TAP top app download banner
theAsianparent Indonesia Logo
theAsianparent Indonesia Logo
kemendikbud logo
Panduan Produk
Keranjang
Masuk
  • Kehamilan
    • Kalkulator perkiraan kelahiran
    • Tips Kehamilan
    • Trimester Pertama
    • Trimester Kedua
    • Trimester Ketiga
    • Melahirkan
    • Menyusui
    • Kehilangan bayi
    • Project Sidekicks
  • Anak
    • Bayi Baru Lahir
    • Bayi
    • Balita
    • Prasekolah
    • Anak
    • Praremaja & Remaja
  • Perkembangan Otak
  • Cari nama bayi
  • Rangkaian Edukasi
    • Pengasuhan Anak
    • Edukasi Prasekolah
    • Edukasi Sekolah Dasar
    • Edukasi Remaja
  • TAPpedia
  • TAP Rekomendasi
  • Parenting
    • Keluarga
    • Doa Islami
    • Pernikahan
    • Seks
    • Berita Terkini
  • Kesehatan
    • COVID-19
    • Info Sehat
    • Penyakit
    • Vaksinasi
    • Kebugaran
  • Gaya Hidup
    • Korea Update
    • Hiburan
    • Travel
    • Fashion
    • Kebudayaan
    • Kecantikan
    • Keuangan
  • Nutrisi
    • Resep
    • Makanan & Minuman
    • Sarapan Bergizi
  • Ayah manTAP!
    • Kesehatan Ayah
    • Kehidupan Ayah
    • Aktivitas Ayah
    • Hobi
  • VIP
  • Event

Orang Tua Perlu Lakukan 6 Hal Ini Agar Tidak Terjebak Helicopter Parenting

Bacaan 4 menit
Orang Tua Perlu Lakukan 6 Hal Ini Agar Tidak Terjebak Helicopter Parenting

Alih-alih ingin memberikan yang terbaik, malah jadinya mendikte anak. Parents, simak tips berikut ini!

Setiap orangtua pasti ingin memberikan yang terbaik untuk anak, sehingga tanpa sadar orangtua terlalu mendikte dan membantu anak untuk mencari solusi dari segala masalah tanpa membiarkan anak untuk belajar memecahkan masalahnya sendiri. Apabila kebiasaan pola asuh tersebut terus dibiarkan, orangtua bisa terjebak helicopter parenting.

Secara sederhana, helicopter parenting adalah tipe pengasuhan orangtua yang terlalu berlebihan dalam memperhatikan kehidupan anak dalam segala aspek. Analogi helicopter diambil karena dalam model pengasuhan ini, orangtua bertindak seperti helikopter yang selalu terbang di atas kepala anak dan mengawasi segala perilaku dan tindakan anak.

Penyebutan helicopter parenting ini mulai digunakan tahun 2000 dimana banyak orangtua di berbagai perguruan tinggi di Amerika mengeluhkan nilai anak-anaknya kepada profesornya. Dalam helicopter parenting, orangtua bertindak layaknya asisten pribadi anak-anak, mereka akan menyiapkan seluruh peralatan sekolah, menyiapkan seragamnya, hingga mengerjakan tugas prakarya, demi agar anak-anak selalu terlihat paripurna.

Jika pola asuh ini terus dilakukan, maka ada banyak akibat yang akan terjadi, salah satunya anak-anak akan memiliki keunggulan kompetitif lebih sedikit ketika tumbuh dewasa jika dibandingkan dengan teman-temannya yang tumbuh dengan kemandirian.

Selain itu, ketika tumbuh dewasa, anak-anak yang mengalami helicopter parenting akan susah mengatur dirinya sendiri, ia akan sulit beradaptasi, sulit mengatur emosinya, tidak memiliki inovasi dan inisiatif karena selama ini terbiasa bergantung pada orangtua. Lalu, apa yang harus dilakukan oleh orangtua agar tidak terjebak helicopter parenting?

