Pembahasan mengenai tubuh wanita saat hamil memang selalu menarik. Beberapa wanita mengaku lebih bergairah secara seksual saat hamil, sedangkan wanita lainnya tidak. Mual di pagi hari atau kelelahan membuat mereka malas melakukan seks bersama pasangannya dan lebih memilih melakukan masturbasi saat hamil. Namun amankah hal tersebut? Adakah bahaya masturbasi saat hamil?
Berikut ini penjelasan selengkapnya.
Manfaat masturbasi saat hamil
Bila ingin melakukan masturbasi saat sedang hamil, Anda tidak perlu khawatir, karena sebagian besar dokter setuju bila masturbasi saat hamil aman dilakukan. Bahkan mereka melihat adanya manfaat dari aktivitas ini.
Dilansir dari Medical News Today, masturbasi dapat memberikan manfaat yang baik untuk tubuh, termasuk selama masa kehamilan. Adapun beberapa manfaat masturbasi selama kehamilan yaitu:
- Menurunkan tingkat stres
- Meningkatkan kualitas tidur
- Meredakan ketidaknyamanan dan nyeri terkait kehamilan
- Meningkatkan pelepasan endorfin
- Mengelola libido yang tinggi selama kehamilan
Selain itu, masturbasi adalah bentuk paling aman dari aktivitas seksual selama kehamilan. Tidak ada risiko infeksi menular seksual (IMS) kecuali seseorang berbagi mainan seks dengan orang lain.
Hal yang harus diperhatikan sebelum masturbasi saat hamil
Meskipun masturbasi saat hamil aman dilakukan, namun Anda tetap harus memperhatikan kebersihan alat yang digunakan, seperti mainan seks, yakni vibrator atau dildo yang digunakan.
Sebelum menggunakan mainan apa pun di atau sekitar alat kelamin, cucilah dengan air sabun untuk mencegah bakteri memasuki vagina.
Ini juga berlaku untuk tangan. Jaga agar kuku jari tangan tetap pendek agar tidak melukai dan menginfeksi vagina.
Masturbasi tidak akan membahayakan bayi dan bayi tidak akan mengerti apa yang terjadi. Bahkan, beberapa dokter percaya bahwa bayi dapat ditenangkan atau dihibur oleh kontraksi rahim yang terjadi selama orgasme.
Bahaya masturbasi saat hamil yang perlu diwaspadai
Saat masturbasi, Anda mungkin akan merasakan kontraksi Braxton-Hicks atau kontraksi palsu setelah orgasme. Meskipun terasa tidak nyaman tetapi Anda tidak perlu khawatir karena ini tidak berbahaya.
Beberapa wanita juga mengaku mengalami kram, mirip dengan kram saat menstruasi setelah orgasme. Kram ini normal dan mungkin terasa seperti kontraksi Braxton-Hicks.
Tidak ada risiko yang perlu dikhawatirkan dari aktivitas masturbasi pada wanita yang memiliki kehamilan berisiko rendah.
Namun Anda harus berhati-hati bila memiliki kehamilan berisiko tinggi. Dalam kasus ini, dokter mungkin akan merekomendasikan Anda menghindari hubungan seksual atau orgasme untuk menurunkan kemungkinan kelahiran prematur.
Masturbasi dapat menyebabkan robekan kecil di genitalia internal atau eksternal, terutama jika wanita memiliki kuku yang panjang. Kerusakan pada kulit dapat menyebabkan bakteri masuk ke dalam tubuh dan menyebabkan infeksi. Ini bisa menjadi lebih serius saat hamil.
Untuk mengurangi dampak bahaya masturbasi ini, jaga agar kuku tetap pendek dan pastikan tangan dan mainan seks apa pun bersih. Menempatkan bola kapas di ujung jari sarung tangan lateks atau nitril dan memakainya saat masturbasi dapat memberikan perlindungan ekstra.
Penting untuk mengenali risiko tertular IMS dari berbagi mainan seks. Menutupi mainan seks dalam kondom akan meminimalkan risiko infeksi. Pastikan untuk mengganti kondom di antara setiap penggunaan mainan.
Kapan harus menghindari masturbasi selama kehamilan?
Ketika wanita hamil mengalami komplikasi tertentu, dokter mungkin akan merekomendasikan untuk menghindari orgasme dan aktivitas seksual seperti masturbasi selama kehamilan. Pembatasan ini mungkin bersifat sementara atau sepanjang kehamilan.
Kondisi dan komplikasi yang mungkin membuat beberapa aktivitas seksual berisiko yaitu:
- Placenta previa, di mana plasenta menutupi leher rahim
- Serviks yang melemah
- Ketuban pecah dini
- Riwayat persalinan prematur
- Perdarahan vagina
- Infeksi rahim
- Pembatasan pertumbuhan intrauterin
Sangat penting untuk bertanya kepada dokter tentang risiko spesifik. Orgasme menyebabkan otot-otot di rahim berkontraksi. Dalam beberapa situasi, ini dapat memicu persalinan dini, kelahiran prematur, atau komplikasi serius lainnya.
Jika dokter menyarankan agar tidak melakukan penetrasi vagina. Maka masturbasi sendiri atau masturbasi bersama dengan pasangan bisa menjadi alternatif yang baik.
Namun bila orgasme juga dilarang, maka hindari masturbasi dan semua aktivitas seksual lainnya.
Semoga informasi ini bermanfaat.
**
Referensi: Medical News Today
Baca juga
5 Teknik Masturbasi untuk Istri yang LDR dengan Suami, Tertarik Mencoba?
Parenting bikin pusing? Yuk tanya langsung dan dapatkan jawabannya dari sesama Parents dan juga expert di app theAsianparent! Tersedia di iOS dan Android.