25 Contoh Dongeng Bermakna Baik dan Mendidik untuk Pengantar Tidur Anak
Sebelum tidur, coba bacakan 25 dongeng ini agar anak pintar dan lelap.
Membacakan dongeng anak sebelum tidur sudah menjadi kebiasaan sejak zaman dahulu. Tujuan membacakan dongeng tentu saja agar si Kecil cepat terlelap. Selain itu, perlu Parents ketahui, faktanya ada sejumlah manfaat dari membacakan dongeng untuk anak.
Penelitian-penelitian membuktikan bahwa membaca sebelum tidur membantu anak bisa belajar kata-kata baru, membantu pertumbuhan otaknya, mendorong kebiasaan membaca hingga dewasa, dan membantu si Kecil tidur lebih baik.
Apabila malam ini Parents berniat membacakan dongeng untuk buah hati, sebelum ia masuk ke alam mimpinya, berikut ini ada 25 contoh dongeng atau cerita fabel yang bisa dibacakan. Dongeng ini pun memiliki nilai-nilai kehidupan yang akan bermakna untuk anak.
Artikel terkait: 4 Hal yang Perlu Diperhatikan Ketika Mendongeng untuk Anak dengan Gadget
25 Dongeng Anak Sebelum Tidur yang Memiliki Pesan Moral Baik
Daftar isi
1. Bebek Buruk Rupa
Hari yang indah di pedesaan. Padang rumput yang hijau dan rumput yang tinggi-tinggi. Di tepi rumput terlihat hutan yang ditumbuhi pohon-pohon tinggi.
Di tengah hutan terdapat danau dengan air yang terlihat hijau-kebiruan. Ditempat yang sunyi-senyap di antara pepohonan, terlihat induk bebek yang sedang mengerami beberapa telur disarangnya. Induk bebek sudah merasa lelah dan berharap telur-telurnya segera menetas.
Setelah berminggu-minggu mengeram, satu persatu telur mulai menetas “Ciiit … ciit,” kata bayi bebek ketika ia mengeluarkan kepalanya dari dalam telur.
Bayi bebek mencari jalan keluar dan mulai mencicit-cicit. Bayi bebek melihat-lihat alam di sekeliling sarang dan berkata,”Betapa besarnya dunia!’’
Induk bebek sangat senang melihat anak-anaknya yang baru menetas. Ia mulai bangkit dari sarangnya dan menunjukkan betapa indahnya dunia.
Namun, baru saja dia bangun dari sarangnya, ia melihat ada sebuah telur yang sangat besar di dalam sarangnya yang belum menetas. Ia mulai merasa takut, “Berapa lama lagi telur besar ini akan menetas?’’
Induk bebek tidak meninggalkan sarangnya dan kembali mengerami telurnya agar tetap hangat, sehingga cepat menetas.
Akhirnya setelah beberapa minggu, telur besar itu mulai pecah. “Ciit … ciit,’’ kata bayi bebek terakhir. Ia mendorong dan berusaha keluar dari cangkang telurnya.
Induk bebek melihat bayi bebeknya dan berkata:
“Betapa besar dan jelaknya bayiku ini. Dia tidak seperti saudara-saudaranya.’’
Artikel Terkait: Ayah, Inilah Alasan Mengapa Anda Harus Membaca Dongeng Untuk Anak
Keesokkan harinya induk bebek membawa anak-anaknya ke danau. Ia menyeburkan diri ke danau, ke dalam air yang dingin dan jernih. Setelah itu, ia memanggil anak-anaknya untuk bergabung dengannya, “Kwek … kwek.’’
Satu persatu anak-anaknya menyeburkan diri ke danau, menyelam, dan kembali mengambang di permukaan air. Kaki-kaki mereka mengayuh dan berenang mengelilingi danau di belakang induk mereka.
Anak bebek yang besar dan jelek mengikuti barisan paling belakang. Induk bebek dan anak-anaknya berenang menuju daerah bebek, tempat beberapa keluarga bebek tinggal.
Ketika melewatinya, mereka berkata, “Betapa harmonisnya keluargamu dan anak-anakmu sangat indah. Kecuali anakmu yang bertubuh besar itu sangat jelek.”
