Pernahkah Parents bertanya, sebenarnya apa boleh berhubungan seks saat sedang menstruasi?
Kebanyakan pasangan memilih menghentikan sementara aktivitas seksual ketika perempuan sedang mengalami siklus menstruasi atau haid. Hal ini memang kerap menjadi kontroversi.
Faktanya, berhubungan seks saat menstruasi memiliki manfaat dan juga risikonya masing-masing. Berikut adalah ulasannya.
Artikel Terkait: Waspadai Penyebab Siklus Menstruasi Tidak Normal
Berhubungan Seks saat Menstruasi, Bolehkah?
Dalam beberapa budaya, misalnya dalam ajaran agama Islam, berhubungan saat menstruasi atau haid tidak dianjurkan.
Oleh karena itu, umumnya bercinta saat sedang haid menjadi hal yang tabu.
Akan tetapi jika dilihat dari segi medis, berhubungan saat menstruasi sebenarnya boleh-boleh saja.
Saat menstruasi, perempuan mengalami fluktuasi hormon.
Banyak perempuan yang mengatakan bahwa libido atau hasrat seksual mereka meningkat selama periode ovulasi, yaitu sekitar dua minggu sebelum menstruasi.
Akan tetapi, ada pula sebagian yang merasa libido meningkat ketika sedang mengalami haid.
Selama nyaman untuk dilakukan oleh kedua belah pihak, Parents boleh saja melakukan aktivitas seksual selama menstruasi.
Memang terutama jika darah haid sedang mengucur deras, berhubungan seks saat haid bisa menjadi sangat kotor dan berantakan.
Penting untuk tetap menjaga kebersihan area intim agar tidak terinfeksi kuman atau bakteri yang malah menyebabkan penyakit.
Artikel Terkait: Kapan Biasanya Waktu yang Normal Menstruasi Kembali Setelah Melahirkan?
Manfaat Berhubungan Intim saat Haid
Orang bisa saja berhubungan seks saat menstruasi, namun perlu dipertimbangkan juga risikonya seperti infeksi atau kehamilan.
Meskipun begitu dari sisi lain, berhubungan saat menstruasi juga memiliki manfaatnya tersendiri.
1. Lubrikasi Alami
Darah menstruasi dapat beralih fungsi sebagai pelumas alami ketika berhubungan seksual.
Jika Parents merasa tidak keberatan dengan hal ini, Parents bisa melakukan seks ketika sedang menstruasi.
2. Mempersingkat Siklus Menstruasi
Kontraksi rahim yang terjadi akibat orgasme dapat membantu mendorong keluar dinding rahim yang luruh lebih cepat sehingga bisa mempersingkat siklus menstruasi.
3. Meredakan Kram Perut
Orgasme dapat meredakan rasa nyeri atau kram perut yang kerap dialami selama menstruasi.
Kram perut ini terjadi ketika uterus berkontraksi untuk meluruhkan dinding rahim.
Ketika orgasme, otot rahim juga berkontraksi dan melemah. Kondisi ini dapat meredakan kram perut.
4. Meredakan Sakit Kepala
Terkadang, menstruasi muncul disertai dengan sakit kepala atau migren. Aktivitas seksual akan memicu pelepasan hormon endorphin yang bisa membantu kita menjadi lebih rileks.
Dengan adanya hormon yang bekeja sebagai pereda rasa sakit ini, beberapa rasa tidak nyaman ketika menstruasi dapat reda.
5. Mengurangi Stres
Saat menstruasi, perubahan suasana hati kerap dialami Bunda, seperti mudah emosi hingga rentan stres.
Hubungan seksual ketika menstruasi tentunya bisa mengurangi kondisi tersebut.
Artikel terkait: Mungkinkah Haid dan Hamil Terjadi di Saat Bersamaan? Simak Penjelasan Ahli Berikut Ini!
Risiko dan Efek Samping Berhubungan Saat Menstruasi
1. Tidak Higienis
Namun salah satu dampaknya, aliran darah menstruasi bisa mengotori tempat tidur atau tempat Parents berhubungan.
Tak hanya itu, ini mungkin bisa menimbulkan rasa tak nyaman atau ‘jijik’.
Perasaan ini tak jarang menimbulkan kecemasan pada pihak perempuan sehingga akhirnya menyebabkan kurang rileks saat berhubungan.
