Anak tidak mau makan menjadi masalah yang umum dihadapi oleh orang tua, terutama pada masa MPASI bayi hingga usia prasekolah. Kira-kira apa saja penyebab bayi tidak nafsu makan atau menolak makan?
Makan adalah salah satu keterampilan dasar yang dipelajari bayi di awal-awal kehidupannya. Dimulai dari minum susu atau ASI hingga peralihan ke makanan padat yaitu MPASI.
Sebagian besar dokter anak dan American Academy of Pediatrics merekomendasikan untuk memperkenalkan makanan padat kepada bayi saat mereka berusia 6 bulan. Di usia ini refleks bayi untuk mendorong lidahnya atau refleks esktrusi sudah mulai menghilang.
Refleks ini berguna untuk bayi mengisap payudara atau botol susu, tetapi mengganggu masuknya makanan ke dalam mulut.
Artikel Terkait: 7 Makanan Penambah Nafsu Makan Anak, Dijamin Makin Lahap!
Di usia antara 7 dan 11 bulan, bayi sudah mulai tertarik dengan makanan orang dewasa. Mereka akan menyukai makanan yang bisa digenggam dan dimasukkan ke dalam mulut. Di usia ini bayi akan mengembangkan beragam keterampilan seperti pincer grasp atau menjepit benda kecil di antara ibu jari dan ibu telunjuk yang akan sangat berguna ketika ia makan.
Sebagian besar bayi belum bisa menggunakan sendok secara efektif sampai setelah ulang tahun pertama mereka. Namun, segera setelah mereka menguasainya maka mereka akan lebih tertarik untuk makan sendiri dibandingkan disuapi.
Sayangnya, masa-masa ini tidak akan selalu berjalan mulus. Salah satu kendalanya adalah bayi menolak untuk makan atau tidak nafsu makan. Berikut adalah beberapa alasan utama mengapa bayi tidak nafsu makan.
Artikel Terkait: 12 Vitamin Nafsu Makan Anak Pilihan di 2024, Si Kecil Jadi Lebih Lahap
Daftar isi
Penyebab Bayi Tidak Nafsu Makan
1. Takut pada Makanan Baru
Keengganan atau ketakutan untuk mencoba makanan baru dikenal dalam penelitian internasioanl sebagai neofobia. Fenomena ini biasanya muncul pada usia 18-24 bulan dan mencapai puncaknya antara 2–6 tahun, tetapi akan menurun secara peogresif seiring bertambahnya usia anak.
Kebanyakan penelitian menunjukkan bahwa anak-anak, terutama menghindari buah dan sayuran, terkadang makanan kaya protein seperti ikan dan ayam. Periode ini bisa jadi sangat sulit bagi orang tua karena kekhawatiran tidak tercukupinya nutrisi anak.
Beberapa ahli berpendapat bahwa memberikan anak beragam variasi makanan sejak usia dunia dapat menurunkan risiko perilaku neofobia ini.
Selain itu, untuk mengatasi penolakan anak terhadap makanan baru disarankan untuk melakukan pengulangan atau menyajikan makanan tersebut berkali-kali (terlepas dari ia makan atau tidak) hingga anak tidak menganggap makanan tersebut ‘baru’ lagi.
Artikel Terkait: Bolehkah Memberikan Jamu Cekok untuk Menambah Nafsu Makan Anak?
2. Tidak Suka Tekstur Makanan
Bisa saja bayi tampak sangat lahap menyantap sajian bubur bayi, tetapi menolak jika diberikan tekstur makanan yang lebih keras atau padat. Jika hal ini terjadi, Parents bisa mencoba mengubah tekstur makanan mengikuti selera bayi.
Akan tetapi, jika anak membatasi diri secara ekslusif pada makanan tertentu dan menolak makanan lain, hal tersebut bisa jadi merupakan tanda gangguan pemrosesan sensorik.
Ini adalah kondisi seseorang bereaksi berlebihan terhadap rangsangan pada pancaindra, termasuk tekstur makanan di indera pengecapnya.
Anak-anak yang memiliki gangguan pemrosesan sensorik mengalami kesulitan untuk memahami informasi sensorik yang dikumpulkan tubuh mereka.
Hal ini membuat mereka sulit merespons secara normal terhadap rangsangan eksterneal seperti makanan dengan tekstur tertentu.
Apabila Parents mencurigai anak mengalami kondisi ini, cobalah berkonsultasi dengan dokter.
3. Lebih Memilih Rasa Makanan Tertentu
Sama seperti orang dewasa, bayi juga manusia yang memiliki preferensinya tersendiri. Pada dasarnya, bayi lebih menyukai rasa manis dan perlu dilatih atau dibiasakan makan makanan dengan rasa asin atau rasa yang gurih.
