Memberikan pengetahuan atau edukasi HIV/AIDS kepada anak menjadi hal penting untuk orangtua lakukan pada zaman sekarang. Pasalnya, HIV/AIDS merupakan sebuah penyakit mematikan dengan jumlah korban yang terus bertambah.
Hingga saat ini belum ditemukan obat yang sepenuhnya dapat menyembuhkan pasien pengidap HIV/AIDS. Dengan demikian, langkah terbaik yang dapat dilakukan saat ini adalah mencegah agar penyebarannya tidak semakin luas.
Salah satu caranya yaitu dengan memberikan edukasi HIV/AIDS kepada anak.
4 Alasan Edukasi HIV/AIDS kepada Anak Penting Dilakukan
1. Anak Termasuk Korban HIV/AIDS
Tidak hanya orang dewasa, HIV/AIDS berisiko menyerang anak-anak. Lebih dari dua juta kasus HIV/AIDS di dunia terjadi pada anak usia 10-19 tahun. Kenakalan remaja seperti seks bebas dan penggunaan jarum suntik bekas menjadi cara penularan virus ini di kalangan mereka.
2. Mencegah Anak Tertular
Banyak orangtua yang beranggapan bahwa membicarakan penyakit ini, terutama kepada anak-anak, dianggap sebagai hal tabu. Memberikan pengetahuan mengenai HIV/AIDS dapat mencegah anak tertular penyakit berbahaya ini. Anak akan mengetahui bagaimana penularan penyakit ini dan mencegah dirinya dapat tertular.
3. Tidak Mengucilkan Penderita HIV/AIDS
Dengan mengedukasi anak mengenai penyakit ini, anak akan menjadi lebih peduli pada ODHA (Orang Dengan HIV/AIDS). Banyak orang mengucilkan ODHA karena kekhawatiran berlebih akan tertular. Nyatanya, ODHA justru harus dimotivasi agar bisa bersemangat untuk menghadapi virus di tubuhnya.
4. Anak Kemungkinan Sudah Mendengar Tentang HIV/AIDS
Melansir dari laman WebMD, sebagian besar anak-anak sudah pernah mendengar tentang HIV/AIDS sejak kelas tiga SD. Anak sudah tidak asing dengan nama penyakit ini dari TV, spanduk, atau media lainnya. Akan lebih baik bagi anak jika mendapatkan informasi secara utuh dari orangtuanya.
7 Tips Edukasi HIV/AIDS kepada Anak
1. Berbicara Sesuai Usia Anak
Parents bisa menggunakan bahasa dan materi yang diberikan sesuai dengan usia anak. Sebagai contoh untuk anak di bawah usia 10 tahun, Parents bisa memperkenalkan penyakit ini dan cara agar anak tidak terjerumus dalam pergaulan bebas. Untuk anak yang sudah lebih dewasa, Parents bisa memberikan informasi lebih rinci karena anak sudah lebih mudah memahami.
2. Berikan Informasi Akurat tentang HIV/AIDS kepada Anak
Banyak informasi yang tidak benar mengenai penyakit ini. Misalnya HIV/AIDS bisa menular lewat sentuhan atau dudukan toilet umum. Nyatanya hal itu tidaklah benar.
Sebelum mengedukasi anak, sebaiknya Parents juga mencari informasi secara akurat. Risiko penularan HIV/AIDS dapat meningkat bagi orang yang sering berganti pasangan seksual, pemakaian jarum suntik secara bergantian, atau menggunakan tato dan tindik yang tidak steril. Penyakit ini hanya bisa ditularkan melalui darah, cairan vagina, air mani, atau ASI.
3. Edukasi Anak Mengenai Alat Reproduksi dan Fungsinya
Parents sebaiknya tidak merasa tabu atau malu dalam mengedukasi anak mengenai alat reproduksi. Anak akan lebih baik mengetahui hal tersebut dari orangtuanya, daripada harus mencari tahu sendiri. Apalagi di era digital seperti sekarang ini, di mana informasi begitu mudah untuk diakses oleh anak secara mandiri.
Dengan mengenal fungsi alat reproduksinya, anak akan belajar menjaga diri. Selain itu, anak bisa terhindar dari pergaulan bebas atau pelecehan seksual.
4. Berikan Edukasi HIV/AIDS Secara Bertahap kepada Anak
Banyak informasi yang bisa Parents berikan kepada anak. Namun ,sebaiknya berikan secara bertahap agar anak tidak merasa bingung.
Sebagai awal, Parents bisa memberitahu anak mengenai penyakit ini, bahayanya, serta cara mencegah agar tidak tertular. Selanjutnya Parents bisa memberikan pendidikan seks agar anak terhindar dari seks bebas.
Parents juga bisa mengedukasi anak untuk menghindari pergaulan bebas agar tidak terjerumus dalam narkoba dan alkohol.
5. Berikan Penjelasan Bahaya Hubungan Seks Bebas
Salah satu cara penyebaran penyakit HIV/AIDS adalah melalui hubungan seks dengan pasangan yang terinfeksi. Dalam bahasan ini, Parents juga bisa memberikan materi pendidikan seks untuk anak.
Disamping itu, kehamilan yang terjadi sebelum nikah juga dapat merusak masa depan anak dan orang yang terlibat.
6. Biasakan Anak Melakukan Hal Positif
Ajarkan anak untuk melakukan hal positif seperti belajar, berolahraga, atau melakukan hobinya yang bermanfaat. Dengan terus aktif pada hal positif, anak akan terhindar dari pergaulan bebas yang dapat meningkatkan risiko penularan HIV/AIDS.
7. Menjadi Contoh yang Baik untuk Anak
Anak akan mencontoh dari orang terdekatnya, yaitu orangtuanya. Parents bisa memberikan contoh perilaku hidup yang sehat, beribadah, atau kebiasaan positif lainnya. Dengan melihat Parents sebagai sosok yang inspiratif, anak akan mencontoh dan meningkatkan hubungan anak dengan orangtuanya
Demikianlah informasi seputar pentingnya edukasi HIV/AIDS kepada anak. Semoga bermanfaat, Parents.
Referensi: Klikdokter, Halodoc, WebMD, The Well Project
HIV dan AIDS: Penyebab, Gejala, Tipe, dan Pengobatan
Mengenal Delirium, Gejala Baru Pasien COVID-19 yang Patut Diwaspadai!
Gejala dan Faktor Risiko Penyakit Lupus, Rentan Dialami Perempuan!
Parenting bikin pusing? Yuk tanya langsung dan dapatkan jawabannya dari sesama Parents dan juga expert di app theAsianparent! Tersedia di iOS dan Android.