Bila Parents merasa bayi Anda terlalu kurus dibandingkan anak-anak lain seusianya, coba cari tahu penyebabnya. Memang, ada beberapa kondisi di mana bayi dianggap terlalu kurus dan Parents harus mewaspadainya. Untuk mengetahui hal tersebut, berikut ini penjelasan lengkap mengenai bayi kurus dan cara mengatasinya.
Apakah Bayi Anda Kurus atau Kekurangan Berat Badan?
“Dikasih makan enggak, sih, bayinya?” “Kayaknya kamu harus tambahin susu formula, deh, biar badan bayimu lebih gemuk!” “Kamu makannya lebih banyak lagi, dong, agar bayimu juga ikutan gemuk…”
Siapa, sih, yang tidak gemas dengan tubuh bayi yang bak ‘roti sobek’? Namun, tubuh bayi yang kurus juga bukan kemauan Anda. Selama ini Parents merasa sudah menyusuinya dengan benar, nafsu makannya juga baik, bayi terlihat aktif, dan tidak mengalami keluhan kesehatan yang mengkhawatirkan. Dengan kata lain, Parents tidak mengerti mengapa tubuh bayi masih saja terlihat lebih kecil dibandingkan bayi-bayi lain seusianya.
Pada buku Kesehatan Ibu dan Anak (KIA) –diberikan saat pemeriksaan rutin kehamilan- terdapat grafik pertumbuhan anak yang direkomendasikan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) dan Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC).
Grafik ini dikeluarkan berdasarkan penelitian berkualitas tinggi selama bertahun-tahun, dan berlaku bagi anak perempuan juga laki-laki. Secara umum, bayi dianggap kekurangan berat badan bila hasil pengukuran berat badannya berada pada garis grafik yang ditunjukkan pada warna kuning bagian bawah.
Catatan: Pengukuran berat badan menggunakan rumus indeks massa tubuh (BMI) hanya berlaku untuk orang dewasa, bukan bayi.
Artikel terkait: Jumlah Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR) Di Indonesia Cukup Tinggi
Tanda Bayi Sehat
Keluhan kesehatan atau keaktifan bayi bisa menjadi indikator apakah bayi sejahtera kesehatannya atau tidak. Dokter anak mungkin akan menjelaskan kepada Parents bahwa tanda si kecil sehat dan aktif adalah ketika ia mampu menggunakan kepalanya, berguling, dan berdiri di atas kakinya sendiri. Dan satu lagi yang terpenting adalah, nafsu makannya bagus.
Beberapa tanda bayi tidak cukup ASI atau makan adalah:
- Badannya lesu
- Tidak menyusu dengan baik, entah itu melalui puting ibu atau dari botol
- Jarang atau pipis dan buang air besar tidak lancar
- Gagal tumbuh. Menurut American Academy of Family Physicians, diagnosis gagal tumbuh adalah ketika berat badan bayi berada di bawah garis yang direkomedasikan WHO. Dalam banyak kasus, gagal tumbuh biasanya diakibatkan dari kurangnya asupan gizi pada bayi (dalam hal ini ASI dan MPASI). Dan biasanya masalah ini bisa mudah diatasi dengan meningkatkan intensitas menyusui. Ada juga gagal tumbuh yang diakibatkan kondisi genetik atau masalah kesehatan lainnya.
- Organ pencernaan bermasalah, seperti refluks asam atau penyakit celiac. Kondisi ini membuat buah hati Anda tidak nafsu menyusu atau makan dan mengakibatkan pertumbuhan yang buruk.
- Bayi berkebutuhan khusus atau mengalami masalah kesehatan lain, seperti down syndrome, masalah jantung, sindrom Prader-Willi, dan sindrom Marfan, cystic fibrosis, cerebral palsy, dan gangguan mendasar lainnya yang berkaitan dengan pertumbuhan. Bila bayi Anda berkebutuhan khusus, gunakan grafik pertumbuhan yang khusus untuk anak-anak seperti ini.
3 Penyebab Bayi Kurus
Katanya, bayi yang minum susu formula lebih cepat meningkatkan berat badannya dibandingkan bayi yang mengonsumsi ASI. Benarkah?