1. Percaya dengan Kemampuan Anak

terjebak helicopter parenting

Orangtua harus percaya dengan kemampuan anak, biarkan anak bereksplorasi dengan kemampuan yang ia miliki. Orangtua tidak perlu turut campur dengan mendikte anak harus melakukan A, B, atau C. Cukup percaya dengan kemampuan anak, maka anak akan lebih percaya diri dengan dirinya.

Misalnya, ketika anak mendapat tugas prakarya dari sekolah, biarkan anak berkreasi dengan kemampuannya, entah nanti ia akan mendapat nilai bagus atau nilai yang standar, yang penting itu adalah hasil dari kemampuan anak sendiri.

2. Biarkan Anak Menyelesaikan Masalahnya Sendiri

Berikan anak ruang untuk menyelesaikan masalahnya sendiri, cukup ajak anak berdiskusi dalam penyelesaian masalahnya. Orangtua hanya perlu mengarahkan, jangan terlalu mengambil alih pengambilan keputusan yang sebenarnya bisa dilakukan oleh anak.

Misalnya saja, ketika anak merusakkan mainan temannya, ajak anak berdiskusi apa yang sebaiknya dilakukan, sehingga anak bisa mengambil keputusan yang tepat untuk masalahnya.

3. Biasakan Anak untuk Mandiri

Biasakan anak untuk mandiri, termasuk ketika di rumah. Latih anak untuk merapikan kamarnya sendiri, menyiapkan peralatan sekolahnya sendiri, juga menyiapkan seragamnya sendiri. Orangtua tidak perlu menyiapkan segala sesuatu untuk anak karena akan membuat anak tidak mandiri dan terlalu bergantung pada orangtua.

Apabila anak terlambat sekolah atau ada peralatan sekolahnya yang tertinggal karena ia tidak menyiapkan peralatan sekolahnya dengan baik, tidak perlu membantunya, biarkan anak sesekali mendapat hukuman dari sekolah. Hal itu akan menjadi pembelajaran agar ke depannya anak bisa lebih disiplin.

4. Jangan Memaksakan Kehendak Orang tua

terjebak helicopter parenting

Biarkan anak untuk terbiasa mengambil keputusan, anak memiliki kehendak, selama kehendak itu baik dan tidak membahayakannya, orangtua tidak perlu memaksakan pilihannya. Dengan membiarkan anak untuk terbiasa mengambil keputusan, maka akan menumbuhkan rasa percaya diri dan tanggung jawab pada anak.

5. Jangan Membandingkan Anak agar Tak Terjebak Helicopter Parenting

Setiap anak memiliki kecerdasan, kreatifitas dan tumbuh kembang yang berbeda-beda. Jangan menghakimi anak dan membandingkan anak dengan anak lain termasuk dengan saudaranya sendiri hanya karena ia memiliki kemampuan yang berbeda. Cukup dampingi anak dan berikan semangat bahwa anak bisa melakukan apa yang menjadi tujuannya.

6. Stop Menormalisasi Kesalahan Anak

‘Yah, namanya juga anak-anak’, pernah dengar ucapan semacam ini? Kebiasaan menormalisasi kesalahan anak hanya karena ia masih anak-anak bisa menjadi bumerang untuk kehidupannya ke depan. Anak akan menjadi lebih egois karena merasa sikap buruk yang dilakukannya bukanlah kesalahan. Apalagi jika ia memiliki orangtua yang terus membelanya, bahkan ketika ia salah. Maka anak akan merasa superior dengan kekuasaan orangtuanya.

Itulah beberapa hal yang perlu dilakukan orang tua agar tidak terjebak Helicopter Parenting. Sebagai orangtua harus lebih bijaksana, jangan terlalu melindungi anak dan melayani semua kebutuhan anak, karena pola asuh semacam itu akan menjadikan anak layaknya bola kaca yang rentan pecah. Biarkan anak lebih mandiri, agar saat dewasa nanti ia lebih siap untuk menghadapi masa depannya.

