Sering Pura-Pura Bahagia? Waspada Gejala Gangguan Psikologis Duck Syndrome

Duck syndrome merupakan kondisi seseorang tampak menikmati hidup, tapi mereka ternyata menyimpan banyak tekanan.

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

Sebagian dari Parents mungkin banyak menjumpai seseorang yang telah meraih kesuksesan dan menikmati hidupnya di usia muda. Padahal, tidak ada yang tahu di balik keberhasilan tersebut, justru terdapat banyak tekanan dan masalah yang perlu ditutupi demi terlihat baik-baik saja. Kondisi seperti ini ternyata disebut sebagai gangguan psikologis duck syndrome.

Sindrom duck ini pertama kali dikemukakan di universitas ternama di Amerika Serikat, yakni Stanford University. Adapun gangguan ini dimaksudkan untuk menggambarkan persoalan para mahasiswa yang mengalami hal tersebut dalam hidup mereka.

Lantas, apa sebenarnya duck syndrome dan apa saja penyebab serta cara mengatasinya? Melansir dari berbagi sumber yang ada, berikut kami rangkumkan informasi selengkapnya.

Apa Itu Duck Syndrome?

Sumber: Pexels

Seperti yang disebutkan sebelumnya, duck syndrome merupakan kondisi di mana seseorang tampak menikmati hidupnya, namun di balik itu semua mereka menyimpan banyak tekanan yang perlu ditutupi. 

Melansir dari Medicinenet, kondisi ini memang tidak diakui sebagai penyakit mental secara resmi, tapi kondisinya mengacu pada fenomena mahasiswa yang banyak mengalami permasalahan mental karena terlalu bersemangat demi terlihat baik-baik saja.

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

Sesuai dengan namanya yakni sindrom bebek, kondisi psikologis ini menganalogikan seperti bebek yang selalu terlihat tenang. Padahal, kakinya yang berada di bawah air terus mendayung agar tubuhnya tetap berada di atas air. 

Hal ini kemudian dikaitkan dengan kondisi seseorang yang seolah terlihat tenang dan baik-baik saja. Meski sebenarnya, mereka menyimpan banyak tekanan dan kepanikan demi mencapai tuntutan hidupnya. Misalnya ingin cepat lulus kuliah, memiliki hidup mapan, bisa juga karena ingin memenuhi ekspektasi orang tua mereka.

Sindrom bebek ini bisa menjadi salah satu dampak dari munculnya kecemasan dan depresi. Selain itu juga menjadi tahap awal dari penyakit mental yang biasanya terjadi sebagai reaksi terhadap stres yang dilanda. 

Dikarenakan bisa memicu depresi yang berpotensi pada kehancuran mental seseorang, sindrom bebek sendiri harus segera mendapat penanganan yang lebih serius.

Baca juga: Tenang Lapang, Konsultasi Psikologi Gratis bagi yang Sudah Terlalu Lelah Hadapi Pandemi

Penyebab Duck Syndrome

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

Sumber: Pexels

Gangguan psikologis satu ini kerap kali dialami oleh orang dewasa muda, seperti misalnya siswa, mahasiswa, atau pekerja baru. Untuk penyebabnya sendiri, sampai dengan saat ini masih belum diketahui pasti. 

Meski begitu, sebagian penderitanya masih tetap bisa melakukan kegiatan hariannya secara produktif, kok. Biasanya karena mereka memiliki ketabahan yang kuat dalam dirinya, sehingga tetap bisa menjalani hidup dengan baik seperti kebanyakan orang.

Penderita duck syndrome juga berisiko mengalami masalah kejiwaan tertentu seperti gangguan kecemasan hingga depresi.

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

Meski tak diketahui pasti penyebabnya, berikut beberapa faktor yang dapat meningkatkan risiko seseorang mengalami duck syndrome:

  • Pola asuh helikopter
  • Tuntutan akademik
  • Self-esteem yang rendah
  • Mereka yang menekankan sisi perfeksionis
  • Ekspektasi terlalu tinggi dari keluarga dan orang sekitar
  • Pengaruh media sosial karena melihat kehidupan temannya seperti terlihat bahagia dan sempurna
  • Pernah mengalami peristiwa traumatik seperti pelecehan verbal, fisik, dan seksual, kekerasan dalam rumah tangga, bisa juga karena kematian orang yang dicintai

Baca juga: Alasan Psikologis di Balik Kebiasaan Menggigit Kuku, Perlu Terapi untuk Menghentikannya?

Tanda atau Gejala Duck Syndrome

Sumber: Pexels

Sama seperti penyebabnya, gejala atau tanda-tanda yang dialami juga tidak jelas. Biasanya tanda yang muncul menyerupai gangguan mental lainnya seperti sering merasa cemas hingga depresi.

Beberapa penderita gangguan psikologis ini biasanya mengalami tanda seperti sulit tidur, sering merasa pusing, sulit berkonsentrasi, lebih mudah merasa cemas, gugup, sering tertekan secara mental, tetapi akan tetap memaksa dirinya untuk bersikap baik-baik saja dan bahagia.

