Cara Membuat Oralit untuk Bayi dan Anak, Ini Panduan Lengkapnya!

Cara membuat oralit untuk bayi bisa Parents praktikan di rumah.

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

Si Kecil diare? Berikut cara membuat oralit untuk bayi yang bisa Parents lakukan di rumah dengan komposisi dan takaran yang tepat.

Bila aku diare, Ibu selalu waspada. Pertolongan O-RA-LIT selalu siap sedia.”

Sebagai orang tua yang lahir di tahun 80-90an, Anda pasti kenal dengan potongan lirik lagu “Aku Anak Sehat” karya A. T. Mahmud ini.

Pesan dari lagu ini masih sangat relevan sampai sekarang, di mana oralit itu penting kala diare menyerang. Mengapa demikian?

Artikel Terkait: Anak diare, ini hal yang perlu Parents ketahui dan lakukan

Cara Membuat Oralit untuk Bayi dan Anak di Rumah

Membuat oralit di rumah memang mudah, Anda cukup mencampur gula dan garam dengan air putih.

Namun ingat, komposisinya harus tepat agar cairan ini efektif untuk mengatasi diare dan dehidrasi.

Berikut cara membuat oralit untuk bayi dan anak rumahan (cairan rehidrasi oral/CRO) sesuai dengan anjuran UNICEF.

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

Bahan Pembuat Oralit:

  • 6 sendok teh gula
  • ½ sendok teh garam
  • 1 liter air matang

Cara Membuat Oralit untuk Bayi dan Anak:

  1. Pastikan wadah dan sendok yang dipakai untuk membuat oralit benar-benar bersih. 
  2. Cuci tangan Anda dengan sabun dan air mengalir
  3. Siapkan 1 liter air dalam wadah bersih. Didihkan terlebih dulu kemudian dinginkan. 
  4. Campurkan 6 sendok teh gula dan ½ sendok teh garam ke dalam air matang, aduk rata.
  5. Setelah selesai dibuat, masukkan larutan oralit ke dalam botol bersih dan sewaktu-waktu siap diberikan kepada bayi atau anak.
  6. Cairan ini harus habis dikonsumsi dalam waktu 12 jam pada suhu ruang atau 24 jam bila didinginkan di dalam kulkas.

Oralit biasanya diberikan di rumah untuk bayi atau anak yang mengalami diare, baik yang tanpa dehidrasi maupun mengalami dehidrasi ringan.

Prinsip pemberian oralit adalah sedikit-sedikit tapi sering menggunakan sendok atau cawan takar, gelas, atau spuit oral. 

Oralit, Diare, dan Dehidrasi

Bayi dan anak memiliki komposisi tubuh yang berbeda dengan orang dewasa. Sekitar 70 persen komponen tubuhnya terdiri dari air.

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

Ketika diare terjadi, sejumlah cairan dan elektrolit tubuh akan hilang.

Keduanya harus segera digantikan dengan minuman tambahan agar tidak terjadi dehidrasi, yang dapat berbahaya dan mengancam nyawa.

Tanda-tanda dehidrasi ringan-sedang pada bayi dan anak adalah sebagai berikut:

  • Tampak lesu, bermain lebih sedikit dari biasanya
  • Frekuensi buang air kecil (BAK) berkurang, pada bayi kurang dari 6 popok basah per hari
  • Mulut kering
  • Air mata berkurang kala menangis
  • Ubun-ubun besar cekung pada bayi atau batita
  • Feses encer bila dehidrasi disebabkan oleh diare; bila disebabkan oleh kehilangan cairan lain (muntah, kurang minum), frekuensi diare akan berkurang

Sedangkan tanda-tanda dehidrasi berat mencakup tanda-tanda di atas disertai dengan gejala:

  • bayi atau anak menjadi sangat rewel
  • tampak mengantuk berlebihan
  • mata cekung
  • tangan kaki dingin dan berubah warna
  • kulit mengeriput
  • frekuensi BAK hanya 1-2 kali per hari

Di rumah, pemberian cairan pengganti dapat menggunakan bahan-bahan yang ditemukan di hampir setiap rumah tangga, seperti air kaldu, kuah sop, air tajin, dan jus buah, serta penggunaan oralit rumahan dalam bentuk larutan gula garam.

