Jangan langsung panik saat mengatahui anak diare. Biar bagaimana pun diare merupakan salah satu penyakit yang sering diderita si kecil. Oleh karena itu, penting bagi Parents untuk mengetahui apa yang bisa dilakukan sebagai pertolongan pertama.
Hal ini pun termasuk memilihkan makanan yang tepat agar tidak memperparah kondisinya. Tapi, sebelum mengulas makanan apa saja yang paling tepat untuk anak diare, Parents tentu saja perlu memahami lebih dulu definisi diare pada anak, termasuk apa yang menyebabkan anak mengalami diare.
Anak diare, apa yang perlu dipahami orangtua?
“Sebenarnya definisi diare pada anak dan dewasa sebenarnya sama, di mana ada perubahan konsistensi tinjanya yang menjadi cair, dan frekwensinya lebih dari 3 kali dari sehari,” papar dr. Felix Samuel, M.Kes, dari Rumah Sakit Pondok Indah.
Dilanjutkan dr. Felix, penyebab diare sendiri sebenarnya sangat beragam, namun memang yang paling sering dikarenakan infeksi baik yang terjadi pada usus ataupun infeksi yang lain sehingga sebabkan diare, misalnya karena obat-obatan khususnya antibiotik, salah makan atau alergi makanan.
“Misalnya, setelah minum susu lalu anak jadi diare, ini kan sebenarnya bukan karena infeksi. Memang kondisi diare yang bukan disebabkan infeksi lebih sering dialami oleh anak-anak,” tandasnya lagi.
Tak hanya itu, dr. Felix menegaskan bahwa penyebab lain yang sering sebabkan anak diare sering kali disebabkan virus, dan yang paling utama adalah rotavirus.
Selain virus, diare pada anak juga sering disebabkan karena yang bakteri e colli, atau salmonella. “Diare pada anak yang paling sering disebabkan oleh parasit terutama kalau sedang pergi liburan kemudian minum air yang tidak dimasak atau tidak bersih,” ungkapnya lagi.
Dijelaskan dr. Felix, biasanya diare pada anak ini ditandai dengan tinja yang encer, sakit kepala, muntah, kadang diiringi dengan sakit perut dan demam.
Bagi beberapa anak, diare ringan bisa hilang dengan sendirinya selama beberapa hari. Namun, tidak sedikit anak yang mengalami diare yang lebih lama sehingga berisiko membuat anak kehilangan banyak cairan (dehidrasi) dan lemas.
Anak diare perlu diberikan banyak cairan
Penting untuk dipahami bahwa diare pada anak sebenarnya tidak ada obatnya, oleh karena itu hal yang bisa dilakukan oleh orangtua dengan memberikan cairan yang cukup.
“Terus terang saja, kalau pada anak sebenarnya nggak ada obatnya, sehingga yang perlu dilakukan oleh orangtua adalah dengan memberikan cairan yang cukup,” tegasnya lagi.
“Pada dasarnya, diare sebenarnya mekanisme tubuh mengeluarkan kotoran, racun, atau virus yang ada di dalam tubuh. Memang jika tidak dihentikan, bisa berisiko sebabkan dehidrasi, lemas, gangguan ginjal, atau pun membuat pasien tidak sadar karena kehilangan elektrolit.”
Untuk mencegah terjadinya komplikasi yang menyebabkan dehidrasi, Parents tentu saja harus memberikan banyak cairan, tujuannya untuk menggantikan cairan yang hilang. Untuk bayi di bawah usia 6 bulan, Bunda hanya perlu terus memberikan ASI untuk mencegah diare semakin buruk.
Tak perlu khawatir bila bayi tidak bisa mengonsumsi apapun selain ASI, karena kandungan di dalam ASI mampu menghambat pertumbuhan kuman yang menyebabkan diare.
“Tata laksana diare pada anak yang paling utama memang mengganti cairan, semua tergantung dengan tahapan dehidrasi yang dialami. Jika ringan, cukup minum saja. Jika kondisi diare sudah tahapan sedang berarti perlu ganti cairan yang lebih masif, pada anak kurang lebih diperlukan 75 cc/ kg. kalau anak 10 kg, maka harus minum 750 cc dan ini harus dipantau selama 3 jam. Sedangkan jika kondisi sudah berat bisa diinfus,” tukasnya lagi.
Makanan dan minuman yang baik saat anak diare
Dalam banyak kasus, saat anak diare sebenarnya bisa tetap mengonsumsi makan seperti biasa. “Selain asupan cairan perlu diperhatikan, yang kedua bila memungkinkan segera berikan anak makanan. Kenapa? Karena saat anak diare akan mengalami defisit energi. Jadi, jangan dipuasakan,”
Berikut tips yang perlu Parents lakukan:
- Berikan makanan dengan porsi sedikit namun sering.
- Beberapa menu makanan asin, seperti pretzel dan sup sangat direkomendasikan.
- Pilih makanan yang rendah serat
Bila perlu, perubahan dalam diet dapat membantu. Tidak disarankan diet khusus. Tetapi anak-anak sering melakukan lebih baik dengan makanan hambar. Beri anak makanan seperti:
- Daging sapi, ayam, ikan, atau kalkun panggang
- Telur yang dimasak
- Pisang dan buah segar lainnya
- Produk roti terbuat dari tepung putih halus
- Pasta atau nasi putih
- Sereal seperti krim gandum, farina, oatmeal, dan cornflake
- Panekuk dan wafel dibuat dengan tepung putih
- Roti jagung, disiapkan atau disajikan dengan sedikit madu atau sirup
- Sayuran yang dimasak, seperti wortel, kacang hijau, jamur, bit, ujung asparagus, biji labu, dan zucchini kupas
- Beberapa makanan penutup dan makanan ringan, seperti Jell-O, es loli, atau kue
- Kentang panggang
- Secara umum, membuang biji dan kulit dari makanan ini adalah yang terbaik.
Nah saat anak sudah lebih baik, Parents bisa berikan makanan berikut ini:
- Pisang
- Crackers
- Ayam
- Semacam spageti
- Sereal nasi
“Buahnya yang paling bagus itu pisang kepok, karena menurut ali gizi pisang kepok mengandung pektin yang bisa membantu mengurangi frekwensi diare,” ujar dr. Feliz
Ada jenis makanan tertentu yang perlu dihindari saat anak diare, termasuk makanan yang digoreng, makanan berminyak, makanan olahan atau cepat saji, donat dsb.
Hindari juga memberi anak-anak makanan berserat tinggi, karena bisa membuat diare lebih parah. Bagaimana dengan susu? Apakah saat anak diare susu bisa semakin memperburuk?
“Sebenarnya, boleh tidaknya minum susu ini masih banyak yang beda pendapat, ada yang yang melarang, tapi ada juga yang tetap membolehkan karena, toh, diare memang bukan karena susu. Jadi, bisa diberikan tapi memang dipilih susu yang rendah laktosa. Tapi kalau dari WHO pun sebenarnya tidak melarang, apa pun boleh.
Anak harus menghindari buah-buahan dan sayuran yang dapat menyebabkan gas, seperti brokoli, paprika, kacang, kacang polong, beri, prem, buncis, sayuran berdaun hijau, dan jagung. Termasuk menghindari kafein dan minuman bersoda saat ini.
Kapan harus ke dokter?
Hubungi penyedia layanan kesehatan jika anak memiliki gejala-gejala berikut:
- Tidak aktif
- Mata cekung
- Mulut kering dan lengket
- Tidak mengeluarkan air mata saat menangis
- Tidak buang air kecil selama 6 jam
- Darah atau lendir di tinja
- Demam yang tidak kunjung hilang
- Sakit perut
Apakah Parents punya pengalaman saat menghadapi anak diare? Sharing dengan kami di kolom komentar yuk!
Referensi: Medline Plus, Baby center
Baca juga:
Vaksin Rotavirus: Manfaat, Jadwal Pemberian, Efek Samping
Parenting bikin pusing? Yuk tanya langsung dan dapatkan jawabannya dari sesama Parents dan juga expert di app theAsianparent! Tersedia di iOS dan Android.