8 Tanda Bayi Dehidrasi Ringan hingga Berat, Kapan Harus ke Dokter?

Waspadan, Bila terlalu lama, bayi bisa mengalami komplikasi yang mengancam jiwa.

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

Dehidrasi pada bayi harus diwaspadai karena bisa memicu komplikasi kesehatan, seperti penyakit kuning hingga kerusakan otak. Parents harus ekstra cermat mengenali setiap perubahan pada tubuh bayi, terutama bayi baru lahir yang sistem imunnya masih rendah. 

Lambung bayi masih sangat kecil bila dibandingkan dengan orang dewasa, mereka pun membutuhkan lebih sedikit cairan untuk tubuhnya. Namun, karena metabolisme yang cukup tinggi, sehingga bayi perlu untuk sering menyusu dan buang air secara simultan.

Bayi mendapatkan semua cairan yang ia perlukan dari ASI, tetapi jika bayi terpapar suhu yang terlalu panas atau terlalu dingin, dia bisa kehilangan cairan lebih cepat. Begitu juga jika ia mengalami diare atau muntah-muntah, bayi bisa mengalami dehidrasi dengan cepat.

Dehidrasi yang terjadi pada bayi bisa ringan dan mudah disembuhkan, sedang, hingga berat dan mengancam nyawa. Untuk itu, kenali tanda-tandanya sebelum terlambat.

Tanda Bayi Dehidrasi

Ada beberapa tanda dehidrasi pada bayi yang bisa dikenali. Dengan mengenali tanda-tanda ini, Parents bisa melakukan tindak pencegahan, juga melakukan penanganan yang tepat pada bayi.

Dehidrasi pada bayi bisa disebabkan oleh banyak hal, biasanya bayi mengalami dehidrasi saat ia terkena diare dan muntaber. Terlalu lama berada di luar ruangan dalam cuaca panas juga bisa menyebabkan bayi dehidrasi.

Berikut ini adalah tanda-tanda dehidrasi pada bayi.

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

1. Popok Basah Berkurang

Tanda bayi dehidrasi yang pertama adalah frekuensi buang air kecil bayi jadi lebih jarang. Hal ini bisa diketahui dari jumlah popok basah yang jauh berkurang.

Jika si kecil tidak buang air kecil hingga lebih dari 6 jam, kemungkinan besar ia mengalami dehidrasi. Warna urine si kecil pun lebih gelap dengan bau lebih menyengat dari biasanya.

2. Bayi Terlalu Banyak Tidur

Jangan senang dulu jika bayi tampak seolah anteng dan banyak tidur. Sebab bisa jadi, itu justru merupakan pertanda bayi mengalami gangguan kesehatan tertentu.

Bayi yang dehidrasi umumnya menjadi kurang aktif. Si kecil tampak lesu dan mudah mengantuk, sehingga ia lebih banyak tidur dibanding biasanya.

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

3. Bayi Rewel

Kondisi kekurangan cairan tubuh pastinya membuat bayi merasa tidak nyaman. Pasalnya, beberapa fungsi metabolisme tubuhnya akan terganggu.

Tidak heran, bayi yang mengalami dehidrasi akan lebih rewel, gampang marah, dan sensitif. Penting bagi Parents untuk selalu memperhatikan perubahan perilaku pada bayi.

4. Menangis Tanpa Air Mata

Tanda bayi dehidrasi berikutnya adalah menangis dengan sedikit atau tanpa air mata. Tangisan bayi mungkin meningkat karena dehidrasi, produksi air matanya justru menurun.

Tubuh akan berhenti memproduksi air mata jika tidak ada cukup cairan. Kondisi ini dapat dijumpai ketika dehidrasi mulai memburuk.

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

5. Mulut Kering

Kekurangan cairan tubuh mengakibatkan kulit dan mulut lebih kering. Kondisi area mulut yang kering pada akhirnya membuat bibir bayi pecah-pecah. Jika dibiarkan, bibir kering akan terasa perih serta kemungkinan bisa luka dan berdarah.

