Bayi Baru Lahir Jarang Pipis? Ketahui Penyebabnya!

Waspada bahaya dehidrasi pada bayi jika si kecil jarang pipis!

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

Biasanya, bayi baru lahir diketahui akan lebih banyak mengganti popok. Namun, terkadang ada kondisi di mana bayi baru lahir lebih jarang pipis. Tentunya kondisi tersebut bisa membuat hati para orangtua baru merasa khawatir karena frekuensi buang air kecil bayi tidak seperti biasanya. Normalkah hal tersebut? 

Artikel Terkait: 10 Fakta Unik Bayi Baru Lahir yang Harus Diketahui Orangtua Baru

Normalkah Bayi Baru Lahir Jarang Pipis?

Bayi jarang pipis terkadang bisa terjadi pada bayi ASI. Jadi, bisa dikatakan bahwa kondisi ini belum tentu berbahaya. 

Dokter Nadia Nurotul Fuadah menjelaskan, volume urine bayi normalnya berkisar antara 1-2 ml/kg berat badan per jam. Jadi, bila berat badan bayi masih berkisar antara 2,5-5 kg, maka urin yang dihasilkan dalam sehari berkisar antara 60-240 ml dalam sehari. Volume ini terbilang belum banyak. 

Perlu diingat bahwa bayi yang mengonsumsi ASI pada umumnya akan pipis lebih sering dibandingkan bayi yang mengonsumsi susu formula. Hal ini dikarenakan ASI lebih mampu diserap dengan sangat baik oleh tubuh, sehingga hanya sedikit yang dikeluarkan melalui feses.

Selain itu, perlu diingat bahwa sisa metabolisme tubuh tidak hanya dikeluarkan melalui urin, tetapi juga melalui keringat, feses, dan lain sebagainya. Oleh karena itu, Nadia mengimbau pada para orangtua agar tidak langsung khawatir bila bayi jarang pipis atau buang air kecil. 

Penyebab Bayi Baru Lahir Jarang Pipis

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

Meskipun dikatakan tidak berbahaya, namun tetap ada beberapa hal yang perlu diperhatikan. Ada berbagai penyebab bayi baru lahir jarang buang air kecil, di antaranya:

1. Kekurangan Cairan

Seperti orang dewasa, bayi baru lahir yang mengalami dehidrasi atau kekurangan cairan juga akan lebih sedikit atau jarang buang air kecil. Melansir laman Parents, jika bayi di bawah usia 6 bulan dan menghasilkan sedikit atau tidak sama sekali pipis dalam 4 hingga 6 jam, ia mungkin mengalami dehidrasi.

Semakin gelap warnanya, semakin pekat urinenya. Urine akan lebih pekat jika bayi tidak minum banyak cairan. Tanda-tanda dehidrasi yang paling umum pada bayi meliputi:

  • Urine pekat yang terlihat sangat kuning atau oranye
  • Sembelit
  • Bibir kering
  • Mulut kering
  • Selaput lendir kering
  • Kantuk berlebihan
  • Sifat lekas marah
  • Kurang dari enam popok basah dalam periode 24 jam
  • Tidak tertarik minum botol atau menyusui
  • Tidak ada air mata saat menangis
  • Pucat
  • Ubun-ubun cekung (titik lunak) di kepala mereka
  • Kulit keriput.

2. Cuaca Ekstrem

Dilansir dari laman National Institute of Child Health and Human Development (NICHD), bayi buang air kecil sesering setiap 1 sampai 3 jam atau sejarang setiap 4 sampai 6 jam. Dalam kasus cuaca yang sangat panas, keluaran urine mungkin turun setengahnya atau masih normal.

Selain itu, bayi yang kedinginan karena iklim yang sangat dingin juga bisa menjadi penyebab bayi jarang buang air kecil. Perlu diketahui, bayi baru lahir belum dapat mengatur suhu tubuhnya. Akibatnya, mereka rentan dan kurang peka terhadap temperatur ruangan atau lingkungan sekitar. 

3. Penyumbatan Urine

Penyumbatan urine juga bisa disebabkan oleh spina bifida dan cacat lahir lainnya yang memengaruhi sumsum tulang belakang. Mengutip National Institute of Diabetes and Digestive and Kidney Diseases (NIDDK), cacat ini dapat mengganggu sinyal saraf antara kandung kemih, sumsum tulang belakang, dan otak. Hal tersebut sebenarnya diperlukan untuk buang air kecil. Namun, penyumbatan urine dapat menyebabkan retensi urin atau ketidakmampuan untuk mengosongkan kandung kemih sepenuhnya pada bayi baru lahir.

