Seorang pria asal Surabaya, Agus Eko Nirno, merupakan sosok yang bisa menjadi teladan bagi kita, Parents. Pria yang bekerja di salah satu perusahaan logistik di Surabaya ini telah melakukan donasi plasma konvalesen sebanyak 10 kali sejak September 2020 hingga Februari 2021 lalu. Kisah bapak dari tiga orang anak ini dimulai ketika ia dinyatakan positif pada Kamis, 20 Agustus 2020 lalu.
Artikel terkait: 3 Fakta Terapi Plasma Darah Konvalesen Beserta Syarat dan Cara Daftar Menjadi Donor
Dinyatakan Positif pada Bulan Agustus 2020
Awalnya, Agus didiagnosis penyakit tipus. Namun, ketika melakukan tes antigen untuk keperluan bekerja, ia dinyatakan positif tanpa adanya gejala sama sekali. Lalu, ia pun melakukan karantina hingga awal September di Asrama Haji.
“Saya (dinyatakan) positif pada 20 Agustus 2020 lalu. Kemudian, saya dikarantina di shelter Asrama Haji,” katanya kepada theAsianparent pada Sabtu (7/7) saat dihubungi melalui telepon.
Pada awal September, ia melakukan donasi darah. Kemudian, ada salah satu petugas Palang Merah Indonesia (PMI) yang menawarkannya untuk melakukan donasi plasma konvalesen karena ia merupakan penyintas COVID-19. Tanpa berpikir panjang, ia pun mengiyakan. Pada 3 September 2020, ia melakukan skrining untuk keperluan donasi plasma konvalesen. Hasilnya, ia cocok menjadi donasi dengan resus O+. Dalam donasi perdananya tersebut, plasma yang diambil satu kantong dan biasanya digunakan oleh 2 hingga 3 pasien COVID-19 yang kritis.
“Setiap pengambilan, satu kantong untuk 2-3 pasien Covid-19 yang kritis,” jelasnya.
Artikel terkait: Bolehkah ibu hamil dan ibu menyusui mendonorkan darah?
Donasi Plasma Konvalesen 10 Kali
Agus Eko Nirno dan putrinya (dok. pribadi)
Setelah donasi plasma konvalesen pertamanya, Agus pun secara rutin melakukan donasi plasma konvalesen setiap dua minggu sekali.
Donasi plasma konvalesen terakhirnya ia lakukan pada Sabtu, 2 Februari 2021. Itu merupakan donasi kesepuluhnya. Kemudian, pada tanggal 24 Februari, ketika ia akan melakukan donasi plasma konvalesen kesebelas, titer antibodinya sudah tidak mencukupi lagi. Meski demikian, ia tetap bersyukur dapat melakukan donasi sampai 10 kali.
“Alhamdulillah, saya memenuhi syarat dan titer antibodi saya kata dokter memang baik. Orang lain hanya bisa melakukan donasi konvalesen sampai 3 bulan, saya bisa melakukannya hingga 6 bulan,” tutur suami Wiwin Endriyani tersebut.
Seperti dilansir dari Healthline, memang pada umumnya, orang bisa melakukan donasi plasma konvalesen selama 28 hari sekali. Penelitian menunjukkan bahwa donasi yang terlalu sering dapat berdampak negatif terhadap kualitas plasma. Ini mungkin karena keterbatasan kemampuan tubuh untuk dengan cepat meregenerasi komponen penting plasma.
Sebuah studi tahun 2010 berjudul “Specific protein content of pools of plasma for fractionation from different sources: impact of frequency of donations” menyelidiki dan membandingkan kualitas plasma donasi dari berbagai negara.
Mereka menemukan bahwa di Amerika Serikat, plasma dari orang yang lebih sering mendonor dan dalam volume yang lebih tinggi secara signifikan lebih rendah dalam protein total, albumin, dan penanda darah lainnya. Baik itu untuk membantu memerangi COVID-19 atau untuk menambah aliran pendapatan tambahan, donasi plasma, terutama donasi yang sering, harus selalu dilakukan di bawah pengawasan dokter Anda.
Sebelum melakukan donasi, Agus memang harus melakukan proses skrining terlebih dahulu, sehari sebelumnya. Ketika titer antibodi mencukupi, ia pun bisa melakukan donasinya. Selama proses donasi tersebut, tidak ada hal khusus yang dilakukan oleh Agus. Ia hanya menjalani hidup sehat, seperti makan teratur, istirahat cukup, berolahraga, dan minum air putih cukup. Namun, sebelum berdonasi plasma konvalesen, ia tidak boleh mengonsumsi kacang dan gorengan.
“Tidak ada makanan atau aktivitas khusus. Saya hanya makan biasa, tidur cukup, olahraga, dan yang terpenting minum air putih yang banyak. Cuma kata dokter, sebelum donasi konvalesen, saya tidak boleh makan kacang dan gorengan biar kualitas plasmanya bagus,” jelas Agus.