Jika pertumbuhan berat badan bayi sudah sesuai dengan angka yang ada pada grafik, tetapi bayi masih juga terlihat kurus, bisa jadi ini alasannya seperti yang dijelaskan Healthline:
1. Genetika Bisa Sebabkan Bayi Kurus
Terkadang, faktor genetik berperan pada berat badan bayi Anda. Jadi bila Parents atau pasangan bertubuh kurus, wajar sebenarnya jika bayi Anda juga demikian. Kurus secara genetik juga bisa muncul setelah masa bayi, tepatnya di usia anak 1 atau 2 tahun.
2. Berat Badan Lahir Rendah
Berat badan lahir rendah (BBLR) adalah istilah yang digunakan untuk menggambarkan bayi yang lahir dengan ciri-ciri sebagai berikut:
- Bayi memiliki berat kurang dari 5 pon 8 ons (atau 2.500 gram)
- Kepala bayi terlihat lebih besar daripada bagian tubuh lainnya.
- Terlihat kurus dengan sedikit lemak tubuh.
- Kemungkinan (jangka panjang) memiliki banyak masalah kesehatan yang serius.
3. ASI Eksklusif Vs Susu Formula
Kedengarannya mungkin stereotip sekali, tetapi bayi yang disusui secara eksklusif dengan yang menggunakan susu formula sering menunjukkan perbedaan kenaikan berat badan di tahun pertama kehidupannya.
Sebuah studi tahun 2012 menemukan, bayi yang menerima ASI eksklusif berat badannya naik perlahan selama tahun pertama. Sebaliknya, bayi yang menerima sufor mengalami pertambahan berat badan yang signifikan.
Akan tetapi, ini tidak berarti bahwa bayi dengan susu formula lebih sehat dibandingkan bayi yang menerima ASI eksklusif atau sebaliknya, ya, Bunda.
Artikel terkait: Eklampsia Adalah Kondisi Serius pada Bumil, Kenali Gejala & Cara Mengobatinya
Cara Meningkatkan Berat Badan Bayi
Melansir Healthline, berikut ini cara-cara yang bisa dilakukan untuk meningkatkan berat badan bayi yang kurus.
1. Bayi yang Diberi ASI
Teruslah menyusui si kecil secara rutin. Perhatikan pula apakah pelekatan yang Bunda lakukan sudah benar atau belum? Bunda pun bisa berkonsultasi dengan konselor laktasi untuk memeriksa apakah bayi menyusu dengan benar ataupun memiliki kondisi yang membuatnya sulit menyusu.
Di samping itu, untuk meningkatkan suplai ASI, Bunda bisa menyusui bayi setiap 1 atau 2 jam sekali. Semakin sering sering Bunda menyusui si kecil, maka produksi ASI pun semakin baik.
2. Bayi yang Diberi Susu Formula
Setelah beberapa bulan pertama, bayi yang diberi susu formula biasanya bertambah berat badan lebih cepat daripada bayi yang diberi ASI. Namun, apa yang terjadi jika bayi yang diberi susu formula tidak mengalami kenaikan berat badan?
Pertama yang bisa Parents lakukan adalah pertimbangkan untuk mengganti susu formula. Jika buah hati Parents menunjukkan tanda-tanda alergi terhadap susu formula yang digunakan, cobalah untuk mengganti susu formula merek lain. Periksakan ke dokter anak jika bayi Anda mengalami tanda-tanda refluks, eksim, diare, sembelit, atau masalah lainnya.
Lalu, pastikan susu formula dicampur dengan benar. Sebab, mengikuti petunjuk pencampuran pada formula sangat penting. Keseimbangan yang tepat antara air hingga bubuk sangat penting. Terlalu banyak air bisa berarti bayi tidak mendapatkan kalori yang cukup dan bisa berbahaya.
Tak luput, sebelum menambahkan apa pun ke dalam susu formula bayi, sebaiknya berkonsultasi terlebih dahulu dengan dokter anak. Dokter akan memberi tahu Parents tentang apa yang aman dan sehat untuk bayi.
3. Bayi yang Sudah Diberi MPASI
Bunda bisa tambahkan lemak sehat ke dalam MPASI bayi seperti minyak zaitun dan alpukat yang dikemas dengan kalori dan manfaat kesehatan. Asam oleat yang terkandung di keduanya dapat mengurangi peradangan, ditambah Anda mendapatkan beberapa lemak omega-3 yang sangat baik untuk otak.