Cerita mitra kami
Perut Sehat, Anak Smart: Ini Manfaat Yogurt untuk Pencernaan dan Tumbuh Kembang Si Kecil!
Perut Sehat, Anak Smart: Ini Manfaat Yogurt untuk Pencernaan dan Tumbuh Kembang Si Kecil!
Anak Aktif, Orang Tua Tenang:  Era Baru Rawat Luka dengan Betadine Bening Antiseptik
Anak Aktif, Orang Tua Tenang: Era Baru Rawat Luka dengan Betadine Bening Antiseptik
“Kumara Holiday Program" Kembali Hadir di Akhir Tahun Ini Program di Alam Terbuka untuk Anak Usia 2-12 Tahun
“Kumara Holiday Program" Kembali Hadir di Akhir Tahun Ini Program di Alam Terbuka untuk Anak Usia 2-12 Tahun
Seminar Edukasi Tenaga Kesehatan dalam Memperingati Hari Prematur Sedunia 2025
Seminar Edukasi Tenaga Kesehatan dalam Memperingati Hari Prematur Sedunia 2025

Parenting bikin pusing? Yuk tanya langsung dan dapatkan jawabannya dari sesama Parents dan juga expert di app theAsianparent! Tersedia di iOS dan Android.

Semua opini & pendapat dalam artikel ini merupakan pandangan pribadi milik penulis, dan sama sekali tidak mewakilkan theAsianparent atau klien tertentu.
img
Penulis

Richa Miskiyya

Jadilah Kontributor Kami

  • Halaman Depan
  • /
  • Parenting
  • /
  • Orang Tua Perlu Lakukan 6 Hal Ini Agar Tidak Terjebak Helicopter Parenting
Bagikan:
  • Niat Puasa Qadha, Ketentuan dan Tata Caranya yang Benar

    Niat Puasa Qadha, Ketentuan dan Tata Caranya yang Benar

  • 100 Ayat Alkitab tentang Kasih yang Tulus dan Tanpa Batas

    100 Ayat Alkitab tentang Kasih yang Tulus dan Tanpa Batas

  • Sering Diucapkan saat Ada Figur Publik Meninggal, Ini Arti Rest in Peace

    Sering Diucapkan saat Ada Figur Publik Meninggal, Ini Arti Rest in Peace

  • Niat Puasa Qadha, Ketentuan dan Tata Caranya yang Benar

    Niat Puasa Qadha, Ketentuan dan Tata Caranya yang Benar

  • 100 Ayat Alkitab tentang Kasih yang Tulus dan Tanpa Batas

    100 Ayat Alkitab tentang Kasih yang Tulus dan Tanpa Batas

  • Sering Diucapkan saat Ada Figur Publik Meninggal, Ini Arti Rest in Peace

    Sering Diucapkan saat Ada Figur Publik Meninggal, Ini Arti Rest in Peace

Daftarkan email Anda sekarang untuk tahu apa kata para ahli di artikel kami!
  • Kehamilan
  • Tumbuh Kembang
  • Parenting
  • Kesehatan
  • Gaya Hidup
  • Home
  • TAP Komuniti
  • Beriklan Dengan Kami
  • Hubungi Kami
  • Jadilah Kontributor Kami
  • Tag Kesehatan


  • Singapore flag Singapore
  • Thailand flag Thailand
  • Indonesia flag Indonesia
  • Philippines flag Philippines
  • Malaysia flag Malaysia
  • Vietnam flag Vietnam
© Copyright theAsianparent 2025. All rights reserved
Tentang Kami|Tim Kami|Kebijakan Privasi|Syarat dan Ketentuan |Peta situs
  • Fitur
  • Artikel
  • Beranda
  • Jajak

Kami menggunakan cookie agar Anda mendapatkan pengalaman terbaik. Pelajari LagiOke, Mengerti

Kami menggunakan cookie agar Anda mendapatkan pengalaman terbaik. Pelajari LagiOke, Mengerti