6. Tangan dan Kaki Dingin

Bayi yang mengalami dehidrasi juga dapat dikenali dari perubahan pada tangan dan kakinya. Perubahan pada kedua bagian tubuh bisa ini menjadi pertanda kondisi yang lebih serius.

Tangan dan kaki bayi juga terasa dingin dan akan meninggalkan tanda saat disentuh. Selain itu, kemungkinan bagian tersebut juga mengalami perubahan warna.

7. Ubun-Ubun Tampak Cekung

Tahukah Parents, ubun-ubun bayi yang terlihat cekung atau masuk ke dalam juga merupakan pertanda dehidrasi. Kondisi ini terjadi jika dehidrasi semakin memburuk.

Hanya saja, perlu Parents ketahui bahwa ubun-ubun yang cekung terkadang juga disebabkan kondisi lain, seperti kurang gizi. Jadi, perlu pemeriksaan lebih lanjut untuk mengetahui penyebab pastinya.

8. Tanda-Tanda Lainnya

Tanda dehidrasi biasanya tidak muncul sebagai gejala tunggal. Itulah sebabnya, penting untuk mengamati kondisi bayi secara keseluruhan.

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

Tanda dehidrasi ringan dan sedang

Dikategorikan dehidrasi ringan hingga sedang jika bayi mengalami gejala seperti:

  • Bayi rewel karena merasa haus
  • Urine bayi tampak berwarna kuning gelap
  • Mulut kering dan bibir pecah-pecah
  • Bayi menangis tanpa air mata
  • Lesu dan lemah

Tanda dehidrasi berat

Dehidrasi menjadi sangat serius dan perlu penanganan medis secepatnya jika:

  • Tangan dan kaki bayi dingin dan terlihat kusam
  • Tidak aktif dan kantuk yang berlebihan
  • Mata bayi terlihat cekung
  • Bagian lunak di ubun-ubun bayi terlihat cekung atau tenggelam

Bila Parents menemui tanda-tanda ini, sebaiknya segera bawa si kecil ke dokter.

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

Artikel terkait: Cerita dari Ibu yang Menyesal Setelah Bayinya Meninggal Karena Dehidrasi

Penyebab Bayi Dehidrasi

1. Posisi dan Pelekatan Menyusui yang Salah

Masalah dengan pelekatan saat menyusui sangat umum dialami bayi baru lahir.  Kondisi ini merupakan alasan mengapa bayi mengalami dehidrasi dan kehilangan berat badan di minggu pertama kehidupannya.

2. Suplai ASI Tidak Mencukupi

ASI merupakan sumber nutrisi dan cairan utama bagi si kecil. Maka jelas, ketika produksi ASI terhambat, kebutuhan bayi tidak dapat terpenuhi.

Kurangnya produksi ASI juga merupakan masalah yang umum dijumpai pada ibu, terutama pada kelahiran anak pertama. Penting untuk melakukan konsultasi laktasi bahkan sebelum persalinan.

3. Diare, Muntah, dan Demam

Jika bayi mengalami diare, cairan akan hilang setiap kali buang air besar. Hal yang sama terjadi ketika muntah berulang, bayi bisa kehilangan cairan tubuh secara signifikan sehingga dengan cepat menyebabkan dehidrasi.

Kenaikan suhu tubuh bayi juga dapat menyebabkan kehilangan cairan yang lebih banyak. Selain itu, bayi mungkin tidak mau menyusu juga saat demam.

4. Bayi Menolak Makan atau Menyusu

Bayi dapat menolak payudara atau botol jika mereka kesakitan atau tidak enak badan. Hidung tersumbat, sakit telinga, atau sakit tenggorokan dapat mengganggu proses mengisap dan menelan.

5. Cuaca Terlalu Panas

Sama seperti orang dewasa, cuaca dan udara panas juga bisa menyebabkan dehidrasi pada bayi. Oleh karena itu, saat kondisi sangat panas, Bunda disarankan menyusui si kecil lebih sering, jangan tunggu bayi merasa haus.

Artikel terkait: Bolehkah Bayi Minum Air Putih?

Cara Merawat Bayi yang Mengalami Dehidrasi

Saat bayi mengalami gejala dehidrasi, terus tawarkan ASI atau susu formula pada bayi secara rutin. Ini untuk memastikan ia tetap menerima cairan yang ia butuhkan. 

