Risiko HIV bisa berkembang menjadi penyakit yang mematikan. Jumlah penderitanya pun terus bertambah. Selain gejala yang umum, risiko penyebarannya juga beragam. Karena itu, Anda perlu tahu cara mengurangi risiko penularannya.
Dilansir dari Mayo Clinic, Human Immunodeficiency Virus (HIV) bisa menyebabkan suatu kondisi kronis yang bisa merusak kekebalan tubuh atau biasa disebut juga dengan Acquired Immunodeficiency Syndrome (AIDS). Penyakit ini dikatakan serius karena dampaknya bisa fatal karena mengakibatkan tubuh menjadi sulit untuk melawan infeksi dan penyakit. Hingga saat ini belum ditemukan obat yang benar-benar bisa menyembuhkan penyakit ini.
Cara mengurangi risiko HIV
Virus HIV ditularkan melalui beberapa cara, terutama melalui cairan tubuh dan hubungan seksual.
Risiko HIV bisa terjadi melalui pemakaian jarum bekas orang lain, atau berbagi jarum bagi pengguna narkoba. Virus ini juga bisa menular melalui hubungan seksual.
Karena itu, ada cara-cara tertentu untuk mengurangi risiko HIV, seperti berikut:
- Tidak berbagi jarum dengan orang lain saat menggunakan obat yang disuntikkan.
- Bagi Anda yang memiliki risiko HIV, gunakan profilaksis pra pajanan, yaitu obat pencegahan yang ditujukan untuk orang dengan faktor risiko HIV yang tinggi.
- Tidak melakukan douching setelah berhubungan seks. Hal itu ternyata dapat mengubah keseimbangan alami bakteri dan ragi pada vagina, sehingga membuat infeksi yang ada lebih parah atau meningkatkan risiko tertular HIV dan penyakit menular seksual.
- Gunakan kondom dengan benar, jika berhubungan dengan pasangan baru. Periksa pula tanggal kadaluarsa kondom sebelum dipakai.
- Buang kondom bekas pakai dengan benar. Perlu diingat sebelumnya, jangan pernah menggunakan kondom yang sudah terpakai!
- Sebaiknya tidak berganti-ganti dan pasangan.
- Perempuan tanpa HIV yang memiliki pasangan HIV-positif tidak berisiko tertular virus jika pasangan mereka menggunakan obat HIV setiap hari dan mencapai penekanan virus. Namun, penggunaan kondom yang terus menerus tetap direkomendasikan.
- Anda dapat menguji risiko HIV bersama dengan pasangan Anda sebelum menikah.
- Hindari seks dibawah pengaruh alkohol dan obat-obatan.
Artikel terkait: Berbagi Peralatan Manicure, Wanita Ini Tertular Virus HIV
Penularan HIV
Ada beberapa cara penularan dari HIV ini yang sebaiknya kita waspadai, di antaranya :
- HIV termasuk Infeksi Menular Seksual yang bisa menyebar bila berhubungan seks dengan penderita
- Melalui kontak darah dari seseorang yang terinfeksi
- Dari ibu hamil pada janin selama masa kehamilan, persalinan, atau bahkan menyusui
Gejala HIV dan AIDS
Gejala-gejala HIV dan AIDS ini tentunya bervariasi sesuai dengan fase seseorang terinfeksi. Terdapat fase primer atau akut, HIV kronis, maupun infeksi HIV bergejala.
HIV Akut atau Infeksi Primer
Kondisi ini terjadi saat seseorang sudah terinfeksi dalam waktu dua hingga empat minggu virus memasuki tubuh. Kondisi ini bisa bertahan selama beberapa minggu.
Pada banyak kasus, tahap ini memang jarang disadari. Namun, sebetulnya jumlah virus sudah cukup tinggi dalam darah.
Akibatnya, infeksi menjadi lebih mudah menyebar dibandingkan tahap selanjutnya. Beberapa gejala yang kerap dirasakan antara lain :
- Sakit kepala
- Demam
- Penurunan berat badan
- Berkeringat di malam hari
- Pembengkakan kelenjar getah bening, khususnya di sekitar leher
- Nyeri otot dan nyeri sendi
- Radang tenggorokan dan sariawan yang banyak
- Diare
HIV Kronis atau Infeksi laten klinis
Berbeda dengan infeksi primer, pada tahap ini biasanya tidak ada gejala yang bisa muncul. Padahal, HIV masih ada di dalam tubuh dan sel darah putih.
Parahnya, tahap ini bisa terjadi selama bertahun-tahun. Namun, bagi Anda yang tidak menerima perawatan, perkembangan infeksi akan jauh lebih cepat.
Pentingnya lakukan pemeriksaan
Jika Anda memiliki kekhawatiran tentang risiko HIV, langkah pertama yang perlu dilakukan sebaiknya Anda lakukan pemeriksaan. Hal ini merupakan cara satu-satunya untuk memastikan apakah Anda mengidap HIV atau tidak.
Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit dari Amerika merekomendasikan bahwa setiap orang yang berusia antara 13 dan 64 tahun perlu melakukan tes HIV setidaknya sekali, terlepas dari risikonya. Jika seseorang mengetahui faktor-faktor risikonya, ada baiknya mereka melakukan pemeriksaan setiap tahun.
Bila HIV tidak diobati, biasanya kondisinya akan berubah menjadi AIDS dalam waktu sekitar 8-10 tahun. Pemeriksaan bisa dilakukan di rumah sakit atau laboratorium penyedia layanan pemeriksaan tersebut untuk memastikannya.
Jadi, sebaiknya periksakan kondisi Anda ya. Semoga bermanfaat.
***
Referensi: Healthline
Baca juga:
HIV bisa menular dari suami ke istri, simak cara pencegahannya berikut ini
Parenting bikin pusing? Yuk tanya langsung dan dapatkan jawabannya dari sesama Parents dan juga expert di app theAsianparent! Tersedia di iOS dan Android.