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

Selain itu, biasanya penderita duck syndrome juga suka membandingkan dirinya dengan orang lain yang tampak sempurna dan lebih baik darinya. Mereka juga selalu menunjukkan kemampuannya semaksimal mungkin seolah sedang dalam pengamatan dari orang sekitarnya.

Diagnosis Sindrom Ini

Sumber: Pexels

Karena bukan penyakit mental yang pasti dan jelas, diagnosis yang dilakukan pun akan dinilai dari gangguan kesehatan mental lain seperti depresi dan kecemasan. Keduanya juga dikaitkan dengan sejumlah masalah mental lain seperti attention-deficit hyperactivity disorder (ADHD), gangguan bipolar, gangguan stres pascatrauma (PTSD), dan gangguan pikiran seperti skizofrenia.

Selain itu, penderita sindrom bebek juga berkaitan dengan depresi atau kecemasan yang dikaitkan dengan sejumlah masalah medis atau efek samping dari penggunaan obat-obatan. Itulah mengapa tes laboratorium rutin menjadi penilaian awal untuk menghilangkan penyebab lain dari gejala yang timbul. 

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

Selanjutnya, penderita akan dilakukan pemeriksaan berupa tes mandiri atau survey gejala untuk membantu menentukan apakah berisiko melukai dirinya sendiri. Diperlukan pengawasan yang intens untuk memantau perkembangan masalah psikologis ini.

Baca juga: 14 Daftar Puskesmas di Jakarta Ini Tawarkan Layanan Psikolog dengan Biaya Terjangkau

Cara Mengatasi Sindrom Duck

Sumber: Pexels

Gangguan psikologis ini sering kali dirasakan orang dewasa muda seperti mahasiswa dan pekerja karena mendapat tekanan berat untuk bersaing hidup dengan teman sekitarnya. 

Jika kondisi ini diabaikan, penderita duck syndrome bisa berpotensi mengalami depresi berat. Yang paling berbahaya adalah munculnya ide untuk bunuh diri.

Itulah sebabnya mereka yang berisiko tinggi mengalami duck syndrome akan disarankan untuk berkonsultasi dengan dokter atau psikolog. Hal tersebut dilakukan sebagai langkah awal penanganannya. Biasanya, dokter akan membantu penderita dengan memberikan obat-obatan dan psikoterapi.

Sebagai langkah awal mengatasi sindrom bebek, Anda bisa melakukan pertolongan pertama dengan menemui ahlinya dan melakukan beberapa tips berikut demi menjaga kesehatan mental. Adapun tipsnya adalah sebagai berikut:

  • Belajar mencintai diri sendiri terlebih dahulu
  • Ketahui dan kenali kapasitas diri agar dapat menyelesaikan pekerjaan sesuai dengan kemampuan yang dimiliki
  • Manfaatkan pembimbing akademik atau konselor di tempat belajar sebagai langkah awal mencegah terjadinya depresi
  • Jangan terlalu memforsir diri, luangkan waktu untuk me time atau relaksasi untuk mengurangi kecemasan dan stres
  • Jika merasa media sosial sudah terlalu toxic, cobalah jauhkan untuk beberapa waktu dan lakukan hal-hal lain yang lebih positif
  • Belajar mengubah pola pikir menjadi positif, mulai dari berhenti membandingkan diri dengan kehidupan orang lain
  • Jalani gaya hidup sehat dengan mengonsumsi makanan sehat dan bergizi seimbang, rutin berolahraga, serta menghindari rokok dan minuman beralkohol

Kapan Harus ke Dokter?

Sumber: Pexels

Persaingan hidup baik dalam urusan akademik maupun pekerjaan memang menjadi bagian dari kehidupan yang tak bisa dihindari. Meski begitu, persaingan hidup bukan berarti Anda bisa mengabaikan kesehatan mental. Justru, kesehatan mental perlu diperhatikan demi kualitas hidup yang lebih baik.

Perlu diingat bahwa tidak ada satu pun manusia yang sempurna di dunia ini, setiap orang tentu mempunyai jalan perjuangan yang berbeda. Jika Anda merasa mengalami gangguan psikologis tersebut dengan gejala-gejala yang timbul seperti yang disebutkan di atas, jangan ragu untuk pergi ke ahlinya seperti psikiater atau psikolog demi mendapatkan pertolongan pertama.

Itu dia informasi seputar duck syndrome yang penting untuk Parents ketahui. Meski bukan penyakit mental yang banyak diketahui, tapi kondisi psikologis ini juga bisa memengaruhi kesehatan mental penderitanya. Semoga informasinya bermanfaat dan tetap berikan dukungan pada satu sama lain, ya! 

Baca juga:

Wajib Catat, Bun! Tips Mengatasi Perubahan Psikologis Ibu selama Hamil

Mulai Jenuh dengan Pasangan? Ini Saran dari Psikolog untuk Mengatasinya

Kalimat yang Menjatuhkan Mental Anak, Jangan Gunakan Lagi!