X
theAsianparent Indonesia Logo
theAsianparent Indonesia Logo
kemendikbud logo
Panduan ProdukMasuk
  • Kehamilan
    • Kalkulator perkiraan kelahiran
    • Tips Kehamilan
    • Trimester Pertama
    • Trimester Kedua
    • Trimester Ketiga
    • Melahirkan
    • Menyusui
    • Kehilangan bayi
    • Project Sidekicks
  • Artikel Premium
  • Breastfeeding Week 2023
  • Cari nama bayi
  • Perawatan Ibu dan Bayi
  • Kulit Bayi
  • Rangkaian Edukasi
    • Pengasuhan Anak
    • Edukasi Prasekolah
    • Edukasi Sekolah Dasar
    • Edukasi Remaja
  • TAPpedia
  • TAP Rekomendasi
  • Anak
    • Bayi Baru Lahir
    • Bayi
    • Balita
    • Prasekolah
    • Anak
    • Praremaja & Remaja
  • Parenting
    • Keluarga
    • Pernikahan
    • Seks
    • Berita Terkini
  • Kesehatan
    • COVID-19
    • Info Sehat
    • Penyakit
    • Vaksinasi
    • Kebugaran
  • Gaya Hidup
    • Korea Update
    • Hiburan
    • Travel
    • Fashion
    • Kebudayaan
    • Kecantikan
    • Keuangan
    • Marvelous Asian Mums Special 2021
  • Nutrisi
    • Resep
    • Makanan & Minuman
    • Sarapan Bergizi
  • Belanja
  • Ayah manTAP!
    • Kesehatan Ayah
    • Kehidupan Ayah
    • Aktivitas Ayah
    • Hobi
  • VIP
  • Awards
    • TAP x Tokopedia Awards 2023

Tak Percaya Diri dan Kecanduan Filter? Kenali Kondisi Body Dysmorphic Disorder!

Bacaan 6 menit

Media sosial memang ibarat pisau bermata dua. Di satu sisi, memudahkan seseorang untuk berjejaring luas. Namun di sisi lain, mereka yang aktif di media sosial juga rentan mengalami krisis kepercayaan diri hingga gangguan mental. Salah satu gangguan yang makin mengkhawatirkan ialah suatu kondisi yang disebut body dysmorphic disorder.

Lantas, apa itu body dysmorphic disorder? Mengapa orang tua perlu menaruh perhatian serius pada kondisi ini?

Kenali Body Dysmorphic Disorder

Body Dysmorphic Disorder: Gejala, Penyebab, Diagnosis, dan Pengobatan

Body dysmorphic disorder (BDD) atau disebut juga gangguan dismorfik tubuh adalah gangguan kesehatan mental di mana seseorang sangat cemas dengan penampilannya karena ia selalu merasa bahwa bagian tubuhnya terlihat jelek. Orang dengan BDD tidak bisa berhenti memikirkan kekurangan yang dirasakan dalam penampilannya, bahkan jika kekurangan itu sangat kecil dan tidak dapat dilihat oleh orang lain sekalipun.

Penderita BDD menghabiskan waktu berjam-jam hanya untuk fokus pada apa yang menurutnya salah dari penampilan fisiknya. Berkali-kali dalam sehari, ia akan memeriksa, memperbaiki, menutupi, atau bertanya kepada orang lain tentang penampilannya.

Fenomena yang Meningkat di Kalangan Remaja

Body Dysmorphic Disorder: Gejala, Penyebab, Diagnosis, dan Pengobatan

Sebuah studi terbaru menemukan, ada peningkatan kasus body dysmorphic disorder di kalangan remaja. Celakanya, perkembangan teknologi fitur filter edit foto yang dibenamkan ke dalam berbagai aplikasi medsos bisa semakin memperburuk fenomena tersebut.

Publikasi ilmiah tahun 2018 mengungkap sebuah tren baru yang disebut ‘Snapchat dysmorphia’. Kini, banyak orang mendatangi dokter bedah plastik untuk membuat penampilannya tampak sempurna layaknya versi ‘filter’.

“Selfie yang difilter bisa membuat orang kehilangan kontak dengan kenyataan, menciptakan ekspektasi bahwa kita seharusnya terlihat sempurna sepanjang waktu,” kata Neelam Vashi, MD, direktur Ethnic Skin Center di BMC dan Fakultas Kedokteran Universitas Boston.

“Ini bisa sangat berbahaya bagi remaja dan mereka yang menderita BDD,” sambungnya.

Artikel terkait: Anak rentan alami gangguan kesehatan mental, orangtua jadi salah satu pemicunya

Tanda dan Gejala

Body Dysmorphic Disorder: Gejala, Penyebab, Diagnosis, dan Pengobatan

Orang dengan gangguan dismorfik tubuh menunjukkan beberapa gejala, seperti:

  • Fokus yang ekstrem pada penampilan, merasa sulit untuk berhenti memikirkan bagian-bagian dari penampilan fisiknya yang tidak ia sukai. Seperti jerawat di kulit, bentuk hidung, mata, bibir, telinga, atau bagian tubuh lainnya.
  • Merasa kesal dengan penampilan fisiknya, orang dengan BDD merasa khawatir, stres, dan cemas tentang penampilannya hampir sepanjang waktu.
  • Seolah ingin selalu tampil sempurna tanpa cela, sehingga ia akan memeriksa penampilannya berulang kali. Entah itu dengan bercermin atau bertanya pada orang lain.
  • Bersembunyi dan menghindari interaksi sosial, beberapa orang dengan BDD merasa sangat buruk tentang penampilan mereka sehingga mereka tidak ingin terlihat. Ia mungkin akan mengurung diri di rumah atau menggunakan riasan, topi, dan aksesoris tertentu untuk menyembunyikan dirinya saat keluar rumah.
  • Memiliki persepsi yang salah tentang penampilannya, merasa dirinya terlihat jelek hanya karena suatu kekurangan yang bahkan mungkin tidak diperhatikan oleh orang lain.
  • Terus-menerus membandingkan penampilan dengan orang lain dan memiliki kecenderungan perfeksionis.
  • Merasa orang lain memperhatikan penampilannya secara negatif dan mengejek dirinya.

Seseorang yang mengalami body dysmorphic disorder mungkin akan mencari berbagai prosedur kosmetik untuk mencoba memperbaiki kekurangan yang ia rasakan. Setelah itu, ia akan merasakan kepuasan sementara, tetapi sering kali kecemasan itu datang kembali dan ia lagi-lagi mencari cara lain untuk memperbaiki kekurangan yang ia rasakan.

Penyebab Body Dysmorphic Disorder

Body Dysmorphic Disorder: Gejala, Penyebab, Diagnosis, dan Pengobatan

Masih banyak yang harus digali lebih jauh tentang penyebab pasti body dysmorphic disorder. Namun, para ahli percaya bahwa ada beberapa hal yang mungkin jadi penyebabnya:

  • Genetik, penelitian menunjukkan bahwa  body dysmorphic disorder seringnya terjadi pada mereka memiliki riwayat keluarga dengan gangguan mental serupa.
  • Kadar serotonin rendah, ini adalah bahan kimia normal dan diperlukan yang ditemukan di otak. Pasokan serotonin yang rendah membantu menjelaskan mengapa BDD terjadi.
  • Kelainan struktur otak, beberapa area otak terlihat dan bekerja secara berbeda pada orang dengan BDD.
  • Pola pengasuhan, orang tua atau anggota keluarga lain yang kerap mengkritik penampilan diduga bisa menjadi faktor pemicu munculnya gangguan ini.
  • Lingkungan sosial, tekanan dari teman sebaya dan masyarakat yang kerap menetapkan standar kecantikan tertentu juga dapat berdampak pada perkembangan BDD.

Artikel terkait: Waspada Selfitis, Gangguan Mental Akibat Sering Melakukan Selfie

Diagnosis

Tak Percaya Diri dan Kecanduan Filter? Kenali Kondisi Body Dysmorphic Disorder!

Rasa malu yang sering menyertai BDD membuat diagnosis gangguan ini lebih sulit. Orang dengan gangguan dismorfik enggan memberi tahu dokter tentang kekhawatiran mereka. Akibatnya, gangguan tersebut bisa luput dari perhatian selama bertahun-tahun atau tidak pernah didiagnosis.

Satu tanda bahaya bagi dokter adalah ketika pasien berulang kali mencari operasi plastik untuk mengatasi kondisi fisik yang ia pandang sebagai kekurangan. Untuk menegakkan diagnosis BDD, pasien akan dirujuk ke psikiater, psikolog, atau tenaga profesional yang secara khusus dilatih untuk mendiagnosis dan mengobati penyakit mental.

Pengobatan Body Dysmorphic Disorder

Psikoterapi

Body Dysmorphic Disorder: Gejala, Penyebab, Diagnosis, dan Pengobatan

Ini adalah jenis konseling individu yang berfokus pada perubahan pemikiran (terapi kognitif) dan perilaku (terapi perilaku) seseorang dengan gangguan dismorfik tubuh. Tujuannya adalah untuk memperbaiki keyakinan yang salah tentang penampilan fisik dan untuk meminimalkan perilaku kompulsif. Mereka yang memiliki gejala BDD yang lebih ringan atau sedang biasanya terbantu dengan psikoterapi saja.

Obat-obatan

Body Dysmorphic Disorder: Gejala, Penyebab, Diagnosis, dan Pengobatan

Obat antidepresan tertentu yang disebut inhibitor reuptake serotonin selektif (SSRI) umumnya diresepkan untuk mengobati gangguan dismorfik tubuh, antara lain obat antipsikotik seperti aripiprazole (Abilify), olanzapine (Zyprexa), atau pimozide (Orap).

Diperlukan waktu 2-3 minggu atau selama 14 minggu atau lebih agar obat mulai bekerja. Oleh karena itu, penting bagi pasien untuk minum obat secara teratur sesuai resep dokter.

Individu yang menderita BDD parah lebih direkomendasikan untuk menggabungkan psikoterapi dan pengobatan, terutama jika orang tersebut punya kecenderungan ingin bunuh diri.

Terapi Kelompok dan Keluarga

Tak Percaya Diri dan Kecanduan Filter? Kenali Kondisi Body Dysmorphic Disorder!

Dukungan keluarga sangat penting untuk keberhasilan pengobatan. Penting bagi anggota keluarga untuk memahami gangguan dismorfik tubuh dan belajar mengenali tanda dan gejalanya.

Artikel terkait: Waspada Skizoafektif, Gangguan Mental Gabungan Gejala Skizofrenia dan Depresi

Komplikasi

Tak Percaya Diri dan Kecanduan Filter? Kenali Kondisi Body Dysmorphic Disorder!

Cerita mitra kami
Nikmati Layanan Konsultasi Dokter Gratis Hasil Kolaborasi Lifebuoy dan Halodoc untuk Perlindungan Keluarga Sehat
Nikmati Layanan Konsultasi Dokter Gratis Hasil Kolaborasi Lifebuoy dan Halodoc untuk Perlindungan Keluarga Sehat
4 Cara Mudah Tetap Sehat & Bebas Kuman Saat Liburan
4 Cara Mudah Tetap Sehat & Bebas Kuman Saat Liburan
5 Manfaat Minum Susu Setiap Hari, Tak Sekadar Memenuhi Kebutuhan Kalsium 
5 Manfaat Minum Susu Setiap Hari, Tak Sekadar Memenuhi Kebutuhan Kalsium 
Bebas Stress, Ini Cara Agar Si Kecil Mau Minum Obat Batuk Tanpa Dipaksa
Bebas Stress, Ini Cara Agar Si Kecil Mau Minum Obat Batuk Tanpa Dipaksa

Orang yang mengalami BDD cenderung mengisolasi diri dari lingkungan, ini dapat berdampak negatif pada sekolah atau pekerjaan. Mereka juga berisiko tinggi mengalami depresi berat, tekanan yang terkait dengan gangguan tersebut membuat orang dengan BDD berisiko tinggi untuk bunuh diri.

Bagaimana Orang Tua dapat Membantu Anak dengan Body Dysmorphic Disorder?

Body Dysmorphic Disorder: Gejala, Penyebab, Diagnosis, dan Pengobatan

Jika anak menunjukkan gejala menderita BDD, lakukan langkah berikut:

  • Temukan terapis terlatih, buatlah janji untuk membawa anak untuk mengevaluasi kondisinya.
  • Bantu anak agar rutin melakukan kunjungan terapi, ikuti petunjuk untuk setiap obat yang diresepkan.
  • Tanyakan kepada terapis bagaimana cara terbaik untuk merespons ketika anak bertanya tentang penampilannya.
  • Bicaralah dengan anak, beri dukungan, dengarkan, dan tunjukkan bahwa Anda mengerti dan peduli.
  • Sabar, butuh waktu agar psikoterapi dan obat-obatan dapat bekerja meredakan BDD.

Body dysmorphic disorder biasanya tidak membaik dengan sendirinya. Jika tidak diobati, kondisi ini dapat menjadi lebih buruk dari waktu ke waktu, menyebabkan kecemasan, kecanduan operasi plastik, depresi berat, dan bahkan pikiran dan perilaku bunuh diri.

