Batik merupakan kain khas yang menjadi warisan kekayaan budaya Nusantara. Popularitas kain batik bahkan sudah dikenal hingga ke mancanegara. Nah, salah satu yang menarik ditilik lebih dalam adalah batik jumputan.
Seperti apa sejarah, motif, dan cara pembuatan batik tersebut?
Yuk, simak artikel ini sampai tuntas agar semakin mengenali dan mencintai kebudayaan Tanah Air.
Apa Itu Batik Jumputan?
Foto: Instagram/@leonisecret
Batik Jumputan adalah jenis batik yang pembuatannya diikat dengan cara ikat celup. Jadi, kain diikat dengan tali dan dicelupkan ke dalam warna.
Mengutip laman Balai Rehabilitas Sosial Bina Karya dan Laras DIY, batik jumputan adalah teknik batik yang membuat motifnya dengan cara mengikat kencang sejumlah bagian kain. Lalu, kain tersebut dicelupkan ke alam pewarna pakaian.
Biasanya, proses pembuatan batik menggunakan kain polos yang digambar dengan menggunakan malam, kemudian diproses hingga menjadi kain bermotif yang khas.
Berbeda dengan proses tersebut, batik jumputan tidak menggunakan malam, melainkan dengan cara mengikat kenjang sejumlah kain hingga membentuk motif kemudian dicelupkan ke pewarna.
Motifnya ada yang berbentuk melingkar, donat, garis, mawar, dan masih banyak lagi. Meskipun bentuknya terbilang klasik, tetapi batik jenis ini tetap memiliki banyak peminat.
Apa Sejarah Batik Jumputan?
Foto: Instagram/@batiktyassalatiga
Jika meninjau dari beberapa literatur, teknik membuat batik jumputan awalnya dikenal di Tiongkok.
Teknik ini kemudian semakin populer dan tersebar di daerah India. Berkat peran para saudagar India saat melakukan perdagangan dengan masyarakat Indonesia pada masa lampau, batik jumputan pun menyebar ke sejumlah wilayah Nusantara.
Ada beberapa literatur yang menyebutkan bahwa teknik jumputan berasal dari kebudayaan Bandhu. Namun, diperkirakan batik jumputan telah ada pada 5000 tahun lalu di Yunani, Mesopotamia, Peru, Mesir, dan India.
Foto: Instagram/@breannafeodara
Anggapan di atas diperkuat dengan adanya mumi yang ditemukan berasal dari tahun 1000 SM. Mumi tersebut berselimut kain batik jumputan dengan motif yang unik.
Bukti lain tentang sejarah kain jumputan adalah dengan ditemukannya teknik jumputan yang ada para Prasasti Sima pada abad ke 10.
Adanya prasasti tersebut membuktikan bahwa Indonesia dulu telah mengembangkan teknik hias kain dengan menggunakan jumputan.
Apa Saja Motif dan Jenis Batik Jumputan?
Motif batik jumputan sangat bervariasi karena dipengaruhi oleh teknik pembuatannya. Beberapa motif dan jenis corak batik jumputan yang ada di antaranya adalah mawar, mawar ganda atau donat, mawar belit, garis, ubar setik, batik shibori, batik pelangi, batik jumputan Solo, hingga batik jumputan Yogyakarta.
Berikut penjelasan lengkap seputar motif dan jenis batik jumputan.
1. Mawar
Foto: Instagram/@bugusti
Teknik jumputan ini tergolong sebagai teknik yang paling sederhana.
Cara membuat motif mawar hanya dengan menjumput kain kemudian diikat dengan tali dengan kencang.
Motif yang akan terbentuk berupa garis melingkar pada kain.
2. Mawar Ganda atau Donat
Motif ini berbentuk dua garis lingkaran berlapis. Cara membuatnya adalah jumput kain secukupnya dan tekan bagian dasar kain dengan tangan kiri.
Selanjutnya, masukkan ujung jumputan ke arah bawah dan ikat dengan kencang.
3. Mawar Belit
Motif ini membentuk pola putih melingkar yang tebal pada kain dengan garis warna yang cantik. Motif ini didapatkan dari teknik ikatan.
Caranya hampir sama dengan pembuatan motif mawar yakni dengan menjumput kain, kemudian mengikatnya pada bagian dasarnya. Setelah bagian dasar terikat, dilanjutkan dengan membelitkan tali hingga ujung jumputan.
4. Garis
Foto: Instagram/@nan.ssi
Motif garis terbentuk berupa garis putih pada kain. Motif ini bisa dibuat dengan cara mengikat kain sesuai pola garis yang telah dibuat.
5. Ubar Setik
Untuk membuat motif ubar setik diperlukan jarum dan benang. Pertama-tama, buat pola yang diinginkan dengan tusuk jelujur.
Kemudian, benang ditarik sekuat kuatnya dan diikat sebelum melalui proses pewarnaan.
6. Batik Shibori
Batik shibori berasal dari Jepang. Teknik pewarnaan terjadi dalam beberapa tahap sehingga menghasilkan kain batik dengan gradasi warna yang cantik.
