Hal menantang yang kerap dihadapi Parents saat memberikan MPASI adalah bayi alami alergi makanan. Masalahnya, hal ini masih sering dianggap sepele padahal bisa mengakibatkan kematian. Karena itulah, Parents harus tahu makanan pemicu alergen pada bayi sebagai pencegahan alergi. Apa saja?
Ada beberapa tanda alergi yang ditunjukkan bayi terhadap makanan tertentu:
- Gatal dan kemerahan pada kulit
- Bengkak di area wajah, bibir dan lidah
- Muntah dan diare
- Batuk
- Kesulitan bernapas
- Kehilangan kesadaran
Apa saja makanan pemicu alergi?
Faktanya, alergi makanan terjadi pada 8% anak, demikian penuturan Scott H. Sicherer, MD pakar dari Jaffe Food Allergy Institute di Mount Sinai School of Medicine, New York City.
Perlu diketahui bahwa pemicu alergi pada setiap anak berbeda. Namun, 99% anak mengalami alergi pada makanan seperti kacang, telur, susu, hidangan laut, gandum dan kedelai.
Ada bayi yang juga menunjukkan reaksi alergi pada jagung, stroberi dan buah bercita rasa asam. Sicherer menuturkan, alergen terbanyak ditemui pada susu, telur dan kedelai. Itu sebabnya beberapa makanan ini perlu menjadi perhatian orangtua.
Beberapa jenis makanan berikut juga sebaiknya dihindari diberikan pada anak, khususnya bayi yang usianya masih di bawah 1 tahun:
1. Susu sapi
Susu sapi memang mengandung nutrisi esensial untuk manusia, namun pengaruhnya bisa berbeda pada bayi. Memberikan susu sapi justru dapat menyebabkan defisiensi nutrisi, karenanya tunggulah hingga bayi menginjak usia setahun sebelum memberinya minuman ini.
2. Madu
Madu juga masuk dalam daftar makanan yang sebaiknya tak diberikan pada bayi Bunda. Asupan ini mengandung botulisme spora, dan perut bayi belum cukup kuat untuk menghancurkan spora tersebut dalam organ tubuhnya.
Artikel terkait: Bayi 6 bulan meninggal karena diberikan madu, peringatan untuk Parents!
3. Kacang-kacangan
Kendati jenis makanan ini mungkin menarik bagi bayi dan anak-anak, kacang sebaiknya langsung diberikan pada si kecil. Hal ini termasuk selai kacang yang baiknya tak diberikan untuk bayi berusia di bawah 2 tahun.
Apalagi jika ada sejarah keluarga yang memiliki alergi terhadap produk kacang, yang memungkinkan untuk turut dialami bayi.
Alergi membahayakan bagi bayi, apa yang sebaiknya Parents lakukan?
Setelah menyadari bayi menunjukkan reaksi alergi akan makanan tertentu, penting untuk Parents melakukan beberapa hal agar alergi tidak mengganggu tumbuh kembang bayi dan menghambat nutrisinya. Yuk, cegah alergi sekarang dengan tips berikut!
Tips mencegah alergi bayi #1 : Buat jurnal makanan
Dengan sistem pencernaan bayi yang belum sempurna, tak ada salahnya Bunda membuat jurnal makanan saat mulai memasuki masa MPASI. Setiap memberikan makanan baru dalam satu hari, catat dan cermati reaksi yang ditunjukkan bayi. Hal ini bisa menjadi tindakan pencegahan alergi si kecil.
Hentikan jika bayi menunjukkan gejala aneh seperti eksim, kulit gatal dan gejala alergi lainnya. Ganti dengan makanan lain yang lebih aman dan menggugah seleranya.
Tips mencegah alergi bayi #2 : Lakukan testing makanan
Menyaksikan bayi memasukkan makanan baru ke mulutnya tentu menyenangkan ya, Bun. Namun terlalu bersemangat memberikan aneka ragam makanan akan membuat Bunda kesulitan mendeteksi mana makanan yang memicu alergi pada bayi.
Setiap memberikan jenis makanan baru, ada baiknya menunggu beberapa lama untuk mengantisipasi jika tubuh bayi memperlihatkan gejala tak ramah pada makanan tersebut. Jadikan kunci utama jika ada anggota keluarga yang juga alergi terhadap makanan tertentu dan berhati-hati memberikannya pada si kecil.
Tips mencegah alergi bayi #3 : Jangan segan berkonsultasi ke dokter
Bertanya pada dokter anak menjadi langkah tepat Bun untuk rekomendasi nutrisi yang tepat, mengingat tumbuh kembang anak menjadi fase krusial. Untuk itu, konsultasi ke dokter jika anak menunjukkan gejala alergi yang mengkhawatirkan agar mendapat penanganan yang tepat.
Referensi : WebMD, Parents.com, Vetwell Health
Baca juga :
Minyak telon bayi ternyata mengandung 3 bahan alami yang bermanfaat!
Parenting bikin pusing? Yuk tanya langsung dan dapatkan jawabannya dari sesama Parents dan juga expert di app theAsianparent! Tersedia di iOS dan Android.