Bebek-bebek itu mulai berkwek-kwek dengan sangat keras, “Betapa jeleknya bebek besar itu! Kami tidak bisa tinggal bersamanya.’’ Bebek-bebek yang lebih besar mulai terbang dan mematuk leher dan kepala anak bebek itu.
“Tinggalkan dia. Dia tidak menyakiti siapapun,’’ kata induk bebek. Namun tidak seekor pun yang mau mendengarkan dan mereka terus mematuki bebek besar dan jelek itu. Mereka terus menyebut dan mengatakan betapa jeleknya ia.
Setiap hari keadaannya menjadi lebih buruk bagi si bebek buruk rupa. Ia diburu oleh bebek jantan, dipatuki oleh bebek betina. Akhirnya, ia tidak kuat menghadapi perlakuan bebek tersebut.
Ia tidak tahan mendengar ejekkan sebagai si bebek buruk rupa. Ia pergi dan bersembungyi di balik tanaman di tepi kolam. Di daerah rawa, ia bertemu dengan beberapa dari bebek liar. Mereka berkata, “Mahluk apakah kamu? Kamu benar-benar besar dan jelek.’’
Artikel Terkait: Dongeng Sebagai Stimulasi untuk Dukung Si Buah Hati jadi Anak Unggul Indonesia
Setelah beberapa hari, ia memutuskan untuk pindah ketempat lain. Saat itu musim dingin dan air danau menjadi sangat dingin.
Bebek buruk rupa berenang di danau dan memasukan kepalanya ke dalam air yang dingin. Langit tiba-tiba menjadi gelap dan angin dingin bertiup.
Ia menjadi sangat lelah sehingga tidak dapat berenang lagi. Musim dingin hujan ini merupakan musim yang paling buruk bagi si bebek, karena ia harus berusaha bertahan hidup di daerah rawa-rawa.
Suatu hari matahari mulai memancarkan sinarnya dan udara pun menjadi lebih hangat dari pada kemarin burung-burung mulai bernyanyi. Rumput-rumput mulai menghijau.
Si bebek buruk rupa merasakkan kehangatan sinar matahari dan dan ia mendengar burung-burung bernyanyi. Ia memaksakan dirinya masuk ke dalam air danau yang hangat.
Sekawanan burung berbulu indah di atas rawa-rawa. Burung-burung tersebut sangat memesona dengan leher yang panjang dan sayap yang lebar dan kuat. Dengan lemah gemulai mereka terbang dan mengelilingi danau dan dengan anggunnya mereka mendarat di danau.
Si bebek buruk rupa melihat burung-burung yang indah itu dan mengagumi leher mereka yang panjang dan bulu putihnya yang seperti salju. Si bebek ingin berenang menghampiri mereka. Tetapi ia merasa takut.
“Saya sangat jelek. Tentu mereka tidak mau saya dekat mereka. Mereka akan mematuki saya dan menyebutkan saya jelek.’’
Namun, entah bagaimana, ia ingin mendekati mereka. Sehingga ia berenang ke arah mereka. Ketika sedang berenang, si bebek melihat ke air di bawahnya dan ia melihat bayangan dirinya.
Ia melihat bayangan dirinya di air yang jernih, ia bukan lagi si bebek buruk rupa. Ia menjadi angsa putih yang indah. Angsa yang indah yang besar berenang mengelilinginya. Mereka membelai-belai lehernya. Mereka sangat senang melihatnya.
Beberapa anak di taman melihat ke angsa. Mereka berteriak, “Ada angsa baru.’’ Mereka melemparkan remehan roti kearahnya dan berkata, “Angsa baru ini sangat indah, ia pun kuat dan tampan.’’
Artikel Terkait: Dongeng sebelum tidur: Kisah Putri Mawar dan Burung Emas
Si angsa menggerakkan sayapnya dan menjulurkan lehernya yang ramping dan berkata, “Saya tidak pernah bermimpi mendapatkan kebahagiaan ini ketika saya menjadi bebek buruk rupa.’’
Pesan Moral: Dari cerita fabel “Bebek Buruk Rupa”, Parents bisa mengajarkan kepada anak untuk tidak pernah menghina dan menganggap rendah orang lain. Sebab, setiap orang memiliki kekurangan dan kelebihannya masing-masing. Bisa jadi apa yang kita anggap jelek justru sangat baik untuk kita.
