Anak-anak memang bukan termasuk ke dalam kelompok yang rentan terhadap COVID-19. Ketika terinfeksi, rata-rata anak mengalami gejala ringan bahkan tak alami gejala COVID-19 sama sekali.
Akan tetapi, hal tersebut justru perlu menjadi perhatian bagi para orang tua. Lantaran tidak menunjukkan gejala, infeksi Virus Corona pada anak mungkin tak bisa terdeteksi atau diatasi langsung sejak awal. Hal itu berisiko menimbulkan penularan yang lebih luas.
Artikel terkait: Bunda, Begini Perbedaan Gejala Flu Biasa vs Gejala Covid-19 pada Anak
Penelitian: Rata-Rata Anak Tak Alami Gejala COVID-19
Studi terbaru yang diterbitkan oleh National Centre for Immunisation Research and Surveillance menemukan fakta. Yakni anak-anak sangat rentan tertular Virus Corona melalui orang-orang terdekat seperti keluarga mereka.
Hal ini juga disampaikan oleh Profesor Kristine Macartney, seorang spesialis dari Sydney’s Childern Hospital Westmead.
Dari data penelitian yang dihasilkan, Kristine menekankan agar orang tua lebih memberikan perlindungan pada anak jika memang sudah mulai sekolah tatap muka. Serta, ia juga menganjurkan para orang tua melakukan vaksinasi untuk melindungi buah hati.
Tak dapat dipungkiri, meski bukan kelompok rentan, tetapi kasus infeksi Virus Corona pada anak-anak cenderung meningkat. Namun, rata-rata anak hanya mengalami gejala ringan bahkan tak alami gejala COVID-19 sama sekali.
“Mayoritas anak-anak, sebanyak 98%, hanya mengalami gejala ringan bahkan tanpa gejala. Hanya sekitar 2% dari anak-anak yang terinfeksi Virus Corona yang memerlukan rawat inap atau bergejala berat,” ungkap Kristine seperti yang dikutip dari laman News.
Anak Rentan Tertular di Sekolah dan Rumah
Lantaran kerap tidak menimbulkan gejala, infeksi Virus Corona pada anak juga cenderung sulit terdeteksi. Namun pada umumnya, lanjut Kristine, anak terbilang rentan tertular Virus Corona di sekolah dan rumah. Sumber penularannya pun kebanyakan dari orang-orang terdekat seperti teman dan keluarga.
“Yang kami lhat, tingkat penyebaran tertinggi sebenarnya ada di antara para staf sekolah dan orang dewasa yang tidak divaksinasi. Penyebaran virus juga bisa terjadi dari orang dewasa ke anak-anak, tetapi penyebaran antara anak yang satu ke anak lainnya itu sendiri sangatlah rendah.
Maka itu, Kristine menegaskan orang dewasa seperti orang tua perlu melindungi dirinya sendiri dan mematuhi protokol kesehatan agar tidak menularkan virus kepada anak-anak.
Sementara itu, beberapa daerah juga sudah melaksanakan sekolah tatap muka. Ketika anak termasuk yang sudah mulai sekolah tatap muka, diharapkan bisa senantiasa menggunakan masker saat keluar dan diajarkan protokol kesehatan dan kebersihan sebagai upaya pencegahan virus.
Varian Virus Delta Perlu Diwaspadai
Meski sudah memasuki masa new normal serta vaksinasi telah tersedia, kita sebagai orang tua juga tetap perlu waspada terhadap kasus COVID-19 ini.
Kembali melakukan aktivitas normal seperti sekolah atau work from office tentunya boleh dilakukan. Namun, tetap terapkan protokol kesehatan dan sebisa mungkin membatasi kegiatan di tengah keramaian atau ruang publik.
Pasalnya, varian baru Virus Corona seperti Delta Strain cenderung lima kali lebih cepat menularkan infeksi dibanding Virus Corona asli atau lainnya.
“Kita jangan mengabaikan varian Delta yang lebih menular dan menghasilkan lebih banyak kasus COVID-19 di antara anak-anak dan remaja,” ungkap Kristine.
Artikel terkait: Vaksin COVID-19 untuk Anak Terus Diuji Coba, Bagaimana Hasilnya?
Anak Tak Alami Gejala COVID-19, Pentingnya Upaya Pencegahan
Pernyataan tersebut juga disetujui oleh Archana Koirala, Dokter Spesialis Penyakit Menular Pediatrik asal Australia.
Menurutnya, meski sudah memulai sekolah tatap muka dan berkegiatan seperti biasa, tetapi upaya pencegahan Virus Corona masih harus dilakukan secara ketat. Orang dewasa yang sehat di lingkungan keluarga atau staf sekolah juga sangat dianjurkan vaksinasi untuk melindungi anak-anak dari risiko penularan virus.
Rata-rata anak tidak mengalami gejala COVID-19 sehingga penanganan terkait penyakit ini pada mereka bisa saja terlambat. Oleh karena itu, upaya pencegahan perlu dilakukan di awal agar hal tersebut tidak terjadi.
Archana menjelaskan, “Hasil penelitian ini pertu dicamkan pada setiap pihak keluarga dan staf sekolah. Sudah banyak bukti tentang penularan varian Delta yang sangat rentan di kalangan anak-anak.
Maka itu, tetaplah lindungi mereka dengan cara senantiasa disiplin menerapkan protokol kesehatan dan membatasi kegiatan di ruang publik atau dengan kapasitas orang berjumlah banyak,” pungkasnya.
Artikel terkait: Riset Ungkap Alasan Vaksin COVID-19 untuk Anak di Bawah 12 Tahun Belum Tersedia
Itulah ulasan seputar studi yang menyebut rata-rata anak tak alami gejala COVID-19. Bagi si kecil yang sudah mulai belajar tatap muka, jangan lupa untuk senantiasa menerapkan protokol kesehatan sebagai upaya pencegahan penularan Virus Corona, ya, Parents.
***
Baca juga:
id.theasianparent.com/efek-infeksi-covid-19-ringan
Kabar Baik! Dosis Ketiga Vaksin Sinovac Bisa Perkuat Antibodi Lawan Varian Delta
FOGO: Cemas dan Takut Keluar Rumah Saat Pandemi, Normalkah?
Parenting bikin pusing? Yuk tanya langsung dan dapatkan jawabannya dari sesama Parents dan juga expert di app theAsianparent! Tersedia di iOS dan Android.