Seorang anak berusia 9 tahun, Ari Yuliarti, asal Brebes mengalami kulit melepuh setelah ia meminum obat penurun panas. Apa benar kulit melepuh tersebut akibat anak alergi obat?
Awal mula kulit anak melepuh
Kulit Ari Yuliarti melepuh di bagian wajah, leher, serta dada setelah berobat ke seorang bidan di kecamatan Bulakamba, Brebes. Menurut Sri Usiyanti, ibunda Ari, anaknya berobat karena mengalami panas yang tinggi.
Jumat, 29 Desember 2017, sang bidan memberikan obat penurun panas dan vitamin C. Sebelum memberi obat, bidan tersebut menanyakan apakah ada riwayat anak alergi obat.
Obat yang diberikan bidan baru diminum keesokan harinya. “Tapi dua jam setelah minum obat itu, kulit anak saya melepuh,” ujar Sri kepada Liputan6.
Kemudian, di hari Minggu, 31 Desember 2017, Ari kembali meminum obat yang sama. Hal ini menyebabkan kondisi kulitnya makin parah.
Sorenya, Ari dilarikan ke Rumah Sakit Bahkti Asih dan mendapatkan perawatan. Pihak keluarga menolak media yang ingin mengambil gambar anaknya.
Sudah menanyakan riwayat anak alergi obat
Sementara itu, bidan Padmi yang meresepkan obat penurun panas pada Ari mengaku terkejut mendengar kondisi kulit Ari yang melepuh akibat minum obat penurun panas. Masalah ini sudah diselesaikan secara kekeluargaan.
Pasalnya, kejadian ini bukan murni kesalahan sang bidan. Bidan Padmi telah menanyakan apakah ada riwayat anak alergi obat kepada yang mengantar Ari berobat ketika itu.
“Saya sudah tanya itu, tapi katanya tidak punya. Karena yang mengantar itu bukan orangtuanya, tapi saudaranya,” ujar Padmi.
Pengakuan sang bidan dibenarkan oleh Sri yang saat itu sedang pergi Jakarta sehingga tak bisa mengantar anaknya untuk berobat saat panas tinggi.
Benarkah anak alergi obat?
Sementara itu, dokter Khosiatun Azmi, direktur Rumah Sakit Bhakti Asih, Brebes menyatakan apa yang dialami Ari kemungkinan disebabkan virus akibat alergi obat. Kondisi seperti ini dapat menimpa siapa saja sehingga perlu memerhatikan riwayat alergi anak sebelum memberikan obat.
Terkadang saat kita sakit, kita membutuhkan obat untk membantu memulihkan kesehatan. Namun sebagian orang memiliki reaksi alergi terhadap obat tertentu.
Bila anak alergi obat, sistem kekebalan tubuhnya akan keliru menganggap obat tersebut sebagai bahan berbahaya yang menyerang tubuh. Akibatnya tubuh pun memberi respon dengan melepaskan histamin dalam jumlah besar untuk membasmi si pengganggu.
Artikel terkait: Anak Saya Alami Alergi Parah yang Mengancam Nyawa – Para Orangtua Perlu Tahu Penyebabnya
Gejala alergi obat
Meski seseorang tidak memiliki riwayat alergi obat, banyak obat-obatan yang dapat menyebabkan masalah seperti sakit perut.
Namun, ketika reaksi alergi muncul, pelepasan histamin dalam tubuh bisa menyebabkan gejala:
- gatal-gatal
- ruam kulit
- mata gatal
- sesak napas
- pembengkakan di area mulut dan tenggorokan
Reaksi yang lebih parah yang disebut anafilaksis bisa menyebabkan masalah pernapasan, kulit membiru, pusing, pingsan, cemas, bingung, denyut nadi cepat, mual, diare, dan gejala serius lainnya.
Yang perlu Parents lakukan
Sebelum memberi obat pada anak, selalu berkonsultasi dulu dengan dokter. Bila anak memiliki riwayat alergi, ceritakan pada dokter.
Jika dokter mencurigai anak memiliki alergi terhadap obat atau antibiotik, maka biasanya ia tidak akan meresepkan obat tertentu pada anak. Jangan pernah menganggap sepele alergi obat karena dapat mengancam nyawa.
Semoga informasi ini bermanfaat.
Referensi: WebMD
Baca juga:
Jangan Sepelekan Alergi pada Anak
Parenting bikin pusing? Yuk tanya langsung dan dapatkan jawabannya dari sesama Parents dan juga expert di app theAsianparent! Tersedia di iOS dan Android.