Alergi makanan pada anak terjadi ketika sistem imun tubuh anak mengenali suatu makanan sebagai zat berbahaya. Oleh karena itu, orangtua harus cepat tanggap untuk mengenali bahan makanan yang berpotensi menyebabkan gejala alergi makanan pada anak.
Ketika sistem kekebalan tubuh ‘salah’ mengenali beberapa protein yang terkandung di dalam makanan, maka tubuh akan melepaskan beberapa bahan kimia seperti Histamin yang dapat menyebabkan ruam atau peradangan pada kulit.
Riwayat keluarga yang menderita alergi terhadap suatu makanan juga bisa berpengaruh pada anak, sehingga ia akan lebih berisiko untuk mengalami alergi makanan.
Makanan yang Berpotensi Menyebabkan Gejala Alergi Makanan
Memang tidak semua makanan bisa menyebabkan alergi, akan tetapi orangtua tetap harus awas untuk mengamati reaksi alergi dari anak setiap habis menyantap sesuatu.
Berikut adalah beberapa makanan yang berpotensi untuk menyebabkan gejala alergi makanan pada anak.
1. Susu Sapi
Dikutip dari Halodoc, alergi susu sapi sangat sering terjadi pada anak, terutama jika anak mendapatkan protein susu sapi sebelum berusia 6 bulan. Namun tidak perlu khawatir, alergi susu sapi pada umumnya akan membaik seiring bertambahnya usia dan kemungkinan besar akan hilang setelah anak berusia 5 tahun ke atas.
2. Telur
Seperti protein susu sapi, protein yang terdapat pada telur juga cenderung menyebabkan alergi pada sebagian besar anak yang sistem pencernaannya masih belum berkembang sempurna.
Alergi telur dapat terbagi menjadi dua, yaitu alergi putih telur dan juga alergi kuning telur. Protein yang terdapat pada putih dan kuning telur masing-masing berbeda. Namun, alergi yang lebih banyak ditemukan pada anak adalah alergi putih telur.
Memanaskan atau memasak telur dapat mengubah bentuk protein penyebab alergi tersebut. Oleh sebab itu, penderita alergi telur biasanya tidak apa-apa jika mengkonsumi makanan olahan telur atau yang hanya mengandung sedikit telur.
3. Makanan Laut, Berpotensi Menyebabkan Gejala Alergi Makanan Pada Anak
Biasanya alergi makanan laut akan terjadi jika anak mengonsumsi protein dari jenis ikan krustasea dan moluska. Contoh makanan laut yang sering menjadi pemicu alergi makanan pada anak adalah udang, lobster, cumi-cumi, dan kerang.
Pada beberapa orang, asap dari masakan laut saja sudah bisa menimbulkan reaksi alergi.
Terkadang, alergi makanan laut susah untuk dibedakan dengan reaksi keracunan makanan. Hal ini disebabkan gejala yang serupa seperti masalah pencernaan atau muntah-muntah.
4. Kacang-kacangan
Meskipun penderita alergi kacang tidak sebanyak alergi makanan lainnya, alergi kacang lebih sulit diobati dibandingkan alergi telur atau alergi susu sapi. Biasanya jenis kacang brazil, almond, mete, macadamia, pistachio, pinus, dan kenari menjadi pemicu alergi makanan.
Pengidap alergi kacang juga tidak bisa mengonsumsi produk olahan seperti mentega atau minyak yang terbuat dari kacang. Alergi terhadap satu jenis kacang dapat meningkatkan risiko alergi terhadap jenis kacang lainnya.
Gejala Alergi Makanan Pada Anak yang Mungkin Timbul
Untuk dapat mengamati reaksi alergi pada anak membutuhkan waktu. Ada anak yang langsung bereaksi terhadap makanan yang baru beberapa menit ia santap, dan ada juga anak yang mengalami reaksi alergi setelah beberapa jam.
Selain itu, anak dapat alergi terhadap makanan yang belum pernah ia makan sebelumnya, atau malah alergi pada makanan yang sebelumnya tidak menimbulkan reaksi apa-apa.
Bayi yang pernah menderita eksim juga berisiko untuk memiliki alergi terhadap suatu makanan.
Ada baiknya untuk mengetahui lebih dulu gejala alergi makanan yang dapat muncul saat anak mengonsumsi sesuatu, yaitu adalah sebagai berikut:
1. Reaksi Pada Kulit
Seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya, histamin yang dilepaskan oleh tubuh saat ‘salah’ mengenali protein pada makanan ini akan menyebabkan pembuluh darah melebar. Dengan kondisi seperti ini kulit akan meradang atau gatal.
Selain itu, akan muncul bintik-bintik merah, ruam kulit yang terasa gatal (dermatitis atopik), dan pembengkakan di wajah, bibir, atau lidah.
2. Reaksi Pada Pernafasan
Histamin dapat memicu penyempitan saluran pernafasan sehingga mengakibatkan sesak nafas, mengi atau bengek, dan juga sakit tenggorokan. Gejala seperti hidung tersumbat, pilek, dan bersin juga bisa terjadi pada pengidap alergi makanan.
3. Reaksi Pencernaan
Gejala alergi tergantung kepada dimana tubuh melepaskan histamin. Jika histamin dikeluarkan di pencernaan, anak bisa mengalami diare atau kram perut.
Bagaimana Cara Mengatasi Alergi Makanan Pada Anak?
Apabila Parents sendiri memiliki alergi terhadap makanan tertentu, ada baiknya untuk memberikan bayi secara bertahap dengan mencoba memberikan makanan-makanan yang berpotensi menyebabkan alergi dalam jumlah yang tidak terlalu banyak.
Setelah itu, amati reaksi anak dan periksa apakah ada gejala alergi yang dialami anak.
Beberapa ahli menyarankan untuk menunggu hingga anak setidaknya berusia 3 tahun sebelum memberinya makanan yang berpotensi menjadi allergen tersebut.
Setiap memberikan makanan baru, tunggu sekitar 3 hingga 5 hari sebelum memberikan makanan lainnya dan lihat apakah ada gejala reaksi alergi yang muncul.
Jika Parents membeli makanan kemasan, jangan lupa untuk memeriksa komposisi bahan makanan tersebut apakah mengandung allergen tertentu atau tidak.
Bila anak mengalami gejala alergi makanan, segera konsultasikan pada dokter atau spesialis anak. Biasanya dokter akan meresepkan obat seperti antihistamin untuk meredakan gejala alergi makanan yang dialami anak.
Untuk kasus alergi makanan pada anak yang sudah parah (anafilaksis), dokter akan memberikan suntikan epinefrin yang bekerja untuk menjaga tekanan darah agar naik sehingga pembuluh darah yang melebar karena alergi akan menyempit kembali.
Itulah informasi mengenai gejala alergi makanan pada anak dan cara mengatasinya. Semoga bermanfaat.
Artikel telah ditinjau oleh:
dr.Gita PermataSari, MD
Dokter Umum dan Konsultan Laktasi
Sumber: Hello Sehat, Alodokter, Halodoc
****
Baca juga:
Alergi Makanan pada Bayi, Ini Gejala dan Cara Mencegahnya
Parenting bikin pusing? Yuk tanya langsung dan dapatkan jawabannya dari sesama Parents dan juga expert di app theAsianparent! Tersedia di iOS dan Android.