4. Infeksi Saluran Kemih

Berdasarkan laman Verywell Family, infeksi saluran kemih (ISK) bisa menjadi salah satu penyebab bayi baru lahir jarang pipis. ISK pada bayi baru lahir dapat disebabkan oleh masuknya bakteri  ke saluran kemih bayi, yang menyebabkan infeksi. Infeksi saluran kemih (ISK) dapat mengubah jumlah, warna, atau bau urin bayi.

Mungkin sulit untuk melihat ISK pada bayi, tetapi beberapa gejala yang harus diperhatikan termasuk:

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan
  • Darah dalam urin
  • Demam
  • Sering buang air kecil
  • Sakit saat kencing
  • Urine bau.

Jika melihat tanda-tanda ISK ini, Parents harus menghubungi dokter untuk perawatan bayi.

Hal yang Bisa Dilakukan Ketika Bayi Anda Jarang Pipis

Secara lebih lanjut, Nadia memberikan beberapa tips untuk mencukupi kebutuhan gizi dan cairan bayi:

  • Berikan bayi ASI eksklusif sesering mungkin, setidaknya 1-2 jam sekali untuk mencukupi cairannya agar tidak dehidrasi. 
  • Jangan memberikan bayi makanan dan minuman selain ASI sebelum dia berusia 6 bulan. 
  • Jaga suhu ruangan tidak terlalu panas dan dingin. Suhu yang terlalu panas dan dingin dapat membuat bayi lebih cepat mengeluarkan cairan. 
  • Beri bayi pakaian yang nyaman. 
  • Bila bayi jarang pipis, sebaiknya hindari penggunaan popok sekali pakai, gunakan popok kain khusus bayi. 
  • Tingkatkan kualitas dan kuantitas ASI dengan mengonsumsi banyak cairan dan makanan yang bergizi seimbang.
  • Mengutip laman The BMJ, ada metode lain untuk membuat bayi sering pipis. Adalah metode Quick-Wee yang dapat menstimulasi bayi buang air kecil. Metode ini melibatkan menggosok perut bagian bawah dengan lembut dalam gerakan melingkar dengan sepotong kain kasa yang direndam dalam cairan dingin (air), untuk memicu buang air kecil.

Artikel Terkait: Popok kain dan popok sekali pakai, mana yang lebih baik ya?

Kapan Harus ke Dokter? 

Waspadai bahaya dehidrasi saat bayi baru lahir jarang pipis atau buang air kecil. Adapun beberapa gejala dehidrasi yang harus diwaspadai adalah:

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan
  • Bayi terlihat lemas
  • Bayi rewel 
  • Kehilangan keinginan menyusu
  • Urin berwarna lebih gelap atau menyengat
  • Tidak ada air mata saat menangis
  • Mukosa mulut kering
  • Ubun-ubun besar dan mencekung
  • Kulit kering
  • Popok kering padahal telah digunakan lebih dari 6 jam.

Jika bayi mengalami pendarahan saat buang air kecil disertai dengan gejala lain, seperti sakit perut, makan yang buruk, muntah, demam, atau pendarahan di area lain, segera cari bantuan medis. 

Segera periksakan bayi pada dokter bila dia mengalami salah satu atau beberapa gejala di atas. Ingatlah bahwa dehidrasi pada bayi bisa berakibat fatal dan menimbulkan beberapa gangguan kesehatan seperti kejang, infeksi saluran kemih, syok hipovolemik, bahkan kematian. 

Artikel Terkait: Kenali Tanda Dehidrasi pada Bayi dan Cara Menanganinya ini Sebelum Terlambat

Itulah beberapa informasi mengenai penyebab bayi baru lahir jarang pipis. Selain itu, ada pula beberapa tips untuk menstimulasi agar bayi bisa buang air kecil.

Semoga informasi ini bermanfaat ya, Parents!

***

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

Artikel telah diupdate oleh: Nikita Ferdiaz & Aulia Trisna

Dehydration Symptoms and Treatment

www.parents.com/baby/health/sick-baby/dehydration-symptoms-and-treatment/#:~:text=In%20infants%20and%20toddlers%2C%20persistently,hours%2C%20she%20may%20be%20dehydrated.

www.nichd.nih.gov/health/topics/infantcare/conditioninfo/basics 

Wet Diapers and Newborn Urine Output

www.verywellfamily.com/breastfeeding-and-wet-diapers-whats-normal-431621

Baby’s First Days: Bowel Movements & Urination

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

www.healthychildren.org/English/ages-stages/baby/Pages/Babys-First-Days-Bowel-Movements-and-Urination.aspx

Faster clean catch urine collection (Quick-Wee method) from infants: randomised controlled trial

www.bmj.com/content/357/bmj.j1341

 

Baca Juga:

Arti Warna dan Bau Pipis Bayi Baru Lahir, Mana Saja yang Dianggap Normal?

Bolehkah Bayi Minum Air Putih?

Inilah 5 Tanda si Kecil Kurang Minum Air Putih

Penulis

Aulia Trisna