TAP top app download banner
theAsianparent Indonesia Logo
theAsianparent Indonesia Logo
kemendikbud logo
Panduan Produk
Keranjang
Masuk
  • Kehamilan
    • Kalkulator perkiraan kelahiran
    • Tips Kehamilan
    • Trimester Pertama
    • Trimester Kedua
    • Trimester Ketiga
    • Melahirkan
    • Menyusui
    • Kehilangan bayi
    • Project Sidekicks
  • Anak
    • Bayi Baru Lahir
    • Bayi
    • Balita
    • Prasekolah
    • Anak
    • Praremaja & Remaja
  • Perkembangan Otak
  • Cari nama bayi
  • Rangkaian Edukasi
    • Pengasuhan Anak
    • Edukasi Prasekolah
    • Edukasi Sekolah Dasar
    • Edukasi Remaja
  • TAPpedia
  • TAP Rekomendasi
  • Parenting
    • Keluarga
    • Doa Islami
    • Pernikahan
    • Seks
    • Berita Terkini
  • Kesehatan
    • COVID-19
    • Info Sehat
    • Penyakit
    • Vaksinasi
    • Kebugaran
  • Gaya Hidup
    • Korea Update
    • Hiburan
    • Travel
    • Fashion
    • Kebudayaan
    • Kecantikan
    • Keuangan
  • Nutrisi
    • Resep
    • Makanan & Minuman
    • Sarapan Bergizi
  • Ayah manTAP!
    • Kesehatan Ayah
    • Kehidupan Ayah
    • Aktivitas Ayah
    • Hobi
  • VIP
  • Event

Mengenal Alexithymia, Kondisi Seseorang yang Sulit Memahami Emosi

Bacaan 4 menit
Mengenal Alexithymia, Kondisi Seseorang yang Sulit Memahami Emosi

alexithymia digambarkan sebagai individu yang tidak memiliki emosi sekuat orang pada umumnya

Setiap orang memiliki emosi, tetapi tidak semua orang bisa mengungkapkan emosinya. Dalam psikologi, ini dikenal dengan istilah alexithymia, yaitu kondisi mental seseorang yang sulit memahami dan mengekspresikan emosinya.

Istilah ini diperkenalkan awal tahun 1972 oleh seorang profesor dan ahli kejiwaan dari Harvard Medical School, meminjam istilah dari bahasa Yunani yang secara harfiah berarti “tidak ada kata-kata untuk emosi”.

Orang dengan alexithymia digambarkan sebagai individu yang tidak memiliki emosi sekuat orang pada umumnya.

Misal, mereka mungkin tidak merasakan bahagia maupun gembira ketika diberi hadiah atau mendengar kabar baik. Ia bisa jadi akan bingung untuk menjawab ketika ditanya, “Bagaimana perasaanmu?” Mereka juga sulit merasakan dan memberikan empati kepada sesama.

Diperkirakan, satu dari sepuluh orang mengalami alexithymia. Namun, perlu dicatat bahwa ini adalah kondisi kejiwaan, bukanlah gangguan mental maupun penyakit.

Alasannya, karena bersifat subklinis yang berarti tidak dapat dijelaskan gejalanya, sebagaimana penyakit pada umumnya, seperti flu, batuk, kanker, dan lainnya.

Meski demikian, alexithymia diakui keberadaannya sebagai fenomena psikologis. Jika Anda atau kerabat merasa mengalaminya, ahli kejiwaan dapat membantu menangani.

Berikut ini kita akan membahas lebih jauh tentang alexythimia, seperti dirangkum dari berbagai sumber.

Artikel terkait: 5 Gejala Gangguan Mental Pada Anak-anak, Bunda Wajib Tahu!

Alexythimia: Penyebab, Ciri-ciri, dan Cara Penanganan

Mengenal Alexithymia, Kondisi Seseorang yang Sulit Memahami Emosi

Sebenarnya, belum diketahui dengan pasti apakah penyebab alexithymia, tetapi para ahli memperkirakan ada kaitan dengan faktor genetik, serta kemungkinan kerusakan pada otak di bagian insula.

Bagian otak ini bertanggung jawab terhadap perilaku dan keterampilan sosial, seperti empati, serta emosi seseorang.

