Orangtua generasi millenial tentu saja memiliki tantangan tersendiri mendidik dan membesarkan buah hatinya. Oleh karena itulah perlu persiapan yang matang. Seperti apa?
Sebelum mengulas lebih dalam, terkait apa yang perlu dilakukan oleh orangtua yang memiliki anak mendidikan anak generasi alpha, pada dasarnya semua orangtua tentu saja perlu menyadari bahwa semua anak unik. Mereka tumbuh dan berkembang sesuai potensinya.
Dalam hal ini tentu saja Parents memiliki peran yang sangat besar. Bagaimana Parents perlu mendampingi dan menggali potensinya.
Apalagi jika mengingat bahwa saat anak gerensi alpha tumbuh besar, mereka akan dihadapkan dengan persaingan yang begitu ketat. Di sisi lain, mereka pun bisa melakukan beragam bidang pekerjaaan yang sebelumnya belum pernah ada. Kondisi ini memang tidak terlepas dari kemajuan teknologi yang sangat pesat.
Hal inilah yang ditegaskan oleh Rosdiana Setyaningrum, M.Psi, MHPEd, selaku psikolog anak dan keluarga. Dalam acara peluncuran inovasi terbaru S-26 Procal GOLD.
Ia mengingatkan bahwa orangtua generasi millenial yang memiliki anak generasi alpha, yang lahir mulai 2010 hingga tahun 2025 perlu mendampingi dan mengasah kemampuan anaknya agar bisa belajar secara progresif.
Pentingnya anak memiliki kemampuan belajar progresif
Apa yang dimaksud dengan belajar progresif ? Yaitu, kemampuan anak untuk bisa terus berkembang dan tidak terpaku pada pendidikan formal yang didapatkan lewat sekolah saja.
Kempuan belajar progresif ini bisa membuat anak-anak generasi alpha terus berkembang, dimulai dengan membentuk sikap belajar yang baik yang dapat diasah dengan melibatkan anak dan lingkungan.
“Di sini, tugas orangtua perlu mendampingi anak, serta terus mengasah kemampuan belajar progresif. Dengan begitu anak-anak pun bisa meraih capaian-capaian penting dalam tumbuh kembang sesuai tahapan usia,” tegasnya.
Apa yang dipaparkan jebolan Magister Psikologi di Universitas Indonesia ini memang beralasan. Mengingat di mana depan, anak-anak generasi alpha akan bersaing dengan robot. Sehingga, tuntutan pendidikan tentu saja perlu lebih tinggi karena spesialisasi keahlian makin ditekankan saat menjadi penduduk dunia yang terbuka di pasar global.
Selain itu, anak-anak gererasi alpha yang dilahirkan orangtua generasi millenial bisa melakukan pekerjaan di bidang yang baru, yang saat ini belum ada.
“Oleh karena itu, peran orangtua untuk menyiapkan anak yang hebat di era masa depan memang harus serius. Sebagai generasi yang mendominasi peran sebagai orangtua anak generasi alpha, maka orangtua millenial harus memberikan inovasi cara belajar yang lebih baik lagi,” tegasnya.
4 Karakter yang perlu ditumbuhkan orangtua generasi generasi millenial pada anaknya
-
Bisa belajar dan bekerja sebagai teamwork
“Anak-anak generasi alpha perlu memiliki kemampuan untuk berpikir kritis, kreatif dan berpikir secara mandiri. Namun mereka juga harus bisa memiliki kemampuan sebagai teamwork.
Cara belajar seperti ini akan membentuk karakter penting bagi anak, yang bermanfaat bagi mereka untuk bersaing di tengah tantangan yang akan datang.”
-
Kemampuan terus bereksplorasi
“Kenapa kemampuan eksplorasi penting, karena hanya mereka yang senang eksplorasi yang yang mau terus belajar. Mencari hal-hal yang baru. Dari sini mereka juga bisa melihat, ada apa sih di lingkungannya? Perlu apa lagi sih, lingkungnnya itu?
Anak perlu memiliki kemampuan untuk bisa menemukan hal-hal baru yang bisa ia kembangkan. Tidak hanya dalam diri sendiri, tapi juga untuk lingkungannya. Di sini, anak tentu saja perlu bisa berpikir secara kritis. Berpikir di luar apa yang sudah ada dan mau banyak bertanya,” papar Rosidina.
Karakter lain yang tidak kalah penting untuk dikembangkan orangtua generasi millenial pada anak-anaknya adalah menumbuhkan jiwa jiwa kepemimpinan.
Bagimana anak bisa memimpin dirinya sendiri dan orang lain. Jiwa leadership harus dipupuk dari kecil agar dia bisa lebih fleksibel saat ia menjadi penduduk dunia,” jelas Rosdiana lagi.
Menurut Rosdiana, karakter lain yang tidak kalah penting yang perlu dimiliki anak generasi alpha adalah bagaimana mereka bisa memiliki rasa empati terhadap orang lain dan lingkungan sekitarnya.
Harapannya dengan memiliki kemampuan belajar progresif dan 4 karakter penting ini, anak-anak generasi alpha bisa berhasil dalam hidupnya. Rosdiana juga mengingatkan bahwa ada 2,5 juta bayi generasi Alpha yang lahir setiap minggunya. Namun katanya, angka ini akan sedikit jumlahnya, karena saat mereka dewasa, akan ada banyak orangtua tidak produktif daripada yang produktif. Artinya, hal ini ini tentu menjadi tantangan juga bagi mereka.
Pentingnya asupan gizi di 1000 hari pertama
Menjadi orangtua tentu saja merupakan perkerjaan yang memiliki tantangan tersendiri. Meskipun tak mudah, memikiki anak yang tumbuh sehat tentu saja perlu disiapkan sejak awal.
Artinya, ketika Parents berencana memilik anak, asupan nustrisi dalam tubuh tentu saja perlu disiapkan. Hal inilah yang ditegaskan oleh pakar neurologi anak, dr.Attila Dewanti, Sp.A(K). Ia menegaska, selain stimulasi, bentuk dukungan yang bisa diberikan orangtua tentu saja dengan mamastikan asupan gizi anak.
Dan langkah ini tentu saja perlu dilakukan sejak 1000 hari pertama kehidupan anak.
“Saat dokter kandungan mengatakan kalau Bunda postitif hamil, maka sejak saat itulah asupan nutri dan gizi sudah disiapkan. Bahkan sebaiknya dimulai saat merencanakan kehamilan,” tegasnya.
Hal ini menjadi penting karena asupan gizi yang tepat berguna untuk membentuk dan mematangkan sel-sel otak, sementara stimulasi yang cukup dapat membentuk dan memperkaya jaringan koneksi antar sel. Sementara, sel otak anak ini tumbu sejak trimester awal kehamilan.
dr.Attila mengatakan, beberapa kandungan makanan yang penting untuk tahapan perkembangan anak di antaranya asam lemak esensial seperti asam linoleat, dan asam linolenant, yang berguna untuk pembentukan membran sel otak. Anak juga memerlukan kolin, yang merupakan komponen penting untuk fungsi sinaps otak. Serta zat besi yang bisa mengoptimalkan metabolisme sel otak.
Baca juga:
5 Gaya Parenting Khas Generasi Millennial
Parenting bikin pusing? Yuk tanya langsung dan dapatkan jawabannya dari sesama Parents dan juga expert di app theAsianparent! Tersedia di iOS dan Android.