Jika bayi tidak menyukai rasa makanannya, maka Parents perlu membiasakannya. Cobalah dengan memberinya sedikit mengicip rasa yang berbeda dan lihat reaksinya.
Parents juga bisa memberi pilihan beragam makanan dengan aneka rasa untuk ia pilih sendiri.
Anak juga belajar makan dengan meniru orang tua dan saudaranya. Ia akan cenderung meniru perilaku Parents, oleh karena itu berikan contoh dengan makan berbagai macam makanan dengan berbagai rasa.
4. Tidak Lapar
Ana-anak memiliki keterampilan interosepsi yang baik atau kemampuan untuk memahami dan merasakan sensasi dalam tubuh mereka sendiri. Jika anak tidak nafsu makan karena mereka tidak lapar, maka sebaiknya dibiarkan saja.
Pelajarilah cara mengelola nafsu makan bayi dengan cara melihat ukuran porsinya. Berikan bayi porsi kecil terlebih dahulu dan tambah secara bertahap. Apabila anak terlihat menyisakan makanannya, maka coba kurangi porsinya.
5. Terlalu Banyak Minum
Salah satu hal yang dapat menyebabkan bayi tidak merasa lapar pada waktu makannya adalah terlalu banyak minum.
Jika bayi terlalu banyak minum susu atau air, maka ia bisa terlihat tidak nafsu makan karena sudah kenyang.
Oleh karena itu, sebaiknya batasi minuman di antara waktu makan untuk menghindari hal ini.
Artikel Terkait: 10 Cara Jitu Menghadapi Anak Susah Makan agar Dia Tidak Kelaparan
6. Terlalu Lelah untuk Makan
Kelelahan atau mengantuk bisa membuat anak tidak nafsu makan. Bisa jadi ia telah kehabisan tenaga untuk melakukan aktivitas makan.
Lihatlah tingkat aktivitas bayi, seberapa baik mereka tidur di waktu malam dan waktu siang?
Jika ternyata mereka kurang tidur di waktu tidurnya, bukan tidak mungkin ia akan merasa ngantuk sehingga waktu makannya pun terganggu.
Hal ini biasanya terjadi menjelang akhir hari atau malam. Jika ini terjadi, perbaiki pola tidur anak agar ia tetap segar di waktu makan dengan tidur sebelum makan.
7. Terlalu Banyak Tekanan
Memberi terlalu banyak tekanan saat memberi makan bayi bisa membuatnya menjadi tidak bernafsu untuk makan. Hal ini termasuk membujuk atau menawarkan hadiah.
Memang sulit untuk tidak membujuk-bujuk anak ketika ia makan karena orang tua kerap khawatir bayi tidak makan dengan baik dan nutrisinya tidak tercukupi.
Namun, akan lebih baik untuk membiarkan bayi yang mengenali sinyal lapar atau kenyang oleh dirinya sendiri.
8. Anemia
Anemia adalah kondisi dimana tubuh kekurangan zat besi. Zat besi adalah mineral yang penting dan terlibat dalam berbagai fungsi tubuh termasuk pengangkutan oksigen dalam darah.
Tanda dan gejala anemia defisiensi besi pada anak meliputi masalah perilaku, infeksi yang berulang, serta kehilangan selera makan.
Beberapa faktor seperti berikut dapat menyebabkan bayi kekurangan zat besi:
- Lahir prematur atau berat badan lahir rendah (BBLR)
- ASI eksklusif yang lebih dari 6 bulan atau tidak memperkenalkan makanan padat lebih dari 6 bulan
- Asupan susu sapi yang tinggi pada anak berusia kurang dari 2 tahun
- Rendahnya atau tidak ada asupan daging
- Pola makan vegetarian atau vegan
- Kemungkinan penyakit gastrointestinal
Artikel Terkait: Anak Bisa Mood Swing karena Anemia, Ini Penjelasannya
9. Tumbuh Gigi
Salah satu gejala tumbuh gigi yang paling umum adalah hilangnya nafsu makan. Bayi tidak mau makan karena merasakan ketidaknyamanan dan rasa sakit saat giginya tumbuh.
Peradangan pada gusi membuat mereka kesakitan saat gigi menekan gusi yang menyebabkan bayi tidak nafsu makan.
10. Avoidant Restrictive Food Intake Disorder (ARFID)
Avoidant Restrictive Food Intake Disorder (ARFID) adalah gangguan makan di mana seorang anak membatasi jumlah atau jenis makanan yang mereka makan.
Lantaran anak-anak dengan ARFID biasanya tidak mengonsumsi cukup kalori, mereka sering mengalami masalah pertumbuhan dan perkembangan.