Selain itu, pilihlah daging dengan lebih banyak kalori, pun bisa tambahkan keju ke dalam makanan buah hati Bunda. Tak luput, pilih buah-buahan yang memiliki kandungan kalori yang lebih tinggi seperti pisang, pir, dan alpukat.
Penyebab Berat Bayi Lahir Rendah
Bayi terlahir dengan berat badan rendah bisa disebabkan oleh masalah kesehatan pada bayi dan juga ibu. Berikut ini BBLR yang dilatarbelakangi kondisi bayi:
- Lahir terlalu dini (prematur) atau sebelum usia kehamilan 37 minggu.
- Pembatasan pertumbuhan intrauterin (Intrauterine growth restriction/IUGR) di mana hal ini terjadi ketika bayi tidak tumbuh dengan baik selama di dalam janin karena masalah dengan plasenta, kesehatan ibu, atau kesehatan bayi.
- Terlahir kembar. Bayi BBLR bisa terjadi pada bayi kembar –terjadi selama beberapa bulan pertama kehidupannya atau bisa lebih lama lagi.
Selain masalah pada bayi, ada juga beberapa risiko yang memengaruhi ibu hamil melahirkan bayi dengan berat lahir rendah. Di antaranya seperti yang ditulis University of Rochester Medical Center di lamannya:
- Preeklampsia
- Infeksi selama kehamilan cytomegalovirus (CMV), toksoplasmosis, cacar air, dan rubella.
- Berat badannya tidak bertambah selama kehamilan
- Nutrisi kehamilan yang buruk
- Kehamilan sebelumnya dengan bayi BLBR juga
- Merokok
- Mengonsumsi alkohol atau menggunakan narkoba
- Berusia kurang dari 17 tahun atau lebih dari 35 tahun
- Latar belakang Afrika-Amerika
Akan tetapi, yang perlu diingat, entah apakah bayi lahir dengan berat badan rendah, normal, atau tinggi, berat badannya berfluktuasi selama perkembangannya.
3 Cara Mendiagnosis Bayi Kurus
Apakah bayi kurus atau tidak saat hamil atau di awal-awal kehidupannya sudah bisa didiagnosis sejak masih dalam kandungan. Yakni melalui pemeriksaan prenatal secara teratur –inilah salah satu tujuan dilakukannya pemeriksaan prenatal, yakni untuk memastikan bayi tumbuh dengan baik.
Selama kehamilan, ukuran bayi Anda akan diperkirakan melalui beberapa cara berikut ini:
1. Menghitung kenaikan berat badan ibu selama kehamilan
2. Pengukuran fundus (puncak rahim)
Yakni sebagai berikut:
- Untuk memeriksa tinggi fundus, penyedia layanan kesehatan mengukur dari bagian atas tulang kemaluan Anda ke bagian atas rahim.
- Tinggi fundus diukur dalam satuan sentimeter (cm). Ini hampir sama dengan jumlah minggu kehamilan setelah minggu ke-20. Misalnya, pada usia kehamilan 24 minggu, tinggi fundus harus mendekati 24 cm.
- Jika tinggi fundus kurang dari yang diharapkan, kemungkinan bayi tidak tumbuh dengan baik.
3. Ultrasonografi (USG)
Penyedia layanan kesehatan akan menggunakan USG janin untuk memeriksa pertumbuhan dan perkembangan bayi. Cara ini lebih akurat daripada memeriksa tinggi fundus. Gelombang suara pada USG akan membuat gambar bayi Anda dan melakukan pengukuran pada kepala bayi, perut, tulang kaki bagian atas (femur), serta estimasi berat janin.
Cara Mengatasi Bayi BBLR
Perawatan bayi dengan berat badan rendah disesuaikan dengan gejala, usia, kesehatan umum, dan tingkat keparahan kondisinya di mana penanganannya meliputi:
- Perawatan unit perawatan intensif neonatal (NICU)
- Tempat tidur dengan pengatur suhu (inkubator)
- Pemberian makan khusus, seperti melalui jalur IV (intravena)
Bayi dengan berat lahir rendah bisa mengejar pertumbuhan fisiknya bila tidak memiliki komplikasi serius pada kesehatannya –perlu ikut program perawatan kesehatan khusus.