2. Dongeng Anak Sebelum Tidur: Kura-kura Melawan Kelinci
Pada suatu hari ada seekor kelinci yang sangat sombong. Ia menyombongkan diri sebagai kelinci yang paling baik sedunia. Si kelinci selalu membanggakan betapa cepat larinya.
Ia memiliki kaki belakang yang sangat kuat untuk berlari seperti angin. Ia selalu memperlihatkan keahliannya berlari cepat kepada teman-temannya.
Pada suatu hari si kelinci membual di depan teman-temannya dan menunjukkan betapa cepat larinya. Ketika ia berlari, ia melompat di atas sebuah cangkang di jalanan.
Perlahan-lahan sebuah kepala dan empat kaki keluar dari cangkang tersebut dan mulai bergerak di jalanan. Barulah si kelinci sadar, bahwa cangkang itu adalah kura-kura yang tampak merangkak perlahan-lahan dijalanan.
“Betapa lambatnya kamu,’’ kata kelinci kepada kura-kura.
“Kamu sangat lambat. Saya tidak mengerti mengapa kamu tidak terganggu dengan gerakkan lambatmu,’’ kata si kelinci tertawa mendengar leluconnya sendiri mengenai kura-kura.
Kura-kura menatap dingin pada kelinci dan berkata:
“Setiap hewan bergerak dengan langkahnya sendiri. Saya mungkin bergerak lambat, tetapi saya dapat pergi kemana saja yang saya mau. Pada kenyataannya, saya dapat mencapai tujuan lebih cepat dari pada kamu dan lebih kencang dari pada kamu.’’
Si kelinci berpikir, bahwa kata-kata si kura-kura sangat lucu. Ia tertawa mendengar, bahwa kura-kura berlari lebih kencang darinya.
“Tidak mungkin,’’ kata si kelinci.
“Bagaimana mungkin kamu lebih cepat dari saya? Saya dapat berlari secepat angin. Sementara kamu merangkak sangat lambat, sehingga sulit dikatakan, bahwa kamu bergerak lebih cepat dari saya. Saya mau lihat,” kata kelinci melanjutkan.
Artikel Terkait: Dongeng Sebelum Tidur, Kumpulan Cerita Sarat Nilai Moral Untuk Anak
Si kelinci kemudian menantang si kura-kura untuk lomba lari, sehingga mereka akan lihat siapa yang lebih cepat. Lomba lari akan diadakan keesokkan harinya. Setiap hewan ingin melihat perlombaan lari antara si kelinci yang cepat dan si kura-kura yang lambat.
Serigala yang menghitung mundur saat mulai perlombaan. “Lima, empat, tiga, dua, satu, lari…’’
Dengan satu loncatan, si kelinci dengan cepat hilang dari pandangan mata. Si kura-kura melangkahkan kakinya perlahan-lahan, selangkah demi selangkah, sementara tatapan matanya terus bertuju pada jalan di depannya.
Si kelinci berlari sepanjang jalan. Setiap kali melihat kerumunan penonton di pinggir jalan, ia membalikkan tubuhya dan melambaikan tangannya. Ia ingin mereka tahu siapa yang paling cepat larinya.
Jauh, jau di belakangnya si kura-kura terus melangkah, selangkah demi selangkah, dengan lambatnya dan matanya yang terus menatap jalan di depannya. Tidak lama kemudian si kelinci tiba pada suatu tanda di jalan.
Tanda itu menunjukkan, bahwa ia sudah berlari setengah jarak antara garis start dan finish. Ia pun tidak lagi melihat kura-kura.
Si kelinci berpikir, “Saya sudah jauh di depan dan si kura-kura sangat lambat, sehingga ia masih sangat jauh dibelakang. Perlu waktu lama bagi kura-kura untuk sampai di sini. Saya kira saya dapat berbaring dulu di sini dan beristirahat sebentar di bawah sinar matahari yang sangat hangat. Masih banyak waktu untuk memenangkan pertandingan ini saat saya bangun nanti.’’
Sementara itu, si kura-kura terus merangkak perlahan-lahan tanpa berhenti. Ia terus bergerak. Waktu terus berlalu, si kelinci masih tertidur dengan lelapnya.
Dengan perlahan-lahan dan mantap, si kura-kura meneruskan langkahnya tanpa beristirahat. Ia bergerak perlahan-lahan sepanjang jalan. Akhirnya si kura-kura melewati si kelinci yang masih tertidur di tepi jalan.
Artikel Terkait: Rabbit Hole, Buku Cerita Interaktif Untuk Bayi dan Anak Indonesia
Si kelinci tertidur lelap, sehingga ia tidak mendengar saat si kura-kura melewatinya. Ketika kelinci terbangun dari tidur lelapnya, ia melihat ke arah belakang untuk mengetahui keberadaan si kura-kura. Namun ia tidak melihat kura-kura.
“Ternyata si kura-kura lebih lambat dari yang saya kira. Mungkin baru tengah malam ia tiba di garis finish,’’ ucap kelinci.
Si kelinci merenggangkan kakinya dan kembali ke jalan untuk melanjutkan perlombaan lari. Si kelinci berlari dan menaiki bukit. Kemudian ia melihat pemandangan yang menakjubkan.
Di garis finish tampak si kura-kura. Penonton bersuka ria, karena si kura-kura memutuskan pita garis finish. Si kura-kura diumumkan sebagai pemenang. Si kelinci menghela napas panjang dan si kura-kura tersenyum.
“Bagaimana…kapan… di mana?’’ gumam si kelinci.
Si kura-kura berkata, “Saya menyusul kamu ketika kamu sedang tertidur. Saya mungkin saja lambat, tetapi mata saya menatap tujuan. Dengan pelan dan mantap, saya memenangkan perlombaan lari ini.’’
Pesan Moral: Jangan pernah menganggap remeh orang lain. Setiap orang memiliki kekurangan dan kelebihannya masing-masing. Kesombongan suatu saat pasti akan dikalahkan oleh kerendahan hati.
3. Dongeng Kancil dan Buaya
Di sebuah hutan, hiduplah seekor kancil yang terkenal cerdik. Suatu hari, kancil ingin menyeberangi sungai, tetapi sungai itu penuh dengan buaya. Dengan cerdiknya, kancil berpura-pura ingin menghitung jumlah buaya. Ia meminta para buaya berbaris di sungai agar bisa menghitung dengan melompati mereka satu per satu. Para buaya pun menurut.
Dengan hati-hati, kancil melompat di atas punggung setiap buaya hingga akhirnya mencapai tepian sungai yang lain. Begitu tiba di seberang, kancil langsung berlari dan tertawa terbahak-bahak. Para buaya akhirnya sadar telah ditipu, tetapi sudah terlambat.
Pesan Moral: Kecerdikan dapat membantu kita menghadapi kesulitan. Kancil berhasil melewati sungai tanpa terluka karena kepintarannya.
4. Putri Salju dan Tujuh Kurcaci
Putri Salju adalah gadis yang cantik dan baik hati. Namun, ibu tirinya yang jahat merasa iri dan ingin menjadi wanita tercantik di kerajaan. Putri Salju pun melarikan diri ke hutan dan menemukan rumah kecil milik tujuh kurcaci yang baik hati. Para kurcaci setuju untuk melindungi Putri Salju.
Namun, ibu tiri Putri Salju mengetahui tempat persembunyiannya. Ia menyamar dan memberi apel beracun pada Putri Salju, yang membuatnya tertidur panjang. Para kurcaci merasa sangat sedih dan menjaga Putri Salju dengan kasih sayang.
Suatu hari, seorang pangeran lewat dan mencium Putri Salju. Ciuman itu mematahkan kutukan, dan Putri Salju pun bangun.
Pesan Moral: Kebaikan hati dan persahabatan sejati selalu menang.
5. Dongeng Anak Sebelum Tidur: Singa dan Tikus
Di hutan yang lebat, seekor singa sedang tertidur pulas ketika seekor tikus kecil tak sengaja melintasi tubuhnya. Singa terbangun dan menangkap tikus itu, siap memakannya.
Tikus memohon ampun dan berjanji akan membalas budi jika dibebaskan. Singa tertawa karena merasa tikus terlalu kecil untuk membantunya, tetapi akhirnya melepaskannya.
Beberapa hari kemudian, singa terperangkap dalam jaring yang dipasang pemburu. Ia mengaum keras meminta pertolongan. Tikus yang mendengar auman itu segera datang dan menggigit jaring hingga putus, membebaskan singa. Singa sangat berterima kasih pada tikus kecil itu.
Pesan Moral: Kebaikan akan selalu kembali pada kita, sering kali dengan cara yang tak terduga.
6. Dongeng Anak Sebelum Tidur: Cerita Pinokio
Pinokio adalah boneka kayu yang dibuat oleh seorang pemahat bernama Geppetto.
Ia hidup dengan bantuan seorang peri, namun peri memperingatkannya bahwa setiap kali ia berbohong, hidungnya akan memanjang. Pinokio ingin menjadi anak manusia, tetapi ia sering berbohong.
Setiap kali ia berbohong, hidungnya semakin panjang, dan ia semakin kesulitan. Pinokio belajar dari kesalahannya, dan dengan bantuan peri, ia mulai belajar berkata jujur.
Suatu hari, Pinokio membuktikan dirinya dengan menyelamatkan Geppetto yang terjebak di perut ikan paus.
Karena keberaniannya, peri akhirnya mengubah Pinokio menjadi anak manusia.
Pesan Moral: Kejujuran akan selalu lebih baik daripada kebohongan.
7. Dongeng Anak Sebelum Tidur: Anjing dan Bayangannya
Seekor anjing berjalan sambil membawa sepotong daging di mulutnya. Saat ia melintasi sungai, ia melihat bayangan dirinya di air dan berpikir itu anjing lain dengan daging lebih besar. Tanpa pikir panjang, ia mencoba merebut “daging” itu.
Ketika ia membuka mulut untuk menggonggong, dagingnya jatuh ke sungai dan hilang. Anjing itu pun menyesal karena keserakahannya membuatnya kehilangan daging yang sudah dimilikinya.
Pesan Moral: Cerita ini mengajarkan kita bahwa keserakahan dapat membuat kita kehilangan hal berharga yang sudah kita miliki.
8. Dongeng Anak Sebelum Tidur: Pohon Apel yang Bijak
Di suatu kebun, ada pohon apel yang selalu berbagi buahnya dengan seorang anak kecil. Anak itu sering bermain di bawah pohon dan menikmati apel-apel manis. Namun, seiring waktu, anak itu tumbuh dewasa dan jarang mengunjungi pohon lagi.
Saat anak itu datang untuk meminta kayu, pohon apel memberikannya tanpa ragu. Begitu seterusnya, pohon apel memberikan apa pun yang bisa diberikannya hingga ia hanya menyisakan batang tua.
Pada akhirnya, anak itu yang sudah tua kembali, dan pohon menyambutnya meski hanya bisa memberinya tempat untuk duduk.
Pesan Moral: Kasih sayang sejati adalah memberi tanpa syarat, tanpa mengharapkan balasan.
9. Angsa Bertelur Emas
Seorang petani memiliki angsa yang setiap hari bertelur emas. Pada awalnya, petani sangat bersyukur dan hidup berkecukupan. Namun, seiring berjalannya waktu, ia menjadi serakah dan ingin segera mendapatkan lebih banyak emas.
Ia pun membunuh angsa itu, berharap menemukan banyak emas di dalamnya. Namun, ia hanya menemukan seekor angsa biasa. Petani itu sangat menyesal karena telah kehilangan sumber penghasilannya sendiri.
Pesan Moral: Cerita ini mengajarkan bahwa keserakahan tidak membawa keuntungan, malah membuat kita kehilangan hal-hal yang berharga.
10. Rubah dan Bangau
Suatu hari, rubah mengundang bangau makan di rumahnya. Rubah menyajikan sup di atas piring datar, sehingga bangau kesulitan memakannya karena paruhnya yang panjang. Rubah tertawa melihat bangau yang kesulitan, sementara ia sendiri menikmati sup itu dengan mudah.
Beberapa hari kemudian, bangau mengundang rubah untuk makan di rumahnya sebagai balasan. Kali ini, bangau menyajikan sup dalam wadah berleher panjang.
Rubah tidak bisa menjangkau sup di dalam wadah itu, sementara bangau menikmatinya dengan mudah. Rubah akhirnya menyadari betapa tidak menyenangkannya perlakuannya terhadap bangau.
Pesan Moral: Dari cerita ini kita bisa mengambil hikmah untuk memperlakukan orang lain dengan baik dan adil, sama seperti yang kita ingin mereka lakukan pada kita.
11. Raja Midas dan Sentuhan Emas
Raja Midas sangat mencintai emas dan menginginkan lebih banyak lagi. Suatu hari, seorang peri datang dan memberinya kemampuan untuk mengubah apa pun yang disentuhnya menjadi emas.
Midas sangat senang dan segera mulai menyentuh berbagai benda, termasuk makanan dan bunga di kebunnya.
Namun, ketika ia ingin memeluk putrinya, putrinya pun berubah menjadi patung emas. Midas sangat menyesal dengan keinginannya dan memohon agar peri mengambil kembali kekuatan itu.
Akhirnya, peri setuju, dan Midas belajar untuk bersyukur atas hal-hal sederhana dalam hidupnya.
Pesan Moral: Dari cerita ini kita bisa belajar bahwa kebahagiaan sejati tidak bisa dibeli dengan kekayaan dan bahwa kita harus bersyukur dengan apa yang kita miliki.
12. Si Pelanduk yang Pintar
Di sebuah hutan, hiduplah seekor pelanduk kecil yang selalu dikejar oleh raja hutan, yaitu harimau. Harimau ingin memakan pelanduk, tetapi pelanduk selalu berhasil lolos.
Suatu hari, harimau berhasil menangkap pelanduk dan berniat memakannya. Namun, pelanduk dengan cerdik berkata bahwa ia tidak pantas dimakan, karena masih kecil dan tidak mengenyangkan.
Ia mengusulkan untuk menunjukkan harimau tempat “lebih baik” untuk mencari makanan. Pelanduk menuntun harimau ke tepi sungai dan mengatakan bahwa bayangan harimau di air adalah “saingan” yang lebih besar.
Harimau yang termakan tipu daya pelanduk melompat ke sungai untuk melawan bayangannya sendiri dan akhirnya tenggelam.
Pesan Moral: Cerita mengajarkan bahwa kecerdikan dan keberanian bisa menyelamatkan diri dari bahaya, bahkan dari lawan yang lebih kuat.
13. Burung Gagak yang Haus
Seekor burung gagak terbang di atas gurun pasir dan merasa sangat haus. Akhirnya, ia menemukan sebuah guci dengan air di dasar yang tidak bisa dijangkaunya.
Gagak itu mencoba meminum air, tetapi paruhnya terlalu pendek. Ia merasa putus asa, namun tetap berusaha.
Setelah berpikir sejenak, gagak menemukan ide. Ia mulai mengambil kerikil dan memasukkan satu per satu ke dalam guci. Setiap kali ia menjatuhkan kerikil, permukaan air naik sedikit demi sedikit.
Dengan sabar dan gigih, gagak akhirnya bisa meminum air itu dan menghilangkan rasa hausnya.
Pesan Moral: Kreativitas dan kesabaran dapat membantu kita mengatasi rintangan, tak peduli seberapa sulit tampaknya masalah tersebut.
14. Si Siput yang Lambat
Di sebuah hutan, seekor siput sering merasa rendah diri karena kecepatannya yang sangat lambat dibandingkan hewan lain. Namun, siput memutuskan untuk tidak menyerah dan terus melakukan perjalanan ke tempat yang ia inginkan, meskipun harus melangkah sedikit demi sedikit.
Di sepanjang perjalanan, ia bertemu dengan berbagai hewan lain yang lebih cepat. Beberapa dari mereka meremehkan siput, tetapi siput tetap berjalan dengan penuh tekad. Hingga akhirnya, siput tiba di tujuan yang ia impikan, walaupun memakan waktu cukup lama.
Pesan Moral: Bahwa ketekunan dan kesabaran dapat membawa kita mencapai tujuan, bahkan ketika kita bergerak dengan sangat lambat.
15. Gadis Berkerudung Merah
Seorang gadis kecil yang mengenakan kerudung merah diberi tugas oleh ibunya untuk membawa makanan ke rumah neneknya.
Di tengah perjalanan, ia bertemu dengan serigala yang menyamar dan berpura-pura baik. Gadis itu tidak menyadari bahaya dan berbicara dengan serigala tentang rumah neneknya.