2. Risiko Infeksi Menular Seksual
Virus penyebab penyakit menular seksual seperti HIV atau hepatitis bisa hidup di dalam darah dan dapat menyebar melalui kontak dengan darah menstruasi yang terinfeksi.
Untuk mencegah hal ini terjadi, gunakan kondom ketika berhubungan.
3. Infeksi Jamur Vagina
Normalnya, PH vagina menjadi lebih rendah atau lebih basa memasuki masa menstruasi.
Kondisi inilah yang memudahkan jamur hidup dan berkembang biak, sehingga lebih rentan pula mengalami infeksi jamur pada vagina.
Gejala infeksi jamur vagina sendiri bisa terjadi di minggu-minggu awal menstruasi.
Hubungan seksual pada saat ini bisa memperparah kondisi tersebut.
4. Infeksi Saluran Kemih
Bunda lebih rentan mengalami infeksi saluran kemih (ISK).
Hal ini terjadi karena lubang kemih dan vagina yang berdekatan dapat meningkatkan risiko penyebaran bakteri selama menstruasi, apalagi ketika Anda berhubungan intim dengan pasangan.
5. Endometriosis
Berhubungan seksual saat menstruasi diketahui dapat meningkatkan risiko terjadinya endometriosis.
Berhubungan seks saat menstruasi bisa membuat darah mens kembali ke rongga perut, sehingga memungkinkan terbentuknya endometriosis yang terdapat di luar dinding rahim.
Artikel Terkait: 6 Kondisi Darah Menstruasi yang Menentukan Kesehatan Wanita
Apakah Berhubungan Saat Menstruasi dapat Menyebabkan Kehamilan?
Ya, kondisi ini bisa saja menyebabkan kehamilan meski persentase keberhasilannya tergolong rendah.
Perempuan kemungkinan besar akan hamil selama ovulasi, yaitu 14 hari sebelum siklus menstruasi dimulai.
Akan tetapi, setiap orang memiliki panjang siklus yang berbeda-beda dan juga bisa berubah setiap bulannya.
Jika siklus menstruasi Bunda termasuk pendek, risiko hamil ketika berhubungan saat menstruasi akan lebih tinggi.
Sperma pun dapat hidup di dalam tubuh hingga tujuh hari.
Anggaplah Bunda memiliki siklus menstruasi 22 hari dan berovulasi setelah haid, maka ada kemungkinan tubuh melepaskan sel telur ketika sperma masih ada di dalam saluran reproduksi.
Artikel terkait: Seks Saat Siklus Menstruasi, Ini Resikonya
Tips Berhubungan Seks saat Menstruasi
Jika Anda dan suami ingin mencoba berhubungan saat menstruasi, ada beberapa hal yang harus Anda perhatikan, yaitu:
- Pastikan Bunda dan pasangan nyaman melakukannya. Selalu komunikasikan antara kedua belah pihak, ya.
- Hindari melakukan hubungan seks saat darah haid sedang mengalir dengan deras, seperti hari pertama atau kedua menstruasi.
- Cobalah beberapa posisi seks tertentu yang dapat membatasi keluarnya darah menstruasi, seperti posisi misionaris.
- Konsultasikan ke dokter jika Anda tak yakin melakukannya. Cari tahu juga kondisi kesehatan Anda sebelum melakukannya.
***
Berhubungan saat menstruasi memang diperbolehkan secara medis, namun hal tersebut kembali lagi kepada Parents sendiri.
Jika ingin bercinta saat haid, komunikasikan terlebih dahulu dengan pasangan apakah ia merasa keberatan atau tidak.
Baik sedang menstruasi atau tidak, selalu jaga kebersihan area intim sebelum dan sesudah melakukan hubungan seksual.
***
Baca Juga:
4 Fase Ini Dialami Perempuan Saat Menstruasi, Bunda Sudah Tahu?
Perubahan Siklus Menstruasi Wanita Sesuai Pertambahan Usia, Ini Penjelasannya
7 Rekomendasi Aplikasi Kalender Menstruasi untuk Bunda, Bisa Pantau Masa Subur!
Parenting bikin pusing? Yuk tanya langsung dan dapatkan jawabannya dari sesama Parents dan juga expert di app theAsianparent! Tersedia di iOS dan Android.