Alergi merupakan bentuk reaksi sistem kekebalan tubuh terhadap zat lain yang dianggap berbahaya, walau sebenarnya tidak. Dari berbagai faktor pemicu, makanan merupakan salah satu pemicu alergi yang sering dialami anak. Dampaknya tidak hanya terjadi pada fisik, karena pada kenyataannya dampak alergi pada psikologi anak dan orang tua juga terjadi.
Sekitar 10% anak pada satu tahun pertama mengalami reaksi alergi terhadap makanan yang diberikan. Alergi makanan secara signifikan memengaruhi tumbuh kembang dan kualitas hidup.
Selain memengaruhi kesehatan dan fisik anak, alergi makanan juga dapat memengaruhi kualitas hidup anak. Seperti terbatasnya pemilihan makanan di luar rumah dan di sekolah, kecemasan timbulnya reaksi alergi jika tidak sengaja mengonsumsi makanan tersebut, serta berisiko mengalami bullying di sekolah.
Apa saja dampak alergi pada psikologi anak? Berikut selengkapnya sebagaimana dijelaskan oleh psikolog.
Artikel Terkait: Ayo Deteksi Dini Alergi Pada Anak
Dampak Alergi Anak pada Psikologi Orang Tua
Dampak alergi pada anak sangat beragam, baik itu dampak fisik maupun psikologinya. Adapun dampak fisik alergi pada anak yang terlihat misalnya gatal-gatal, badan kemerahan, muntah, dan sakit perut.
Psikolog anak, Anastasia Satriyo M.Psi., Psi mengatakan, kondisi alergi yang dialami anak bukan hanya memengaruhi kesehatan fisik, tetapi juga dapat memengaruhi kondisi psikologi si kecil dan orang tuanya.
“Dampak psikologis dari alergi makanan sering kali membuat orang tua memikirkan dan mengkhawatirkannya serta menjadi cemas, terkadang lebih serius daripada alergi makanan itu sendiri,’’ kata Psikolog Anas di kegiatan edukasi ‘Bicara Gizi’ dengan topik ‘Peran Serat Terhadap Kesehatan Saluran Cerna dan Alergi pada Anak’ (23/08) yang diselenggarakan oleh Danone Specialized Nutrition Indonesia.
Psikolog Anastasia menjelaskan, hal ini tergambar dalam sebuah penelitian yang menunjukkan bahwa 41% orang tua yang memiliki anak dengan kondisi alergi melaporkan dampak yang signifikan pada tingkat stres mereka.
‘’Oleh karena itu, alergi bukan hanya dapat memengaruhi pada psikologis si kecil, tetapi orang tua akan turut merasakan efeknya secara langsung,” tambahnya.
Artikel terkait: Gejala dan Penyebab Alergi Makanan pada Anak, Parents Perlu Tahu!
Dampak Alergi pada Psikologi Anak
Anastasia Satriyo juga mengingatkan jika salam aspek perkembangan anak, gangguan alergi akan bisa berdampak pada fisik, sosial, dan kognitifnya. Kondisi psikologis yang berpeluang terjadi oleh anak-anak dengan kondisi alergi seperti:
- Gangguan daya ingat
- Kesulitan bicara
- Konsentrasi berkurang
- Hiperaktif dan lemas
- Kurang PD
“Keadaan ini membuat anak akan menjadi cenderung kurang percaya diri saat bersosialisasi dengan teman sebayanya,’’ jelasnya.
Penting untuk diperhatikan agar Parents sebaiknya tidak panik saat reaksi alergi pada anak muncul. Segera konsultasikan pada dokter ahli untuk mengetahui penyebab alergi pada si kecil dan menekan risiko dampak buruk tidak terjadi.
Selain itu, orang tua dengan anak yang memiliki kondisi alergi juga harus tetap bisa mendukung anak dengan golden stimulation atau memberikan stimulasi yang tepat sesuai dengan tahapan pertumbuhan anak agar anak dapat tumbuh menjadi anak hebat.
Cara Mengatasi Dampak Alergi pada Psikologi Anak
Reaksi alergi dapat memengaruhi emosianal anak, tetapi kondisi emosi anak lebih terpengaruh dari bagaimana cara orang tua mengelola emosi dan merespons emosi anak. Berikut beberapa tips yang disarankan oleh psikolog.
1. Co-regulation
Co-regulation adalah solusi untuk membantu masalah emosi dari anak yang mengalami alergi. Anastasia lebih lanjut menjelaskan bagaimana langkah konkre co-regulation ini, yaitu dengan melakukan hal-hal sebagai berikut:
- Orang tua perlu berlatih mengelola emosi dengan latihan napas sadar dan rileks
- Berlatih menamai emosi-emosi yang kita rasakan sehingga bisa membantu anak menamai emosi yang muncul
- Anak merasa orang tua menerima dan memvalidasi emosinya
“Relasi yang hangat dari orang tua dan lingkungan yang memberikan rasa aman secara emosi dapat membantu pemulihan anak dengan alergi karena alergi rentan terpicu oleh stres emosi psikologis,’’ jelas Anastasia.
2. Menerapkan “Connection Before Correction”
Anastasia juga merekomendasikan untuk melakukan “Connection Before Correction”. Langkah ini akan membantu mengasuh secara emosi anak-anak dengan kondisi alergi.
Orang tua dapat melakukan “Connection Before Correction” jika secara berkala 5-10 menit sampai 30-45 menit punya waktu & kegiatan #Selfcare Emosi untuk punya energi mental berinteraksi dengan hangat ke anak.
3. Tips Mengoptimalkan Perkembangan Anak yang Alergi dengan Bermain Bersama
Diberikan kesempatan 20-30 menit untuk bermain bersama orang tua, 30 menit hingga 1 jam bermain yang mengasah perkembangan emosi seperti bermain roleplay, bermain dengan puppet/figurin, art and craft sehingga anak semakin dapat meregulasi emosi dan mendapatkan fondasi rasa aman secara emosi.
“Lawan dari kecemasan adalah merasa aman secara emosi. Bermain bersama anak adalah bahasa cinta yang membuat anak merasa disayang, ditemani, diinginkan dan berharga untuk orang tuanya,’’ tegas psikolog Anastasia.
Demikian hal-hal yang sebaiknya Parents ketahui tentang alergi pada anak beserta dampak fisik dan psikologisnya. Semoga bermanfaat.
Baca Juga:
Perjuangan bayi 9 bulan punya 50 jenis alergi yang mengancam nyawanya
3 Langkah Penting Untuk Mencegah Alergi pada Anak
Mengenal 3 Jenis Tes Alergi Kulit dan Efek Samping yang Bisa Terjadi
Parenting bikin pusing? Yuk tanya langsung dan dapatkan jawabannya dari sesama Parents dan juga expert di app theAsianparent! Tersedia di iOS dan Android.