Risiko Komplikasi Bayi BLBR
Bayi dengan berat badan lahir rendah, seperti bayi prematur, kerap mengalami masalah. Misalnya, tubuh mungilnya tidak sekuat bayi dengan berat lahir normal, suhu tubuhnya sulit hangat karena tidak memiliki banyak lemak di tubuhnya, serta kesulitan menyusu (mengisap) karena tubuhnya yang lemah, menambah berat badan, dan juga melawan infeksi. Bayi prematur kurang lebih juga mengalami hal yang sama, ditambah dengan komplikasi seperti berikut ini:
- Tingkat oksigen yang rendah saat lahir
- Masalah di pernapasan dan paru-paru yang belum matang (sindrom gangguan pernapasan bayi)
- Masalah sistem saraf (pendarahan di dalam otak atau perdarahan intraventrikular)
- Terdapat masalah pencernaan (radang usus yang serius atau necrotizing enterocolitis)
- Masalah dengan fungsi organ dalam yang mencakup masalah dengan fungsi otak, jantung, usus, dan banyak lagi.
- Masalah dengan gula darah. Bayi kurus kesulitan mengatur gula darahnya di mana mereka menggunakan gula lebih cepat daripada yang bisa mereka hasilkan sehingga mengakibatkan tingkat gula darah dalam tubuhnya sangat rendah.
- SIDS (sindrom kematian bayi mendadak)
- Sakit kuning (jaundice)
- Persistent ductus arteriosus (PDA) di mana pembuluh darah terbuka yang dibutuhkan untuk sirkulasi janin tidak menutup dengan benar saat lahir sehingga darah ekstra mengalir melalui paru-paru.
- Retinopati prematuritas (ROP), penyakit mata di mana retina tidak berkembang dengan benar.
Bayi BBLR juga berisiko mengalami komplikasi dan kecacatan jangka panjang, seperti:
Bicaralah dengan penyedia layanan kesehatan bayi Anda untuk informasi tentang risiko bayi Anda untuk komplikasi.
Artikel terkait: Terjadi di Awal Kehamilan, Ketahui 7 Penyebab Janin Tidak Berkembang
Cara Pencegahan
Jika Parents tidak mau bayi lahir dalam kondisi berat badan kurang, Anda bisa mencegah risiko komplikasi penyakit di atas ini dengan beberapa cara. Yakni:
- Mencegah kelahiran prematur adalah salah satu cara terbaik untuk mencegah bayi lahir dengan berat badan lahir rendah.
- Perawatan prenatal secara teratur juga cara terbaik untuk mencegah kelahiran prematur dan bayi dengan BBLR.
- Mengikuti diet sehat selama kehamilan untuk membantu Anda menambah berat badan yang cukup dan sehat, juga guna membantu bayi tumbuh dengan optimal di dalam kandungan.
- Tidak mengonsumsi: alkohol, merokok, atau menggunakan obat-obatan.
Kapan ke Dokter dan Haruskah Saya Khawatir Saat Bayi Kurus?
Wajar saja jika Parents merasa khawatir dengan kondisi badan si kecil yang kurus. Jika Anda merasa khawatir, segeralah berkonsultasi dengan dokter anak.
Dokter akan mengedukasi Anda bagaimana mengenali tanda-tanda peringatan seorang anak yang gagal berkembang, serta melakukan pemeriksaan fisik secara langsung. Melakukan pengukuran yang konsisten di tiap kunjungan dan melacak perkembangan pertumbuhan bayi Anda dari waktu ke waktu.
Bagi Anda yang masih memberikan ASI eksklusif pada si kecil, umumnya dokter akan menyarankan agar Anda lebih sering menyusui dan meningkatkan produksi ASI dengan mengonsumsi makan-makanan bernutrisi tinggi.
Konsultasikan juga apakah Anda perlu menambah asupan nutrisi bayi melalui sufor atau MPASI.
Semoga artikel ini bermanfaat dan membantu Anda mengatasi bayi kurus.
Baca juga:
Anak kurus, benarkah kurang gizi? Mungkin ini penyebabnya!
Perbedaan Anak Kurus Sehat dengan Kekurangan Gizi, Si Kecil Masuk yang Mana?
Parenting bikin pusing? Yuk tanya langsung dan dapatkan jawabannya dari sesama Parents dan juga expert di app theAsianparent! Tersedia di iOS dan Android.