Setidaknya 5% anak-anak dan remaja diperkirakan menderita ARFID. Penyebab terjadinya ARFID antara lain adalah:
- Kurangnya minat pada makanan
- Cenderung cepat merasa kenyang
- Masalah sensorik atau membatasi makan makanan tertentu
- Masalah perut atau gastrointestinal seperti penyakit celiac atau penyakit radang usus
- Trauma, seperti tersedak makanan atau melihat orang lain tersedak makanan
Cara Mengatasi Bayi yang Susah Makan
1. Dorong Kebiasaan Makan yang Positif
American Academy of Pediatrics menyarankan untuk memberikan contoh makan yang baik pada anak dengan memakan berbagai jenis makanan. Selalu sajikan beberapa kelompok makanan (karohidrat, protein, lemak, vitamin, dan mineral) dalam satu kali makan.
2. Hilangkan Distraksi
Bayi Anda dapat terganggu oleh banyak hal seperti TV, kebisingan, musik keras, dan lain-lain.
Bayi memproses lingkungan mereka secara berbeda, dan sesuatu yang sederhana seperti kebisingan akan mengalihkan perhatian mereka dari makanan.
3. Jangan Paksa Bayi Makan
Bayi Anda mungkin tidak mau makan karena perutnya sudah penuh. Perhatikan tanda-tanda seperti mengatupkan mulut atau mendorong sendok, yang merupakan cara bayi memberi tahu bahwa ia sudah kenyang.
4. Waspadai Alergi dan Intoleransi Makanan
8% anak-anak memiliki alergi makanan. Intoleransi makanan lebih umum daripada alergi dan dapat menyebabkan gas, kembung, dan sakit perut. Jika Parents mencurigai adanya alergi makanan, konsultasikan dengan dokter anak untuk menemukan makanan yang aman.
5. Pelajari Aktivitas Bayi
Nafsu makan bayi Anda akan tergantung pada seberapa aktifnya dia. Pastikan ada cukup aktivitas yang ditempatkan pada interval yang tepat sepanjang hari.
Bayi yang aktif akan cenderung makan dengan baik, sedangkan bayi yang kurang aktif akan menolak makan. Bayi juga bisa kehilangan nafsu makan jika ia terlalu lelah atau mengantuk.
Artikel Terkait: Anak susah makan bikin khawatir, ternyata ini penyebab dan cara mengatasinya
6. Biarkan Bayi Mandiri
Ketika bayi Anda sudah cukup besar, biarkan dia makan sendiri, dan hindari memaksanya makan. Parents juga bisa mengenalkan finger food pada bayi untuk memudahkannya makan sendiri.
7. Berkreasi dengan Makanan
Bereksperimenlah dengan sayuran dan buah-buahan berwarna-warni. Anak-anak tertarik pada warna, dan mereka akan makan makanan yang terlihat menarik.
8. Jangan Mengancam
Mengancam bayi untuk makan dapat menciptakan kebiasaan makan yang tidak sehat. Ancaman hanya menciptakan perebutan kekuasaan, dan bayi Anda tidak akan merespons secara positif.
Hindari juga ‘menyuap’nya dengan iming-iming hadiah jika ia menghabiskan makanannya.
9. Ajak Bayi Makan Bersama Keluarga
Bawalah bayi makan bersama-sama di meja makan dengan anggota keluarga lainnya. Jika si kecil melihat saudara atau orang tuanya makan makanan yang tidak disukainya, mereka cenderung melakukan hal yang sama.
10. Jangan Menyerah
Bayi menyesuaikan diri dengan selera baru secara perlahan, dan Parents perlu memasukkan makanan ke dalam makanan mereka berulang kali sampai mereka menyadari bahwa mereka tidak punya pilihan dan mencobanya sekali lagi. Bayi akan terbiasa dengan sebagian besar makanan sehat dengan cara ini.
Artikel Terkait: Tips dan Trik untuk Anak yang Picky Eater Agar Mau Mencoba Beragam Makanan
***
Itulah penjelasan penyebab bayi tidak nafsu makan serta cara mengatasi anak susah makan. Memang tidak mudah untuk melakukannya, tetapi percayalah bahwa ini hanya salah satu dari fase pertumbuhan yang akan berlalu. Semoga informasi ini bermanfaat!
Why Won’t Baby Eat?
www.webmd.com/parenting/baby/why-wont-baby-eat
Slideshow: Common Baby Feeding Problems
www.webmd.com/parenting/baby/ss/slideshow-feeding-problems
Feeding Baby: 8 Eating Milestones
www.webmd.com/parenting/baby/baby-food-milestones
Child neophobia: when a child is afraid to try new foods.
www.jotis.gr/Article/211/en/Child-neophobia:-when-a-child-is-afraid-to-try-new-foods/
Iron and iron deficiency
www.betterhealth.vic.gov.au/health/conditionsandtreatments/iron#symptoms-of-iron-deficiency-anaemia-in-children
Baby Not Eating – Reasons and Feeding Tips
parenting.firstcry.com/articles/baby-not-eating-reasons-and-feeding-tips/
Baca Juga: