Oralit merupakan obat yang umum diberikan sebagai pertolongan pertama pada seseorang yang mengalami diare. Namun, yang sering jadi pertanyaan para orang tua adalah timbul pertanyaan amankah oralit untuk bayi?
Pada dasarnya, oralit adalah larutan yang digunakan untuk menggantikan cairan dan mineral tubuh yang hilang akibat dehidrasi. Kondisi dehidrasi sendiri sangat rentan dialami oleh mereka yang menderita diare.
Pada bayi dan anak-anak, diare adalah kondisi yang tidak bisa disepelekan. Pasalnya, diare yang tidak ditangani dengan baik berisiko menyebabkan kematian akibat dehidrasi berat.
Diare pada Bayi
Ada banyak penyebab diare pada bayi, termasuk infeksi bakteri dan parasit, perubahan pola makan bayi, alergi susu sapi, intoleransi laktosa, atau penggunaan antibiotik. Namun paling sering, diare disebabkan oleh virus dan akan hilang dengan sendirinya.
Diare pada bayi biasanya tidak berlangsung lama. Masalahnya, bayi dan anak di bawah usia 3 tahun dapat mengalami dehidrasi dengan cepat akibat diare. Itulah mengapa penting menangani diare pada si kecil sesegera mungkin.
Pertama-tama, Bunda harus bisa mengenali gejala diare yang mungkin dialami si kecil. Sebagian orang tua mungkin kesulitan membedakan gejala diare dengan kondisi normal karena mereka hanya berpatokan pada frekuensi BAB bayi.
Faktanya, bayi yang diberi ASI eksklusif sering BAB lebih dari 6 kali per hari. Sampai usia 2 bulan, si kecil mungkin akan BAB setiap setelah makan. Ini adalah kondisi yang normal.
Sedangkan bayi yang diberi susu formula biasanya mengeluarkan feses 1 hingga 8 kali per hari selama minggu pertama kehidupannya. Kemudian mulai melambat menjadi 1 hingga 4 per hari. Kondisi ini berlangsung sampai usia 2 bulan. Fesesnya berwarna kuning dan kental seperti selai kacang.
Akan tetapi, jika feses bayi tiba-tiba bertambah banyak dan encer, Bunda patut curiga itu adalah gejala diare. Jika BAB encer berlangsung selama 3 kali atau lebih, hampir bisa dipastikan bahwa bayi mengalami diare. Terutama jika feses mengandung lendir, darah, atau berbau tidak sedap.
Gejala diare lainya termasuk bayi tampak lesu, muntah, dan demam. Jangan tunda untuk mengambil tindakan segera jika diare disertai gejala dehidrasi seperti frekuensi buang air kecil berkurang/popok basah berkurang, kulit dan mulut kering, mata cekung, tangisan lemah, dan bayi menangis tanpa mengeluarkan air mata.
Penyebab Bayi Diare
Penyebab pada Bayi yang Disusui
Melansir situs Healthline, sebuah studi medis pada 150 bayi menemukan bahwa bayi yang diberi ASI hanya mengalami lebih sedikit diare dibandingkan bayi yang diberi susu formula sebagian atau seluruhnya.
Sekitar 27 persen bayi yang mendapat ASI sering mengalami diare, sedangkan hampir 72 persen bayi yang mendapat susu formula sering mengalami diare.
-
Perubahan Makanan yang Dikonsumsi Busui
Jika Bunda menyusui bayi, perubahan pola makan Bunda dapat memicu diare pada bayi. Misalnya, jika Bunda makan makanan pedas, itu bisa saja mengubah ASI Anda. Hal ini dapat membuat perut bayi mengeluarkan susu terlalu cepat, yang menyebabkan diare.
Jika Bunda mengonsumsi obat-obatan seperti antibiotik, ini juga bisa masuk ke dalam ASI dan memicu diare pada bayi. Beberapa suplemen nutrisi seperti vitamin dan bubuk protein mungkin juga bisa berpengaruh ke dalam ASI dan menjadi salah satu penyebab bayi diare.
Penyebab pada Bayi yang Diberi Susu Formula
Jika bayi tiba-tiba mengalami diare, mereka mungkin mengalami “penyakit perut”. Juga disebut flu perut dan gastroenteritis, penyakit perut adalah penyebab umum diare pada bayi. Ini juga dapat menyebabkan gejala lain seperti muntah dan demam ringan.
Jika bayi menderita penyakit perut, mereka mungkin mengalami diare dan gejala lain beberapa kali selama periode 24 jam. Penyakit bayi yang umum ini biasanya hilang dengan sendirinya secepat dimulainya.
Terkadang si kecil membutuhkan obat-obatan jika mereka sedang tidak sehat. Beberapa obat dapat melonggarkan usus bayi dan menyebabkan diare. Ini termasuk antibiotik untuk infeksi bakteri dan obat untuk infeksi parasit. Beberapa bayi bahkan mungkin sensitif terhadap obat demam dan nyeri yang dijual bebas.
Menggunakan formula tertentu atau mengganti susu formula dapat menyebabkan diare pada bayi. Mungkin perlu sedikit waktu bagi bayi untuk terbiasa dengan formula baru.
-
Alergi atau Intoleransi Susu
Alergi susu dan intoleransi susu adalah dua hal yang berbeda, tetapi keduanya terkadang dapat menyebabkan diare pada bayi. Namun, alergi jarang terjadi. Hanya sekitar 7 persen bayi di bawah 1 tahun yang alergi susu sapi.
Alergi jenis ini dapat menyebabkan diare, muntah, atau gejala lain segera setelah makan, atau bahkan berjam-jam hingga berhari-hari kemudian. Sebagian besar anak-anak tumbuh dari alergi ini sekitar usia 5 tahun.
Intoleransi susu terjadi ketika perut si kecil tidak dapat mencerna laktosa, gula yang ditemukan dalam susu. Bayi mungkin langsung mengalami diare setelah menyusu, meskipun sebelumnya mereka baik-baik saja dengan susu formula.
Penyebab Diare Bayi yang Jarang Terjadi
Jenis penyebab ini termasuk penyakit serius. Penyebab ini tidak umum, tetapi dapat menyebabkan diare dan gejala lain yang berlangsung lama, atau tidak benar-benar hilang sama sekali.
Amankah Memberikan Oralit untuk Bayi?
Oralit biasanya tersedia dalam bentuk serbuk dan dijual bebas di apotek. Larutan yang terbuat dari campuran air, gula, dan garam ini juga dapat Bunda buat sendiri di rumah.
Ketika seseorang mengalami diare, larutan oralit dapat diberikan untuk mencegah terjadinya dehidrasi. Lantas, amankah oralit untuk bayi? Penelitian menunjukkan bahwa oralit aman digunakan untuk segala usia, termasuk bayi dan anak-anak.
Ketika bayi mengalami diare, cairan bergerak melalui usus mereka terlalu cepat untuk diserap seperti biasanya. Larutan oralit yang terdiri atas campuran glukosa, garam, dan air akan membantu penyerapan garam dan cairan menjadi maksimal.
Artikel terkait: Digunakan untuk Atasi Diare, Kenali Dulu Manfaat dan Efek Samping Obat Oralit Ini
Aturan Memberikan Oralit untuk Bayi
Meski tergolong aman, Bunda perlu memperhatikan aturan pemberian oralit untuk bayi. Sebab bagaimanapun, dosis oralit untuk bayi pastinya berbeda dengan dosis oralit untuk anak dan orang dewasa.
Pada 4 jam pertama, berikan oralit kepada si kecil dengan dosis sesuai usianya yaitu:
- 30-90 ml setiap jam untuk bayi di bawah 6 bulan.
- 90-125 ml setiap jam untuk bayi berusia 6 bulan hingga 2 tahun.
- 125-250 ml setiap jam untuk anak berusia di atas 2 tahun.
Untuk bayi dan anak-anak di bawah usia 2 tahun, harus ditawarkan larutan oralit satu sendok teh setiap 1-2 menit.
Muntah dapat terjadi selama dua jam pertama pengobatan, terutama jika anak meminum larutan terlalu cepat. Jika bayi muntah, tunggu selama 5-10 menit lalu mulai berikan larutan oralit lagi, tetapi lebih lambat (misalnya 1 sendok setiap 2-3 menit).
Cara Menyiapkan Oralit untuk Bayi
Untuk menyiapkan oralit untuk si kecil, berikut langkah sederhana yang Bunda harus lakukan:
- Tuang bubuk oralit ke dalam 200 ml air matang. Aduk rata sampai bubuk benar-benar larut dan air terlihat sedikit keruh.
- Berikan oralit kepada bayi dalam jumlah kecil tetapi sering, gunakan sendok atau pipet bila perlu. Pemberian dalam jumlah kecil bertujuan untuk mencegah bayi muntah.
- Secara bertahap berikan lebih banyak larutan oralit sampai si kecil mendapatkan dosis penuh yang direkomendasikan.
- Jika anak menolak untuk minum, gunakan jarum suntik untuk menyemprotkan oralit ke dalam mulutnya.
Artikel terkait: Viral Minum Oralit saat Sahur Diklaim Bisa Cegah Dehidrasi, Mitos atau Fakta?
Cara Membuat Oralit Sendiri di Rumah
Jika tidak terdapat oralit kemasan siap pakai, Bunda dapat membuatnya sendiri di rumah.
Bahan:
- 6 sendok teh gula pasir
- ½ sendok teh garam
- 1 liter air minum atau air matang
Cara Membuat:
- Cuci tangan dengan sabun sebelum membuat oralit dan pastikan peralatan dan wadah yang digunakan bersih benar-benar bersih.
- Siapkan wadah, masukkan gula dan garam kemudian tambahkan air. Aduk sampai semua bahan tercampur rata.
Penting Diperhatikan:
Jangan menambahkan terlalu banyak garam atau gula tanpa mengikuti dosis yang dianjurkan karena akan membuat larutan oralit tidak efektif bahkan bisa memperburuk diare.
Jangan ragu memberikan oralit saat si kecil mengalami diare. Nah, bagi Bunda yang tadinya galau dan bertanya-tanya, amankah oralit untuk bayi, jawabannya aman, ya, Bun.
Baca juga:
6 Obat Diare Bayi yang Aman dan Alami untuk Hentikan Mencret
Boleh nggak, sih, anak minum susu saat diare? Ini penjelasan pakar
Makanan untuk diare, ini daftar yang dianjurkan dan perlu dihindari
Parenting bikin pusing? Yuk tanya langsung dan dapatkan jawabannya dari sesama Parents dan juga expert di app theAsianparent! Tersedia di iOS dan Android.