Artikel terkait: Ayah Arbani Yasiz Berpulang Usai Berjuang Melawan COVID-19, Begini Pesan Terakhirnya
Donasi Darah Hingga 50 Kali
Meski sudah tidak bisa berdonasi plasma konvalesen, ia tetap melanjutkan kebiasaan dalam berdonasi darah. Hingga kini, ia telah melakukan donasi darah sebanyak 50 kali. Aktivitas mulia ini sudah ia lakukan sejak tahun 2010. Saat itu, ia dan teman-temannya mencoba berdonasi darah untuk pertama kalinya. Namun, saat itu ia tidak masuk persyaratan. Petugas pun menganjurkan untuk minum air putih yang banyak. Beberapa hari kemudian, ia datang kembali untuk berdonasi darah dan aktif melakukannya hingga sekarang.
“Saya ingin membantu yang membutuhkan. Lagi pula, kalau tidak donasi darah, badan saya sakit semua,” tuturnya.
Ia pun mengungkapkan alasannya melakukan donasi darah dan plasma konvalesen secara rutin.
“Kita kan di sini hanya titipan Allah semua. Kalau bisa dimanfaatin buat orang lain atau berguna, ya saya lakukan,” ungkapnya.
Apa itu Terapi Plasma Konvalesen?
Melansir dari Mayo Clinic, terapi plasma konvalesen menggunakan darah dari orang yang telah sembuh dari suatu penyakit untuk membantu orang lain pulih. Badan Pengawas Obat dan Makanan AS (FDA) telah memberikan otorisasi darurat terapi plasma konvalesen dengan tingkat antibodi tinggi untuk mengobati COVID-19. Terapi ini dapat digunakan untuk para penderita COVID-19 di rumah sakit yang baru terinfeksi dan memiliki sistem kekebalan lemah.
Pada dasarnya, darah yang disumbangkan oleh orang yang telah pulih dari COVID-19 memiliki antibodi terhadap virus yang menyebabkannya. Darah yang disumbangkan diproses untuk menghilangkan sel darah, menyisakan cairan (plasma) dan antibodi. Ini dapat diberikan kepada orang dengan COVID-19 untuk meningkatkan kemampuan mereka dalam melawan virus. Terapi ini dapat mengurangi keparahan penyakit.
Syarat untuk Donor Plasma Konvalesen
Mengutip dari laman Reblood, ada beberapa syarat yang harus dipenuhi donor plasma konvalesen. Berikut beberapa syarat tersebut.
- Pernah terkonfirmasi COVID-19
- Telah sembuh dari COVID-19, dengan hasil test SWAB negatif
- Bebas keluhan/gejala COVID-19 minimal 14-28 hari
- Memiliki kadar antibodi dan total titer antibodi IgG spesifik Covid-19 yang cukup
- Donor diutamakan laki-laki atau wanita yang belum pernah hamil, dengan hasil antibodi HLA negatif dan belum pernah menerima transfusi.
- Usia 17-60 tahun
- Berat badan minimal 55 kg
- Lebih diutamakan jika pernah donor darah sebelumnya.
Adapun prosedur yang dapat dilakukan untuk berdonasi plasma konvalesen adalah sebagai berikut.
- Menghubungi nomor kontak Palang Merah Indonesia
- Mengikuti proses skrining, termasuk dengan tes usap dan pengambilan darah.
- Jika hasil skrining menunjukkan kriteria terpenuhi, kandidat pemberi plasma akan menjalani pemeriksaan tekanan darah, hemoglobin, tinggi dan berat badan.
Dalam kondisi pandemi seperti sekarang ini, kita memang harus saling gotong-royong membantu sesama, semampu kita. Kisah Agus Eko Nirno yang melakukan donasi plasma konvalesen dan donasi darah ini dapat menjadi inspirasi kita bahwa ada banyak cara untuk membantu sesama, Parents. Tidak hanya berwujud materi, tetapi donasi plasma konvalesen dan donasi darah yang dilakukan dapat menyelamatkan nyawa banyak orang. Jika Parents juga tertarik ingin berdonasi darah atau plasma konvalesen, segera hubungi PMI di kota Parents.
Jika Parents ingin berdiskusi seputar pola asuh, keluarga, dan kesehatan serta mau mengikuti kelas parenting gratis tiap minggu bisa langsung bergabung di komunitas Telegram theAsianparent.
Baca juga:
Apa Arti Nilai CT yang Kerap Muncul dalam Hasil Tes PCR? Ini Penjelasannya
Ketahui Gejala Setelah Sembuh dari COVID-19 dan Hal yang Harus Dilakukan
Terpapar COVID-19, Ibunda Irwansyah Kini dalam Kondisi Kritis
Parenting bikin pusing? Yuk tanya langsung dan dapatkan jawabannya dari sesama Parents dan juga expert di app theAsianparent! Tersedia di iOS dan Android.