Sebuah studi dari University of Michigan menemukan bahwa 73% orang berusia 25-35 tahun dan 52% orang berusia 45-55 tahun terlalu banyak berpikir alias overthinking. Hal tersebut tampak umum, namun ada beberapa dampak overthinking yang perlu diwaspadai lo Parents!
Apakah Anda Mengalami Overthinking?
Overthinking merupakan kondisi terlalu banyak menghabiskan waktu untuk berpikir, dari hal-hal kecil bahkan sampai tentang hal yang paling buruk.
Misalkan saja, Anda kerap mempertanyakan hal-hal semacam ini; “Apakah suaraku terdengar aneh ketika aku mengatakan itu meskipun aku sudah melatihnya?” atau “Bagaimana jika mereka tidak bercanda dan benar-benar membenciku?” atau “Bagaimana jika skenario atau argumen ini terjadi?”
Hal ini tentu berbeda dengan kondisi saat Anda mengalami permasalahan kompleks yang memerlukan pemikiran mendalam. Kekawatiran menjadi sesuatu yang wajar, apabila setelah Anda mengambil keputusan, hal tersebut tak lagi terlalu mengganggu Anda. Sebaliknya, bagi yang mengalami overthinking, kekawatiran atau pemikiran tersebut menjadi tidak terkendali. Semakin dipikirkan bukan berkurang, melainkan semakin menjadi-jadi.
Beberapa orang bahkan bisa sampai begadang untuk memikirkan berbagai situasi yang bisa jadi berbeda sepanjang hari atau momen memalukan dari tahun-tahun sebelumnya. Jika dibiarkan, Anda mungkin berakhir dalam siklus pikiran negatif lebih lama daripada sehat.
Lebih buruknya lagi, jika overthinking dibiarkan, Anda bisa jadi tidak produktif. Dampak overthinking juga dapat mempengaruhi kesehatan fisik, mental dan emosional Anda hingga kehidupan sosial Anda. Walaupun tidak mudah, kebiasaan overthinking itu perlu dikurangi mulai dari sekarang.
Yuk, simak 9 dampak overthinking yang dapat terjadi jika dibiarkan berlarut-larut!
Artikel Terkait: Overthinking adalah Terlalu Banyak Berpikir, Ini Tanda-Tanda dan Cara Mengatasinya!
9 Dampak Overthinking yang Perlu Diwaspadai!
1. Memperlambat pemecahan masalah dan pengambilan keputusan.
Setiap pilihan konsekuensi masing-masing, dan tidak ada satupun keputusan yang bebas dari ketidakpastian. Berpikir secara berlebihan untuk menemukan pilihan yang sempurna memerlukan waktu yang tidak sedikit.
Bisa jadi ketika Anda melakukannya, Anda kehilangan momentum untuk memanfaatkan peluang, atau permasalahan menjadi terlalu terlambat untuk diselesaikan.
2. Mengganggu aktivitas rutin sehari-hari dan produktivitas.
Perilaku overthinking menyulitkan Anda untuk membuat prioritas, mana yang perlu dipikirkan secara seksama dan mana yang tidak. Hal tersebut dapat mengganggu aktivitas sehari-hari. Selain itu, memikirkan hal yang sama terus menerus, yang bahkan belum tentu benar-benar terjadi tentunya akan mengurangi waktu Anda untuk melakukan hal-hal yang lebih bermakna dan produktif.
3. Mungkin dapat memperpendek umur Anda.
Berpikir ekstra menyebabkan aktivitas otak berlebih, yang menghabiskan protein. Terkait dengan hal tersebut, Sekolah Kedokteran Harvard melakukan penelitian pada otak berusia 60-70 tahun vs 100+ tahun. Hasil studinya menemukan bahwa mereka yang meninggal pada usia yang lebih muda memiliki tingkat protein yang secara signifikan lebih rendah.
Studi tersebut, tidak mengatakan bahwa dengan terlalu banyak berpikir Anda akan mati secara spontan di usia muda. Namun, terlalu memaksakan otak dapat memiliki efek yang tidak diinginkan yang mungkin belum Anda ketahui sampai sekarang.
Artikel Terkait: Bisa Memicu Stres, Ini 10 Cara Mengatasi Overthinking yang Bisa Dilakukan
4. Penurunan kualitas tidur dan kelelahan.
Pikiran cemas dapat membuat tubuh Anda sulit masuk dalam kondisi istirahat. Hal tersebut cenderung membuat Anda lebih waspada dan terjaga. Sayangnya jika Anda tidak tidur nyenyak, keesokan harinya Anda memiliki lebih sedikit energi yang menyebabkan lingkaran setan kurang tidur dan kelelahan.
5. Mempengaruhi keseimbangan kimiawi otak Anda.
Menurut ahli saraf Ph.D Rick Hansen, terus-menerus berfokus dan membangun perkiraan-perkiraan negatif dapat membuat otak Anda kurang mampu membedakan antara stres hipotetis dan stres yang perlu ditindaklanjuti.
