7 Cara Mendidik Anak Menjadi Pemberani, Mana yang Sudah Ayah Lakukan?

Berikut cara mendidik anak menjadi pemberani yang bisa dilakukan ayah. Apa saja?

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

Sebuah pepatah mengatakan, ‘rasa takut bisa menghambat kesuksesan seseorang’. Alih-alih berani menghadapi tantangan, rasa takut kerap membuat seseorang sulit mengejar impiannya. Hal ini mungkin menjadi salah satu PR bagi para ayah, untuk menanamkan dan memperkuat karakter anak-anaknya sejak dini. Berikut cara mendidik anak menjadi pemberani, yang bisa dilakukan seorang ayah. 

Ketakutan Ada dalam Diri Setiap Orang

Ketakutan sejatinya ada di dalam diri setiap individu, dan tidak semuanya buruk. Dalam beberapa kasus, seperti takut dengan orang asing, takut dengan binatang buas, dan dengan hal-hal tertentu yang mengganggu keselamatan, bersifat wajar dan alamiah. Ketakutan jenis ini justru diperlukan untuk tindakan perlindungan yang tepat dan efektif. 

Namun, rasa takut juga bisa mencegah kita berkembang. Rasa takut inilah yang harus kita kendalikan. 

Seperti yang dikatakan oleh profesor dan penulis Joseph Campbell, dilansir dalam laman All Pro Dad, “Gua yang ditakuti untuk Anda masuki mungkin saja menyimpan harta yang Anda cari”. Dengan kata lain, kita sering menemukan apa yang paling kita butuhkan justru di tempat yang paling tidak kita inginkan.  

Keberanian sendiri bukan berarti tanpa rasa takut. Keberanian yang diharapkan adalah berani melakukan sesuatu, meskipun kita takut. Untuk menjadi berani, anak-anak perlu belajar menoleransi rasa takut dan tidak membiarkan rasa takut menghambat langkah mereka.

Artikel terkait: Anak Perempuan yang Kuat dan Pemberani Dididik dengan 15 Cara ini

Keberanian Perlu Dilatih

Dilansir dari laman PBS for Parents, beberapa anak dilahirkan sebagai pemberani kecil yang tak kenal takut, tetapi ada anak-anak lainnya yang harus belajar menjadi pemberani.

Menurut penelitian yang dilakukan oleh Jerome Kagan di Universitas Harvard, sekitar satu dari setiap lima bayi lahir dengan temperamen yang terhambat. Bayi-bayi ini mudah terganggu oleh situasi baru. Untungnya, pengalaman dapat mengubah temperamen mereka. Kagan menemukan bahwa dua pertiga bayi yang terhambat, tidak tumbuh menjadi balita yang pemalu. Entah bagaimana, anak-anak tersebut bisa belajar untuk mengatasi rasa takut mereka.

Rasa takut sering kali merupakan tanda bahwa anak-anak sedang melakukan sesuatu yang baru atau menantang. Jika mereka menunggu sampai mereka tidak merasa takut sebelum memulai, mereka mungkin tidak akan pernah sampai di sana. Mereka bisa kehilangan pengalaman menyenangkan dan kesempatan belajar yang penting.

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

Terlepas dari kecenderungan alami seorang anak, orang tua disarankan untuk memahami cara mendidik anak agar menjadi pemberani, yang secara fungsional berarti berani membuat keputusan yang cerdas dan terinformasi dalam menghadapi suatu ketidakpastian atau suatu masalah. 

Sebagai sosok ayah yang berperan dalam memperkuat karakter anak sejak dini, tentu sangat penting untuk Anda mengatasi rasa takut pada anak-anak agar tidak ‘terbawa’ hingga dewasa. 

7 Cara Mendidik Anak Menjadi Pemberani, Apa yang Harus Ayah Perhatikan? 

1. Bantu Anak Keluar dari Zona Nyaman

Sebagai ayah, keinginan untuk melindungi dan memanjakan anak memang hal yang wajar. Anda pastinya ingin melindungi mereka dari ketidaknyamanan yang mereka rasakan. Namun, Ayah perlu mendorong si kecil untuk keluar dari zona nyaman mereka dan mencoba hal-hal baru. Tantang si kecil untuk mengambil risiko, tentu tanpa membahayakan diri mereka sendiri. Jangan biarkan mereka puas dengan apa yang bisa mereka selesaikan dengan mudah. 

