Rasa takut sering kali membuat anak menjadi pengecut. Hal ini terjadi pada anak saya, Bani, yang berusia 10 tahun. Hingga saat ini ia selalu merasa takut bila disuruh tidur sendiri. Ia akan menolak dengan berbagai cara untuk menghindari tidur sendiri di kamarnya.
Menurutnya, bila ia tidur sendiri, ada bayangan-bayangan menyeramkan yang selalu menemaninya di dalam kamar.
Mengapa rasa takut itu muncul dalam diri anak-anak?
Di dalam buku Nyebur Ke Dalam Dunia Anak, Endah Kurniadarmi, seorang pengamat pendidikan dan masalah psikologi serta pengembangan diri anak, menyebutkan bahwa perkembangan emosional anak usia sekolah sangat tinggi.
Oleh karena itu, tak heran bila mereka sekali dihinggapi rasa takut, cemas, serta mudah marah.
Imajinasi anak pada tahap ini sedang tinggi-tingginya, sementara pengolahan logikanya belum terbentuk dengan baik.
Akibatnya, anak kurang seimbang atau mengalami hambatan saat memahami hal-hal yang disebut “wajar dan tidak wajar”, “mistis” atau sesuatu yang di luar jangkauan akal.
Meskipun anak usia sekolah sudah memiliki kemampuan berpikir logis, mereka belum memiliki kemampuan berpikir abstrak seperti halnya anak SMA.
Sehingga, imajinasi dan fantasi anak terhadap hal-hal yang dianggap menyeramkan, seperti hantu, pocong dan sebagainya masih terasa sebagai hal yang riil, nyata.
Orangtua harus Membuat Anak Merasa Nyaman agar Tak Takut Lagi
Rasa takut yang dialami anak di usia ini akan mendatangkan rasa cemas yang berlebihan. Kecemasan yang muncul dalam diri anak dan bersifat emosional ini hanya bisa diatasi dengan selalu membuat anak merasa nyaman.
Hal ini jelas tidak mudah. Kewajiban orangtualah untuk memberikan rasa nyaman pada anak, sehingga anak memiliki kekuatan untuk mengatasi rasa takutnya.
Menariknya, rasa takut ini akan hilang apabila anak memiliki rasa cinta, keinginan untuk berkorban dan menyenangkan hati orang lain.
Rasa cinta dalam diri anak akan membuatnya merasa nyaman dan tentram. Selanjutnya akan tumbuh keinginan untuk berkorban dan selalu ingin menyenangkan hati orang lain, terutama orang-orang yang ia cintai.
Apabila anak berhasil mengatasi rasa takut dengan kekuatan cinta yang dimilikinya, ia tidak akan merasa takut pada apa dan siapapun. Ia akan merasa nyaman berhadapan dengan makhluk apapun di muka bumi ini.
Parents, selamat mencurahkan cinta kepada putra dan putri Anda, sehingga mereka berani menghadapi dunianya.
5 Cara Mengatasi Rasa Takut Anak dengan Mengajarinya Menjadi Berani
Tunjukkan pada Mereka Seperti Apa Keberanian Itu
Biarkan mereka menyaksikan Parents keluar dari zona nyaman Anda. Jika Parents takut rollercoaster, hadapi ketakutan Anda dengan mereka dan menaiki itu di taman hiburan. Tunjukkan tekad dan usaha Parents kepada mereka untuk melakukan hal tersebut.
Tantang dan Pujilah si Kecil
Tantang mereka untuk mencoba hal-hal baru atau hal-hal yang mungkin mereka takuti. Mencoba makanan baru atau berbicara di depan kelas. Ketika mereka melakukan hal-hal itu, pastikan untuk memberikan banyak pujian dan reward.
Tunjukkan Sosok Pemberani di Kehidupan Nyata
Tunjukkan contoh sosok pemberani, mulai dari tokoh pahlawan hingga petugas pemadam kebakaran yang keberadaannya sangat dibutuhkan dan bermanfaat untuk sekitar.
Bangun Kepercayaan Diri Anak
Parents juga sebaiknya membangun dan menumbuhkan kepercayaan diri dalam diri anak-anak. Bantu mereka mengetahui identitas inti mereka dan kekuatan yang anak miliki. Keyakinan itu akan menumbuhkan keberanian mereka untuk menjadi diri mereka sendiri serta mengembangkan kepercayaan diri dalam mengambil risiko atas apa yang mereka lakukan.
Ajak Anak Bermain Peran
Jadilah orangtua yang kreatif. Munculkan skenario drama berbeda yang melibatkan potensi keberanian anak. Misalnya, buat drama sederhana yang mana anak memegang peran sebagai pemadam kebakaran atau polisi yang membantu ibu-ibu menyeberang jalan. Hal ini akan membantu anak mempelajari pengalaman hebat untuk dimanfaatkan saat dibutuhkan dalam kehidupan nyata. Itu juga terdengar sangat menyenangkan bagi seluruh keluarga.
Referensi: Buku Nyebur Ke Dunia Anak, Liza Permasih & Endah Kurniadarmi, Kaba Media Internusa, Bandung, 2015.
Tentang penulis:
Liza Permasih adalah ibu dari 6 anak, mulai dari balita hingga remaja. Ia bersama Umenulis buku Nyebur ke Dunia Anak, berisi tips parenting serta penerapannya dalam kehidupan sehari-hari.
Baca juga:
Mengapa Bayiku Tiba-tiba Jadi Penakut?
Membangkitkan Rasa Percaya Diri pada Anak
Parenting bikin pusing? Yuk tanya langsung dan dapatkan jawabannya dari sesama Parents dan juga expert di app theAsianparent! Tersedia di iOS dan Android.