Ketidakseimbangan kimiawi ini dapat merusak struktur otak yang mengatur emosi, memori, dan perasaan. Kerusakan otak memang terdengar menakutkan, tetapi jangan panik, terlalu banyak berpikir tidak menyebabkan kerusakan otak yang tidak dapat diperbaiki, tetapi semua yang Anda lakukan dan pikirkan memang mempengaruhi tubuh Anda.
6. Anda lebih rentan terkena penyakit mental.
Sebuah studi yang diterbitkan dalam Journal of Abnormal Psychology pada tahun 2013 menemukan bahwa terlalu memikirkan kesalahan dan masalah dapat meningkatkan risiko mengembangkan masalah kesehatan mental seperti kecemasan, depresi, gangguan stres pasca-trauma, bahkan gangguan kepribadian.
Analisis yang berlebihan membahayakan kesehatan mental Anda, yang kemudian mengarah pada pemikiran berlebihan yang memicu lingkaran setan lainnya.
Artikel Terkait: Sering Overthinking, 3 Hal Ini Rutin Dilakukan Nana Mirdad untuk Hilangkan Stres
7. Nafsu makan Anda menjadi berfluktuasi.
Anda mungkin kehilangan nafsu makan sama sekali, atau sebaliknya, yang lebih umum, Anda mungkin makan lebih banyak daripada biasanya sebagai coping mechanism (cara seseorang mengendalikan atau menghadapi stres). Stres atau rasa khawatir mendorong Anda untuk makan makanan yang menenangkan dan memberikan kenyamanan.
Hal tersebut mungkin dapat membantu menenangkan atau mengalihkan perhatian Anda dari terlalu banyak berpikir. Namun, pada akhirnya itu bukan cara yang sehat untuk mengatasi masalah overthinking yang dihadapi.
Seringkali mengonsumsi makanan yang menenangkan dalam jumlah banyak terbukti berbahaya bagi tubuh, yang pada gilirannya membahayakan semua aspek kesehatan Anda. Misalnya saja, Anda dapat mengalami malnutrisi atau obesitas karenanya.
8. Anda kurang kreatif.
Ahli saraf dari Stanford melakukan penelitian di mana mereka mengaitkan peralatan pencitraan otak ke peserta yang kemudian diminta untuk menggambar serangkaian gambar mulai dari yang mudah hingga yang sulit. Gambar yang komplek lebih sulit untuk digambar, jadi wajar saja jika mereka membutuhkan lebih banyak pemikiran.
Para peneliti menemukan bahwa orang yang berusaha menggambar dengan keras cenderung kurang kreatif. Sebaliknya orang-orang dengan gambar yang lebih sederhana, ditemukan menjadi menjadi lebih kreatif. Berlawanan dengan kepercayaan populer bahwa terlalu banyak berpikir dapat membantu Anda menciptakan solusi baru, berpikir terlalu banyak dapat menghambat kreativitas Anda.
9. Penurunan kemampuan sosial.
Ketika Anda menghabiskan lebih banyak waktu untuk berspekulasi secara negatif tentang apa yang orang lain pikirkan tentang diri Anda, sering kali hal itu menciptakan ketakutan dan penghindaran dari situasi sosial. Bayangkan setiap saat Anda berpikir bahwa seseorang tidak atau tidak akan menyukai Anda, sehingga Anda tidak pernah berbicara dengan mereka.
Anda mungkin kehilangan banyak kesempatan sosial dan teman, saat menghabiskan waktu mengasumsikan bagaimana orang memikirkan Anda. Lebih sering daripada tidak, terlalu banyak berpikir yang membuat Anda bertindak seperti itu dan bukan orang itu sendiri.
Jika Anda merasa mengalami dampak overthinking di atas, mungkin Anda perlu melakukan aktivitas untuk mengurangi overthinking. Melakukan yoga, meditasi, atau menulis jurnal mungkin akan dapat membantu Anda. Namun, jika dirasa hal tersebut kurang membantu, segeralah menghubungi psikolog untuk mendapatkan bantuan profesional.
Sumber:
7 Dangerous Effects of Overthinking
https://psych2go.net/7-dangerous-effects-of-overthinking/
***
Baca Juga:
7 Rekomendasi Buku Kesehatan Mental yang Cocok untuk Remaja
Mengenal Alexithymia, Kondisi Seseorang yang Sulit Memahami Emosi
Waspadai Gejala Depresi Postpartum pada Ibu yang Baru Melahirkan, Ini Penyebab dan Tips Mencegahnya
Parenting bikin pusing? Yuk tanya langsung dan dapatkan jawabannya dari sesama Parents dan juga expert di app theAsianparent! Tersedia di iOS dan Android.