Serigala itu lantas pergi lebih dulu dan menyamar menjadi nenek gadis tersebut, menunggu untuk memangsa gadis kecil itu.
Beruntung, seorang pemburu lewat dan mendengar jeritan gadis kecil itu. Pemburu segera mengusir serigala dan menyelamatkan gadis serta neneknya.
Pesan Moral: Cerita ini ingin mengingatkan kita agar selalu berhati-hati dan tidak mudah percaya pada orang asing.
16. Bawang Merah dan Bawang Putih
Bawang Merah adalah gadis yang sombong dan sering membuat saudarinya, Bawang Putih, bekerja keras.
Selain itu, Bawang Putih yang sabar dan baik hati selalu menerima perlakuan buruk itu dengan ikhlas. Suatu hari, Bawang Putih membantu seorang nenek tua yang memberinya hadiah berupa bunga ajaib.
Ketika Bawang Merah melihat keajaiban bunga itu, ia menjadi iri dan mencoba mengambil bunga tersebut.
Namun, karena sikapnya yang serakah dan tidak tulus, ia malah mendapat kutukan. Sementara itu, Bawang Putih hidup bahagia dengan berkah bunga tersebut.
Pesan Moral: Cerita ini menekankan bahwa kebaikan hati akan selalu mendatangkan keberuntungan, sedangkan kejahatan hanya membawa kerugian.
17. Kucing dalam Sepatu Bot
Seorang pemuda miskin hanya memiliki seekor kucing sebagai warisannya. Kucing ini ternyata sangat cerdik dan meminta pemuda itu memberinya sepasang sepatu bot.
Dengan memakai sepatu bot, kucing tersebut menipu raja dan membuat pemuda itu dikenal sebagai seorang bangsawan.
Melalui tipu muslihatnya, kucing itu berhasil membuat tuannya menikah dengan seorang putri dan hidup berkecukupan. Semua ini berkat kepintaran dan loyalitas kucing dalam membantu tuannya.
Pesan Moral: Yakni bahwa persahabatan sejati dapat membantu seseorang mencapai impian, bahkan dengan cara yang tidak terduga.
18. Kancil dan Harimau
Di suatu hutan, kancil bertemu dengan harimau yang berniat memakannya. Kancil berpikir cepat dan mengatakan pada harimau bahwa di sungai ada “makanan lezat” yang akan memuaskannya.
Harimau yang tertarik mengikuti kancil ke tepi sungai.
Kancil lalu menunjuk bayangan bulan di air dan mengatakan bahwa itulah “makanan” yang dimaksud. Ketika harimau mencoba menangkap bayangan itu, ia tercebur ke dalam sungai.
Kancil tertawa dan segera berlari pergi, meninggalkan harimau yang kebingungan.
Pesan Moral: Cerita dongeng ini ingin menunjukkan bahwa kecerdikan bisa menjadi senjata ampuh untuk melindungi diri dari bahaya.
19. Dongeng Anak Sebelum Tidur: Putri Tidur
Putri yang baik hati ini terkena kutukan seorang penyihir jahat. Kutukan itu membuatnya tertidur panjang setelah tertusuk jarum pemintal pada ulang tahunnya yang ke-16.
Raja dan ratu mencoba melindunginya, tetapi kutukan tetap terjadi.
Putri Tidur akhirnya tertidur selama bertahun-tahun di dalam istana. Seluruh kerajaan pun ikut tertidur dalam kesedihan.
Suatu hari, seorang pangeran gagah berani datang dan mencium Putri Tidur. Ciuman cinta sejati pangeran itu membangunkan Putri Tidur dan mengakhiri kutukan.
Pesan Moral: Dari cerita ini kita belajar bahwa cinta sejati memiliki kekuatan yang besar untuk mengatasi segala rintangan.
20. Putri Duyung Kecil
Nah, itulah dua dongeng anak sebelum tidur yang bisa Parents bacakan.
Baca Juga:
JK Rowling Rilis Cerita Anak Secara Online untuk Dibaca Gratis
11 Pilihan Fabel Sederhana Pengantar Tidur Anak yang Kaya Nilai Moral
Yuk Bacakan 2 Cerita Anak Islami Tentang Kejujuran Sebelum Tidur untuk Si Kecil