Selain genetik, beberapa faktor ini juga diperkirakan memiliki kaitan dengan alexithymia:

  • Autisme

Mengutip dari Healthline, beberapa penelitian menunjukkan bahwa hingga setengah dari orang dengan autisme juga mengalami alexithymia.

Dengan kata lain, alexithymia yang menyebabkan kurangnya empati, bukan autisme itu sendiri.

  • Depresi

Penelitian menunjukkan bahwa antara 32 dan 51 persen orang dengan gangguan depresi juga memiliki alexithymia.

Artikel terkait: 10 Jenis Depresi, Amati dan Kenali Berbagai Gejalanya

  • Trauma

Mengenal Alexithymia, Kondisi Seseorang yang Sulit Memahami Emosi

Orang-orang yang mengalami trauma, terutama di masa kanak-kanak, tercatat memiliki alexithymia.

Trauma dan penelantaran di masa kecil dapat menyebabkan perubahan pada otak, yang dapat membuat sulit untuk merasakan dan mengidentifikasi emosi di kemudian hari.

  • Faktor lainnya

Penelitian juga menunjukkan beberapa kondisi yang terkait dengan kondisi ini. Di antaranya:
– Penyakit Alzheimer
– Distonia
– Epilepsi
– Penyakit Huntington
– Sklerosis ganda
– Penyakit Parkinson,
– Pernah mengalami pukulan keras
– Cedera otak traumatis

Ciri-ciri Alexithymia

alexithymia

Karena kondisi kejiwaan ini bersifat internal, ciri-cirinya mungkin sulit dideteksi orang lain. Namun, perilaku seperti apatis dan tidak mudah berempati, biasanya yang mudah dikaitkan dengan kondisi tersebut.

Sebaliknya, secara personal, orang-orang dengan kondisi ini mungkin mengalami beberapa hal-hal berikut:

  • Bingung atau sulit memahami perasaan dan emosinya sendiri
  • Susah memahami ekspresi wajah orang lain
  • Kurang bisa mengungkapkan dan menjelaskan emosinya ke orang lain
  • Sulit menanggapi emosi orang lain
  • Sulit menafsirkan gestur tubuh orang lain
  • Mempunyai gaya berpikir yang logis, kaku, serta tidak memperhitungkan emosi
  • Apabila mengalami stres, dia kesulitan untuk menangani (keterampilan coping stres yang rendah)
  • Kurang mampu memerhatikan kepentingan atau kebutuhan orang lain
  • Sulit bercanda
  • Frustrasi dan sulit merasa puas pada banyak hal di hidupnya

Sebagai contoh gambaran kondisi, misalnya, Anda merasa jantung berdegup dengan kencang, tapi Anda sulit mengidentifikasikan itu sebagai kegembiraan atau ketakutan. Namun, Anda tahu, ada respons fisiologis yang Anda alami.

Artikel terkait: Jangan abaikan! Gangguan psikis ini bisa dipicu rasa stres

Diagnosis dan Cara Penanganan

Mengenal Alexithymia, Kondisi Seseorang yang Sulit Memahami Emosi

Hingga saat ini, belum ada penanganan khusus untuk alexithymia. Sebagai gantinya, ahli kejiwaan kemungkinan akan mengajukan pertanyaan dan memberikan diagnosis berdasarkan jawaban. Anda mungkin juga diminta untuk mengisi kuesioner yang perlu diisi sendiri.

Selain itu, tes MRI yang dilakukan oleh ahli saraf juga dapat dilakukan, untuk memberikan gambaran kondisi insula otak.

Cerita mitra kami
Pentingnya Eksplorasi Tekstur Saat MPASI, Bantu Si Kecil Agar Tidak GTM!
Pentingnya Eksplorasi Tekstur Saat MPASI, Bantu Si Kecil Agar Tidak GTM!
Yuk, Kenalan dengan Brand Lokal Sahabat Bunda Indonesia
Yuk, Kenalan dengan Brand Lokal Sahabat Bunda Indonesia
Alergi pada Anak Bisa Dicegah dengan Peran Aktif Orangtua, Ini Langkah yang Bisa Dilakukan
Alergi pada Anak Bisa Dicegah dengan Peran Aktif Orangtua, Ini Langkah yang Bisa Dilakukan
Jangan mengaku cinta bumi kalau Parents belum lakukan 3 hal sederhana ini!
Jangan mengaku cinta bumi kalau Parents belum lakukan 3 hal sederhana ini!

Apabila Anda didiagnosis mengalami alexithymia, penanganan yang diberikan ahli kejiwaan kemungkinan tergantung pada kebutuhan kesehatan secara keseluruhan.

Di samping itu, pilihan terapi berikut ini juga kemungkinan akan membantu kondisi individu dengan alexithymia:

  • Terapi perilaku kognitif (CBT)
  • Terapi berkelompok
  • Psikoterapi atau yang juga dikenal sebagai terapi melalui bicara.

Demikian penjelasan mengenai kondisi alexithymia. Apakah Parents pernah merasakan gejala atau mengenal seseorang yang sepertinya memiliki alexithymia?

***

Baca juga: 

Thalasemia Minor: Gejala, Penyebab, dan Cara Mengobatinya

Bisa Dialami Siapa Saja, Kenali Gejala dan Penyebab Gangguan Depresi Mayor

Overthinking adalah Terlalu Banyak Berpikir, Ini Tanda-Tanda dan Cara Mengatasinya!

Parenting bikin pusing? Yuk tanya langsung dan dapatkan jawabannya dari sesama Parents dan juga expert di app theAsianparent! Tersedia di iOS dan Android.

img
Penulis

alikarukhan

Diedit oleh:

Shafa Nurnafisa

  • Halaman Depan
  • /
  • TAPpedia
  • /
  • Mengenal Alexithymia, Kondisi Seseorang yang Sulit Memahami Emosi
Bagikan:
  • 5 Fakta Hormon Kortisol, Hormon Stres yang Memengaruhi Kenaikan Berat Badan

    5 Fakta Hormon Kortisol, Hormon Stres yang Memengaruhi Kenaikan Berat Badan

  • Waspada 8 Ciri Asidosis, Tingginya Kadar Asam di Darah yang Picu Gangguan Organ

    Waspada 8 Ciri Asidosis, Tingginya Kadar Asam di Darah yang Picu Gangguan Organ

  • Obat Ambroxol: Manfaat, Dosis untuk Anak, dan Efek Samping

    Obat Ambroxol: Manfaat, Dosis untuk Anak, dan Efek Samping

  • 5 Fakta Hormon Kortisol, Hormon Stres yang Memengaruhi Kenaikan Berat Badan

    5 Fakta Hormon Kortisol, Hormon Stres yang Memengaruhi Kenaikan Berat Badan

  • Waspada 8 Ciri Asidosis, Tingginya Kadar Asam di Darah yang Picu Gangguan Organ

    Waspada 8 Ciri Asidosis, Tingginya Kadar Asam di Darah yang Picu Gangguan Organ

  • Obat Ambroxol: Manfaat, Dosis untuk Anak, dan Efek Samping

    Obat Ambroxol: Manfaat, Dosis untuk Anak, dan Efek Samping

Daftarkan email Anda sekarang untuk tahu apa kata para ahli di artikel kami!
  • Kehamilan
  • Tumbuh Kembang
  • Parenting
  • Kesehatan
  • Gaya Hidup
  • Home
  • TAP Komuniti
  • Beriklan Dengan Kami
  • Hubungi Kami
  • Jadilah Kontributor Kami
  • Tag Kesehatan


  • Singapore flag Singapore
  • Thailand flag Thailand
  • Indonesia flag Indonesia
  • Philippines flag Philippines
  • Malaysia flag Malaysia
  • Vietnam flag Vietnam
© Copyright theAsianparent 2025. All rights reserved
Tentang Kami|Tim Kami|Kebijakan Privasi|Syarat dan Ketentuan |Peta situs
  • Fitur
  • Artikel
  • Beranda
  • Jajak

Kami menggunakan cookie agar Anda mendapatkan pengalaman terbaik. Pelajari LagiOke, Mengerti

Kami menggunakan cookie agar Anda mendapatkan pengalaman terbaik. Pelajari LagiOke, Mengerti