Bagi bayi yang lebih besar, yang sudah diberi MPASI, Parents bisa menambahkan asupan cairan pada makanan atau memberikan air mineral. Hindari pemberian jus buah pada bayi bila si kecil mengalami diare. 

Jika bayi terlalu banyak kehilangan cairan karena diare dan muntah, biasanya dokter akan menyarankan pemberian oralit. Hal ini dilakukan untuk mengganti cairan dan elektrolit yang hilang dari tubuh bayi karena diare.

Mewaspadai gejala dehidrasi pada bayi sejak dini bisa menolong bayi untuk pulih lebih cepat, juga menghindari bayi terkena komplikasi yang lebih parah.

Cara Mencegah Dehidrasi pada Bayi

1. Penuhi Kebutuhan Cairan Harian

Bayi mendapatkan semua nutrisi dan cairan dari ASI atau susu formula yang diberikan padanya, hingga ia berusia 6 bulan, saat ia sudah mulai dikenalkan pada MPASI.

Itu artinya, Parents tak perlu memberikan air putih atau jenis cairan lain pada bayi yang berusia di bawah 6 bulan. Bayi di bawah 6 bulan belum boleh diberikan air putih, karena juga bisa menyebabkan ia kekurangan gizi.

Susui si kecil sesuai jadwal menyusui harian yang direkomendasikan. Misalnya, untuk bayi yang masih mendapat ASI eksklusif, ia akan menyusui setiap 2-3 jam sekali.

Ketika bayi telah dikenalkan pada MPASI, dia akan mendapat sumber cairan selain dari ASI atau susu formula. Seperti air yang terkandung dalam buah dan sayuran, juga air putih yang dicampurkan ke MPASI-nya.

2. Mencegah Dehidrasi pada Bayi Saat Cuaca Panas

Saat memasuki musim kemarau, cuaca akan sangat panas. Sebisa mungkin hindari bayi terpapar sinar matahari.

Pakaikan ia baju dengan bahan tipis dan sejuk, serta menyerap keringat. Jangan membungkus bayi dengan selimut yang terlalu tebal saat ia tidur, karena bisa memicu sindrom bayi mati mendadak.

Artikel terkait: Bedong Bayi dan Risiko Sindrom Bayi Mati Mendadak (SIDS)

3. Mencegah Dehidrasi Saat Bayi Sakit

Bayi sering kali mengalami dehidrasi saat ia sakit, penyebabnya adalah karena muntah terus-menerus, diare, atau menolak untuk menyusu karena tenggorokan sakit atau mulut bayi yang sakit.

Mencegahnya tentu saja dengan memastikan bayi diberi imunisasi, agar mengurangi risiko infeksi virus dan bakteri yang bisa membuatnya sakit.

Bila bayi terlanjur sakit, pastikan ia tetap menerima cairan yang ia butuhkan. Namun jika sudah terlanjur parah, Parents harus segera membawanya ke rumah sakit agar bayi tetap bisa mendapatkan cairan melalui infus.

Kapan Harus ke Dokter?

Segera hubungi dokter jika bayi:

  • Memiliki tanda-tanda dehidrasi seperti yang tercantum di atas
  • Mengalami peningkatan frekuensi muntah atau diare
  • Demam, suhu tubuh mencapai 38°C atau lebih
  • Tidak ada popok basah atau buang air kecil dalam waktu 6 jam.
  • Bayi kesulitan atau berhenti menyusu
  • Bayi tampak lesu dan lebih banyak tidur dibanding biasanya
  • Pernapasan cepat dan pendek

Jika Parents mendapati tanda bayi dehidrasi, jangan tunggu sampai kondisinya parah untuk mengambil tindakan. Semakin cepat ditangani, maka berbagai komplikasi dapat dihindari.

Artikel diupdate oleh: Titin Hatma

Baca juga:

id.theasianparent.com/dehidrasi-pada-anak

id.theasianparent.com/bayi-jarang-pipis

id.theasianparent.com/radang-selaput-otak-pada-bayi