Body Dysmorphic Disorder
kidshealth.org/en/parents/bdd.html#catfeelings

Body Dysmorphic Disorder
www.mayoclinic.org/diseases-conditions/body-dysmorphic-disorder/symptoms-causes/syc-20353938

Body Dysmorphic Disorder
www.webmd.com/mental-health/mental-health-body-dysmorphic-disorder

Rising dysmorphia among adolescents : A cause for concern
www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC7114025/

A new reality for beauty standards: How selfies and filters affect body image
www.eurekalert.org/news-releases/784563

Medication Treatment for BDD: FAQ
bdd.iocdf.org/expert-opinions/medication-faq/

Baca juga:

Mengenal Kondisi Somatoform, Keluhan Fisik yang Disebabkan Gangguan Kesehatan Mental

Sering Salah Kaprah, Pahami Perbedaan Sedih dan Gangguan Mental Depresi

Penuh Perjuangan, Ini Cerita 7 Artis yang Mengalami Gangguan Mental

Parenting bikin pusing? Yuk tanya langsung dan dapatkan jawabannya dari sesama Parents dan juga expert di app theAsianparent! Tersedia di iOS dan Android.

img
Penulis

Titin Hatma

Diedit oleh:

Finna Prima Handayani

  • Halaman Depan
  • /
  • Info Sehat
  • /
  • Tak Percaya Diri dan Kecanduan Filter? Kenali Kondisi Body Dysmorphic Disorder!
Bagikan:
  • Cara Menurunkan Panas Anak dengan Bawang Merah, Parents Pernah Coba?

    Cara Menurunkan Panas Anak dengan Bawang Merah, Parents Pernah Coba?

  • Kapan Harus Menghubungi Dokter? Catat Tanda-Tandanya Berikut!

    Kapan Harus Menghubungi Dokter? Catat Tanda-Tandanya Berikut!

  • Rentan Terhadap Berbagai Penyakit, Ini Dampak Gula Bagi Kesehatan Anak

    Rentan Terhadap Berbagai Penyakit, Ini Dampak Gula Bagi Kesehatan Anak

  • Cara Menurunkan Panas Anak dengan Bawang Merah, Parents Pernah Coba?

    Cara Menurunkan Panas Anak dengan Bawang Merah, Parents Pernah Coba?

  • Kapan Harus Menghubungi Dokter? Catat Tanda-Tandanya Berikut!

    Kapan Harus Menghubungi Dokter? Catat Tanda-Tandanya Berikut!

  • Rentan Terhadap Berbagai Penyakit, Ini Dampak Gula Bagi Kesehatan Anak

    Rentan Terhadap Berbagai Penyakit, Ini Dampak Gula Bagi Kesehatan Anak

Daftarkan email Anda sekarang untuk tahu apa kata para ahli di artikel kami!
  • Kehamilan
    • Tips Kehamilan
    • Trimester Pertama
    • Trimester Kedua
    • Trimester Ketiga
    • Melahirkan
    • Menyusui
  • Tumbuh Kembang
    • Bayi Baru Lahir
    • Bayi
    • Balita
    • Prasekolah
    • Praremaja
    • Usia Sekolah
  • Parenting
    • Pernikahan
    • Berita Terkini
    • Seks
    • Keluarga
  • Kesehatan
    • Penyakit
    • Info Sehat
    • Vaksinasi
    • Kebugaran
  • Gaya Hidup
    • Keuangan
    • Travel
    • Fashion
    • Hiburan
    • Kecantikan
    • Kebudayaan
  • Lainnya
    • TAP Komuniti
    • Beriklan Dengan Kami
    • Hubungi Kami
    • Jadilah Kontributor Kami
    • Tag Kesehatan


  • Singapore flag Singapore
  • Thailand flag Thailand
  • Indonesia flag Indonesia
  • Philippines flag Philippines
  • Malaysia flag Malaysia
  • Sri-Lanka flag Sri Lanka
  • India flag India
  • Vietnam flag Vietnam
  • Australia flag Australia
  • Japan flag Japan
  • Nigeria flag Nigeria
  • Kenya flag Kenya
© Copyright theAsianparent 2023. All rights reserved
Tentang Kami|Tim Kami|Kebijakan Privasi|Syarat dan Ketentuan |Peta situs
  • Fitur
  • Artikel
  • Beranda
  • Jajak

Kami menggunakan cookie agar Anda mendapatkan pengalaman terbaik. Pelajari LagiOke, Mengerti

Kami menggunakan cookie agar Anda mendapatkan pengalaman terbaik. Pelajari LagiOke, Mengerti

theAsianparent heart icon
Kami ingin mengirimkan Anda informasi terbaru seputar gaya hidup.