksimal Bunda melakukan extended breastfeeding.
“Akan tetapi, yang penting adalah tumbuh kembang anak itu, kan, banyak. Seperti kemandirian anak, dia harus bisa makan sendiri, jadi sebenarnya asal itu tidak mengganggu aktivitas pertumbuhan dan perkembangan anak itu tidak masalah.
“Tidak harus berhenti di kondisi tertentu. Namun, kalau yang kita biarkan sampai dia weaning itu biasanya tidak bisa sampai 2 tahun, itu pasti lebih,” tutup Dokter Tiwi.
Sebenarnya sah-sah saja jika Bunda melakukan extended breastfeeding pemberian ASI.
Namun, tetap perhatikan nafsu makan dan pertumbuhan si kecil.
Jangan sampai aktivitas extended breastfeeding justru menganggu nafsu makan si kecil seperti yang telah dijelaskan oleh Dokter Tiwi, ya.
Baca juga:
Sambil Melahirkan Anak Kedua, Ibu Ini Menyusui Anak Pertamanya di Kamar Bersalin
Bolehkah ASI Kanan dan Kiri Dicampur? Ini Ketentuannya
Penyebab ASI Bening dan Encer, Perlukah Bunda Khawatir?
Parenting bikin pusing? Yuk tanya langsung dan dapatkan jawabannya dari sesama Parents dan juga expert di app theAsianparent! Tersedia di iOS dan Android.