Kehadiran deodoran tentunya sangat disyukuri oleh orang yang bermasalah dengan bau badan. Pasalnya, deodoran dapat membantu menutupi aroma tak sedap yang keluar dari ketiaknya. Namun belakangan, tersiar kabar bahwa katanya deodoran dapat memicu perkembangan kanker. Benarkah deodoran pemicu kanker? Yuk, simak ulasannya di sini!
Benarkah Deodoran Pemicu Kanker? Ini Kata Para Ahli!
Kaitan Deodoran, Kanker, dan Estrogen
Antiperspiran atau deodoran mengandung mengandung bahan-bahan yang berpotensi berbahaya yang jika diaplikasikan di area ketiak yang notabene dekat dengan payudara bisa memicu kanker payudara.
Bahan berbahaya yang disebutkan tadi adalah senyawa berbasis aluminium. Senyawa ini digunakan sebagai antisumbat sementara pada pori-pori untuk menghambat keringat keluar ke permukaan kulit yang menyebabkan aroma tak sedap.
Beberapa penelitian menunjukkan, antiperspiran yang sering dioleskan dan dibiarkan di area ketiak dapat diserap oleh kulit –terutama bagian payudara- dan memiliki efek seperti estrogen (hormonal). Di sisi lain, para ahli mengemukakan, tingkat hormon estrogen yang tinggi dapat meningkatkan pertumbuhan sel kanker payudara.
Atas dasar pemikiran inilah deodoran berkontribusi pada peningkatan kasus dan perkembangan kanker payudara. Tapi benarkah demikian?
Berbagai Penelitian Mengenai Hal Ini
Meski isu deodoran pemicu kanker sudah santer mendunia, tapi hingga kini hanya sedikit penelitian yang menyelidiki hubungan keduanya.
Sebuah penelitian dilakukan pada tahun 2002 yang menyertakan 813 wanita penderita kanker payudara dan 793 wanita tanpa riwayat kanker payudara sebagai responden wawancara.
Begini hasil penelitian yang diterbitkan pada Journal of the National Cancer Institute tersebut:
- Perempuan yang menggunakan deodoran tidak menunjukkan peningkatan risiko kanker payudara.
- Tidak ada peningkatan risiko kanker payudara di antara wanita yang dilaporkan menggunakan pisau cukur (nonelektrik) dan deodoran.
- Juga tidak ada peningkatan risiko kanker pada perempuan yang melaporkan menggunakan deodoran dalam waktu 1 jam setelah mencukur dengan pisau silet.
Tingkat Senyawa Berbahaya pada Deodoran
Tadi sudah disebutkan bahwa senyawa berbahaya yang terdapat pada deodoran adalah aluminium. Senyawa ini bertugas menyumbat sementara kelenjar keringat untuk menghentikan keringat mengalir pada permukaan kulit. Penyerapan senyawa ini yang kemudian dikatakan dapat merangsang pertumbuhan sel-sel kanker payudara.
Jenis aluminium yang digunakan adalah aluminium klorohidrat. Dan ternyata, jumlah kandungannya pada deodoran sangat sedikit. Dengan kata lain, jika diserap oleh kulit tidak akan membahayakan tubuh Anda.
Hanya sekitar 0,012 persen atau aluminium klorohidrat bahkan bisa kurang dari itu yang diserap dalam tubuh dalam setiap penggunaan deodoran.
Artinya, antara kandungan deodoran dengan risiko perkembangan kanker –dalam hal ini kanker payudara- tidak ada hubungannya.
Senyawa lain yang dicurigai dapat menimbulkan efek serupa pada label kemasan adalah methylparaben, propylparaben, butylparaben atau benzylparaben.
Penyebab dan Faktor Risiko Kanker Payudara
Dijelaskan dr. Gita, kanker payudara disebabkan oleh pertumbuhan abnormal dari sel-sel pada payudara. Kondisi tersebut bisa disebabkan oleh beberapa hal, di antaranya adalah jenis kelamin wanita jauh lebih tinggi dibandingkan pria.
- Riwayat keluarga (genetik), sebelumnya terjadi ibu, nenek, atau saudara perempuan.
- Perokok aktif.
- Sering mengonsumsi minuman beralkohol.
- Obesitas atau kelebihan berat badan.
- Jarang atau hampir tidak pernah berolahraga.
- Penggunaan kontrasepsi hormonal atau terapi hormon setelah menopause.
- Riwayat terpapar dengan radiasi
- Lebih sering terjadi pada perempuan.
- Mulai menopause di usia lebih tua (di atas 55 tahun).
- Menstruasi sebelum usia 12 tahun.
Cara Mencegah Kanker Payudara
Jadi, sudah dipastikan bahwa penggunaan deodoran tidak ada kaitannya dengan peningkatan perkembangan kanker payudara. Anda tetap dapat menggunakan deodoran sesuai dengan cara pakai yang tepat. Usahakan, ketika sedang tidak bepergian atau di rumah saja, penggunaan deodoran dihentikan.
Cara lain yang bisa Anda lakukan untuk mencegah kanker payudara adalah sebagai berikut:
- Rutin berolahraga
- Istirahat cukup
- Menyusui hingga bayi berusia 2 tahun
- Rutin Pemeriksaan rutin dan teliti dengan SADARI
- Mampu mengelola stres dengan baik
- Melaksanakan pola makan gizi seimbang
- Tidak merokok atau minum minuman beralkohol
Dan untuk mengurangi bau badan, cobalah menghilangkannya dengan cara yang lebih alami. Misalnya dengan mengoleskan tawas, atau teh yang dicampurkan lemon pada ketiak. Jadi, apakah deodoran pemicu kanker? Itu tidak benar, ya, Bunda!
Artikel telah ditinjau oleh:
dr.Gita PermataSari, MD
Dokter Umum dan Konsultan Laktasi
Baca juga:
5 Masalah Kulit Bayi Ini Paling Sering Terjadi, Intip Cara Perawatannya
Usir Bau Badan saat Hamil dengan 10 Cara Sederhana di Rumah
Punya Masalah Bau Badan? Ini 8 Tips dan Trik Menghilangkannya Secara Alami
Parenting bikin pusing? Yuk tanya langsung dan dapatkan jawabannya dari sesama Parents dan juga expert di app theAsianparent! Tersedia di iOS dan Android.