Membiasakan membaca buku sebelum tidur akan menciptakan bonding yang kuat antara Parents dan si kecil.
Cerita anak islami tentang kejujuran berikut ini dapat Parents bacakan untuk buah hati tersayang.
Kejujuran adalah sifat baik yang harus ditanamkan sejak dini. Membacakan cerita anak islami tentang kejujuran akan menanamkan pesan-pesan kepada anak-anak, agar senantiasa berlaku jujur.
Inilah cerita anak islami tentang kejujuran. Selamat membaca!
2 Cerita Anak Islami Tentang Kejujuran
1. Kisah Saudagar Kaya yang Jujur
Suatu ketika di zaman tabi’in, hidup seorang saudagar perhiasan bernama Yunus bin Ubaid. Suatu hari, Yunus berpesan kepada saudaranya agar menjaga kedai perhiasan miliknya selagi ia pergi keluar untuk shalat.
Manakala Yunus bin Ubaid sedang shalat, datanglah seorang badui, atau penduduk dari desa yang jauh hendak membeli perhiasan di kedai Yunus bin Ubaid. Singkat cerita, terjadilah jual beli antara orang badui itu, dengan penjaga kedai suruhan Yunus.
Konon, salah satu perhiasan permata yang ingin dibeli si badui berharga empat ratus dirham. Namun penjaga kedai malah memberikan perhiasan yang harga sesungguhnya hanyalah 200 dirham saja. Akhirnya orang badui yang tak paham harga perhiasan itu tetap membeli, tanpa pengurangan harga sama sekali.
Di jalan, orang badui ini berpapasan dengan Yunus bin Ubaid. Yunus pun mengenali bahwa perhiasan tersebut ialah barang yang biasa ia jual di toko perhiasannya. Lantas, Yunus menghampiri orang tersebut dan bertanya.
“Berapa perhiasan ini engkau beli, wahai orang badui?”
“Aku membelinya seharga empat ratus dirham,” jawab si badui.
Yunus bin Ubaid terkejut mendengarnya. Karena merasa kasihan, ia pun mengajak orang badui itu kembali lagi ke toko perhiasan. Yunus bin Ubaid si saudagar permata berkata pada orang badui ini,
“Saudaraku, sebenarnya aku menjual perhiasan itu seharga dua ratus dirham saja. Mari kembali ke kedaiku, agar engkau mendapatkan sisa uangmu kembali,”
Namun, orang badui itu menjawab.
“Biarlah, tidak perlu. Aku telah merasa senang dan beruntung dengan harga empat ratus dirham itu, sebab di kampungku harga barang ini paling murah lima ratus dirham.”
Namun, saudagar permata ini tak puas juga. Didesaknya orang badui itu agar kembali ke kedainya untuk mendapatkan harga yang seharusnya. Mereka sampai di kedai, Yunus bin Ubadi mengembalikan sisa uang 200 dirham dan orang badui itu pun pergi.
Kemudian, Yunus berkata pada saudaranya yang ia amanahkan untuk menjaga kedai. Dengan agak marah ia berseru.
“Apakah kamu tidak merasa malu dan takut kepada Allah atas perbuatanmu menjual barang tadi dengan harga dua kali lipat?”
Saudaranya beralasan bahwa toh badui itu pun setuju dengan harga tersebut.
“Bukankah tidak apa-apa, karena dia sendiri yang mau membelinya dengan harga empat ratus dirham,” jelasnya membela diri.
“Ya, tapi tahukah engkau. Sungguh besar tanggung jawab kita sebagai sesama muslim, agar memperlakukan saudara seiman seperti engkau memperlakukan dirimu sendiri. Perlakukan dengan baik, dan jujur.”
Jual beli haruslah dilakukan dengan jujur.
Kisah ini sudah diceritakan berulang kali, dan menjadi teladan bagi para pedagang yang beriman. Dongeng anak islami tentang kejujuran saudagar permata ini menunjukkan pribadi seorang pedagang yang jujur dan amanah, serta mencari rezeki yang halal.
Boleh mengambil keuntungan sebesar-besarnya, namun janganlah berdusta dengan menjual barang berkualitas buruk, dan tidak jujur terhadap harga. Alangkah baiknya jika jual beli berjalan dengan aman dan tenteram, saling menguntungkan, tanpa penipuan dalam perniagaan.
2. Kisah Seorang Anak yang Jujur
Alkisah, seorang anak telah mengembara jauh, demi mencari ilmu. Sebelum anak tersebut memulai perjalanan, ibunya berpesan, “Wahai anakku, janganlah engkau sekali-kali berkata dusta. Sebab kejujuran akan membawa dirimu pada keselamatan walaupun kejujuran yang kamu lakukan itu kalihatannya akan membawa pada kebinasaan,”
Anak itu pun memegang erat-erat pesan ibunya dalam hati dan pikirannya. Dalam pengembaraan itu, ibunya memberikan bekal uang seratus dirham.
Suatu ketika, ditengah perjalanan, anak itu didatangi sekomplotan perampok. Mereka bertanya pada si pengembara, “Wahai anak kecil, apakah engkau membawa uang?”
Anak kecil tersebut menjawab, “Iya aku membawa uang”
Merasa tak yakin, perampok itu bertanya lagi. “Betulkah engkau membawa uang? Karena setiap orang yang kami tanya pasti akan menjawab tidak ada uang. Lantas kami rampas semua hartanya,” kata mereka, menakuti sang anak kecil pengembara.
Para perampok itu lalu tertawa terbahak-bahak. Mereka tak percaya ada anak kecil, yang lusuh mengaku pula pada perampok bahwa ia membawa sejumlah uang.
Mereka bertanya lagi, “Wahai anak kecil, apakah engkau hanya ingin mengolok-olok kami?”
Anak kecil tersebut menjawab “Aku tidak mengolok-olok kalian, aku sungguhan membawa sejumlah uang”
Pemimpin perompak lalu berkata, “Kenapa berkata jujur? tidak takut kah uangmu kami rampas?”
Anak kecil menjawab, “Ibuku telah berpesan agar aku selalu berkata jujur, sungguh aku tidak berani melanggar nasehat dari ibuku.”
Mendengar jawaban anak kecil tersebut, sang pemimpin perampok menangis. Ia menjadi sadar akan dosa-dosa kejahatannya.
“Kamu merasa takut melanggar nasihat ibumu agar tak berdusta, sedangkan aku selama ini tak merasa takut jika Allah marah akibat kejahatanku pada manusia. Wahai anak kecil, kamu telah memberikan peringatan yang keras untukku,”
Akhirnya sang pemimpin dan anak buahnya bertaubat kepada Allah, berkat keberanian dan kejujuran anak kecil pengembara.
***
Demikian cerita anak islami tentang kejujuran, semoga bermanfaat dan dapat dipetik hikmahnya.
Baca juga:
Manfaat Membacakan Cerita Dongeng untuk Stimulasi Si Buah Hati
Dongeng Abu Hanifah dan Orang Pemalas, Mengajarkan Anak Agar Jangan Putus Asa
Dongeng Persahabatan Singa dan Tikus, Mengajarkan Anak Agar Tidak Sombong
Parenting bikin pusing? Yuk tanya langsung dan dapatkan jawabannya dari sesama Parents dan juga expert di app theAsianparent! Tersedia di iOS dan Android.