Cairan-cairan ini lebih dipilih ketimbang air putih karena mengandung elektrolit, yakni mineral natrium, kalium, dan klorida.

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

Jumlah dan Cara Memberikan Oralit pada Bayi dan Anak

Berikut beberapa aturan yang perlu diperhatikan:

  • Tanpa dehidrasi
    • 5-10 mL setiap kali diare (buang air besar cair)
    • Teruskan pemberian Air Susu Ibu (ASI) bila ada, tidak perlu membatasi atau mengganti makanan, termasuk susu formula.
  • Dehirasi ringan
    • 50 mL/kg selama 3–4 jam atau + 5 mL setiap 1–2 menit 
    • Setelah jumlah total ini diberikan, lanjutkan pemberian makanan seperti biasanya.

Artikel Terkait: Mengenal rotavirus, infeksi yang menyebabkan diare berbahaya

Hal-hal lain yang perlu diperhatikan yakni:

  • Pantau asupan cairan dan makanan serta frekuensi BAK selama anak masih diare.
  • Pada bayi yang masih ASI, susui sesering mungkin. Nutrisi di dalam ASI dapat mempercepat penyembuhan saluran cerna bayi.
  • Makanan tidak perlu dibatasi karena akan mempercepat penyembuhan. Berikan dalam porsi kecil tetapi sering agar anak lebih nyaman.
  • Komposisi makanan yang dianjurkan adalah kombinasi dari sumber karbohidrat kompleks (nasi, gandum, kentang, roti), sumber protein seperti daging tanpa lemak, tahu, tempe, dan yogurt, serta buah dan sayur. Makanan berlemak tinggi lebih sulit dicerna dan karenanya perlu dihindari selama masa pemulihan.
  • Konsumsi susu sapi (termasuk susu formula) bisa tetap dilanjutkan dan tidak perlu diencerkan. 
  • Berikan suplemen zinc dalam bentuk sirup selama 10 hari berturut-turut. Suplemen ini terbukti mempersingkat durasi diare dan mencegah kekambuhannya. Dosisnya 10 mg per hari untuk bayi di bawah usia 6 bulan dan 20 mg per hari mulai usia 6 bulan ke atas.
  • Memberikan suplemen probiotik. Keberadaan probiotik atau bakteri “baik” di dalam saluran cerna telah terbukti bermanfaat pada kasus diare. 
  • Hindari memberikan antibiotik atau menggunakan obat antidiare, kecuali atas anjuran dokter anak.

Artikel Terkait: BAB cair pada bayi tak selalu gejala diare, apa bedanya?

Ketahui Kapan Bayi dan Anak Perlu Berobat Saat Diare

Ingat bahwa pemberian oralit tidak menghentikan diare maupun penyebabnya, melainkan hanya menggantikan cairan dan elektrolit penting yang hilang sehingga mencegah dehidrasi yang dapat berbahaya.

Oleh sebab itu, Anda tetap perlu waspada dan segera membawa si Kecil ke dokter atau rumah sakit apabila:

  • Bayi menolak makan atau minum apa pun selama lebih dari beberapa jam. Pada anak yang lebih besar, bila ini berlangsung lebih dari 8 jam.
  • Terdapat perubahan perilaku seperti menjadi kurang responsif dan terlihat terus-menerus mengantuk. Ini adalah tanda dari dehidrasi berat.
  • Bila mengalami diare yang berdarah, nyeri perut yang hilang timbul atau memberat, atau disertai dengan demam tinggi di atas 39oC. 

Jadi, tak perlu panik bila si Kecil diare.

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

Segera praktikan cara membuat oralit untuk bayi dan anak ini di rumah, jaga asupan cairannya dan waspadalah akan tanda-tanda dehidrasi.

Bila Anda merasa tidak yakin dengan kondisi si Kecil, jangan ragu untuk segera membawanya ke dokter atau rumah sakit.

Baca juga :

Penyakit Diare – Gejala, Penyebab, dan Cara Mengobati

Coba konsumsi 4 buah ini saat diare, catat ya Parents!

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

6 Makanan dan Minuman yang Perlu Dihindari Saat Diare