Ada empat teknik dalam membuat batik shibori yakni melipat, memelintir, mengikat dan menekan kain agar terlindung dari pewarnaan.
Batik shibori memiliki beragam jenis, salah satu di antaranya yang paling populer adalah nui shibori.
7. Batik Pelangi
Foto: Instagram/@gallerydenik
Sesuai namanya, tentunya Parents dapat membayangkan kain dengan motif berwarna-warni seperti pelangi.
Ya, batik tersebut dinamakan batik pelangi yang berasal dari Palembang. Orang Palembang sendiri sering menyebut batik ini dengan sebutan Cinde.
Corak yang sangat unik ini menjadi salah satu ciri khas dari batik yang satu ini. Tak heran jika batik asal Palembang ini begitu diminati.
Biasanya, para pecinta batik menyukai motif seperti bunga bakung, kalajengking, pucuk rebung, bunga mawar, bintang berkandan, dan masih banyak motif lainnya.
8. Batik Jumputan Jogja
Batik jumputan Jogja terbuat dari perpaduan dua teknik batik yakni batik tulis dan batik jumputan sehingga sangat terasa sekali ciri khasnya.
Biasanya batik jumputan Jogja memiliki motif garis, bunga, mawar dan lain lain.
9. Batik Jumputan Solo
Batik jumputan khas Solo memiliki ciri khas yakni pola batik yang renggang dan beraturan.
Pola batik ini biasanya berukuran kecil. Para perajin umumnya membuat batik jumputan menggunakan kain Santung dan Samforiz.
Seperti Apa Teknik Pembuatan Batik Jumputan?
Setelah memahami sejarah dan ragam motifnya, Parents juga perlu tahu cara membuat batik jumputan agar bisa mempraktikkannya sekali waktu. Nah, untuk membuat batik jumputan sendiri ada dua cara yang bisa dilakukan, yaitu dengan teknik ikat dan jahit.
Teknik Ikat
Foto: Instagram/@smkmuhim
Pembuatan batik dengan teknik ikat dilakukan dengan cara mengikat kain menggunakan tali.
Tujuannya, agar kain menjadi bermotif ketika selesai diwarnai.
Kain harus diikat dengan kencang agar tali tidak terlepas saat pewarnaan dan agar motif bisa tercetak dengan jelas.
Pada teknik pengikatan ini, bisa diterapkan teknik ikatan miring, ikatan gulung, ikatan lipat, dan ikatan kombinasi.
Teknik Jahit
Foto: Instagram/@denazsatryaa
Teknik kedua yang dapat diterapkan untuk membuat batik jumput adalah teknik jahit.
Caranya yaitu membuat jahitan dengan tusuk jelujur sesuai pola yang telah dibuat sebelumnya.
Setelah itu, jahitan ditarik dengan kuat hingga membentuk kerutan dan kain menempel dengan rapat.
Bagaimana Cara Membuat Batik Jumputan?
Foto: Instagram/@jfwofficial
Sebelum membuat, Parents perlu menyiapkan alat dan bahannya. Antara lain kain mori, pewarna pakaian, tali atau karet gelang, air, garam, dan air cuka. Sementara alat yang digunakan seperti wadah, ember plastik, kompor, sendok, batu atau biji atau kelereng.
- Buka lebar kain mori, kemudian mulai buat motif dengan cara meletakkan batu, biji, atau kelereng pada bidang kain lalu ikat kain dengan kencang dan kuat.
- Rebus air secukupnya hingga mendidih. Setelah itu, masukkan pewarna pakaian, garam, dan cuka ke dalamnya. Aduk hingga merata.
- Jika sudah siap semua, celupkan kain yang telat dibuat polanya dengan jumputan ke dalam campuran pewarna tadi, celupkan sekitar 20 hingga 30 menit. Angkat kain dan bilas kain yang sudah diwarnai pada air bersih.
- Selanjutnya, lepas seluruh ikatan pada kain dan jemur hingga kering. Setelah kering, Parents bisa menyetrika batik tersebut agar lebih rapi.
- Nah, proses pembuatan batik jumputan sudah selesai. Parents pun bisa menyulap kain batik tersebut menjadi beragam barang yang menarik, dijadikan pakaian pesta nan cantik misalnya.
Nah, itulah tadi ulasan mengenai sejarah, jenis motif, hingga cara pembuatan batik jumputan. Bagaimana, tertarik untuk membuatnya sendiri, Parents? Selain bisa mengembangkan kreativitas, Parents juga sudah ikut melestarikan salah satu budaya Indonesia, lho.
***
Baca juga:
10 Artis Memakai Batik di Luar Negeri, Kenalkan Budaya Indonesia ke Dunia!
Begini cara menumbuhkan kecintaan batik pada anak sejak dini
Sejarah Hari Batik Nasional 2 Oktober 2020, Yuk Pakai Batik!
Parenting bikin pusing? Yuk tanya langsung dan dapatkan jawabannya dari sesama Parents dan juga expert di app theAsianparent! Tersedia di iOS dan Android.