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

2. Bertahap

Melakukan cara mendidik anak agar menjadi pemberani tentu tidak instan. Beri ia pendekatan secara bertahap untuk membantu membangun kepercayaan diri mereka. Beri pengertian bahwa untuk menghadapi tantangan baru tidak selalu langsung berhasil, dan terkadang kita perlu berjuang. 

3. Jadikan Kegagalan Sebagai Hal yang Wajar

Setelah mendorongnya untuk mencoba hal baru, siapkan ia untuk menghadapi kegagalan. Memang tak satu pun orang yang mengharapkan kegagalan, tetapi ajarkan mereka untuk menikmati setiap proses dan kemungkinan yang terjadi. Orang yang sukses adalah orang yang bersedia untuk gagal. Jangan biarkan anak Anda takut mencoba karena takut gagal. 

Artikel terkait: Belajar dari kegagalan, ajarkan itu pada anak kita 

4. Jangan Abaikan Perasaannya

Menurut Eileen Kennedy-Moore, Ph,D., Psikolog Klinis di Princeton, alih-alih ingin mendidik anak menjadi berani, jangan sampai Ayah mengabaikan ketakutan anak ketika melihatnya bereaksi berlebihan terhadap situasi tertentu. Sebaliknya, tenangkan ia dan beritahu bagaimana cara mengatasinya. 

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

Sosok ayah adalah tempat mendapatkan rasa aman bagi seorang anak. Mengetahui Anda memahami rasa takutnya, justru akan meringankan beban si kecil dan memudahkan anak Anda untuk mengatasi rasa takutnya. 

5. Beri Penjelasan

Tanyakan pada si kecil apa yang ia khawatirkan/takutkan? Terkadang, anak-anak ketakutan karena mereka salah memahami sesuatu atau tidak mengetahui informasi penting. Si kecil akan merasa jauh lebih baik ketika dia mengetahui bahwa kenyataan yang terjadi tidak seburuk yang ia pikirkan. 

Berikan gambaran yang familiar baginya. Ayah juga bisa berbagi pada si kecil bagaimana bila ayah menghadapi situasi yang sama. 

6. Jadilah Role Model

Anak akan mencontoh perilaku dan perkataan orangtuanya. Mungkin akan sulit jika orangtua tidak mencontohkannya sendiri. Dalam menghadapi sesuatu, anak juga memiliki ‘referensi sosial’. Misalnya, ketika anak melihat seekor anjing untuk pertama kalinya, mereka akan melihat ke arah ayah atau ibunya untuk menilai apakah anjing itu berbahaya atau tidak. Jika orang tua mereka terlihat santai, lebih mudah bagi anak untuk mendekati anjing.

7. Jangan Kebablasan

Eits, jangan lupa dengan hal ini ya, Ayah. Jangan sampai ‘tuntutan’ untuk anak menjadi berani malah kebablasan dan membuat mereka merasa terintimidasi. 

Menurut Dr. Robin Goodman, direktur eksekutif A Caring Hand, orang tua perlu berhati-hati dan tidak perlu berlebihan dalam mendidik si kecil. Seringkali, ‘tuntutan yang berlebihan’ justru dapat memperkuat ketakutan, atau membuat anak trauma seumur hidup. Terlalu memaksa anak ke dalam posisi yang tidak nyaman bagi mereka sama dengan merampas pilihan mereka, dan tidak akan membantu mereka menghadapi ketakutan dengan cara mereka sendiri.

Artikel terkait: Anak bungsunya sangat pemberani, begini pola asuh Ussy Sulistiawaty!

Itulah 7 hal atau cara yang harus diperhatikan ayah sebagai cara mendidik anak menjadi pemberani. Mana yang sudah Ayah lakukan? 

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

 

Baca juga: 

id.theasianparent.com/foto-perempuan-pemberani-panutan-anak

id.theasianparent.com/melatih-berbagi-mainan

id.theasianparent.com/mengatasi-rasa-takut-pada-anak

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

Penulis

Aulia Trisna