Batuk merupakan kondisi yang umum dan cukup sering menyerang anak. Sebab, anak-anak memang belum memiliki sistem kekebalan tubuh yang kuat. Kondisi ini sering terjadi saat musim penghujan atau pergantian musim. Meski demikian, ada berbagai jenis batuk yang berbeda pula penyebabnya.
Dokter anak dari Mayapada Hospital Surabaya dr. Deasy Fiarsy, Sp.A menjelaskan bahwa batuk sebenarnya merupakan repons normal tubuh untuk mengeluarkan benda asing dari saluran napas. Namun, batuk juga bisa menjadi tanda adanya penyakit di dalam tubuh.
Deasy juga menjelaskan setiap jenis batuk juga memiliki penyebab yang berbeda-beda sehingga nantinya pun penanganan oleh dokter bisa berbeda. Berikut penjelasan selengkapnya!
Artikel Terkait: Berbagai Penyebab Batuk pada Anak dan Cara Mengatasinya
Kenali 7 Jenis dan Penyebab Anak Batuk
Batuk merupakan manuver tubuh untuk membersihkan saluran napas dari zat-zat yang berpotensi menyumbat saluran napas. Ada berbagai jenis dan penyebab anak batuk. Berdasarkan kurun waktunya, batuk dibedakan menjadi batuk akut dan batuk kronis.
Dari kedua jenis batuk tersebut dapat diketahui berbagai penyebabnya, seperti bronkitis, asma, common cold, hingga pneumonia. Selain itu, dari penyebabnya juga dikenal batuk patologis dan fisiologis.
Untuk lebih jelasnya, ketahui klasifikasinya berikut ini berdasarkan penjelasan dari dr. Deasy Fiarsy, Sp.A saat sesi Kuliah Telegram (kulgram) theAsianparent, Jumat (21/01).
1. Batuk Fisiologis dan Patologis
Sumber: freepik
Batuk juga merupakan bentuk reflek secara fisiologis yang berupa kemampuan untuk melepaskan benda asing agar saluran napas menjadi lebih longgar dan melindungi saluran napas tersebut. Pada dasarnya ada dua jenis batuk, yakni fisiologis dan patologis.
“Batuk bisa berupa hal yang normal atau fisiologis atau pertanda sakit yang kita sebut sebagai patologis, hal yang normal biasanya terjadi 11 kali dalam satu hari, pada anak sehat (terjadi) 6-8 episode pertahun,” ungkap Deasy dalam Kuliah Telegram bersama theAsianparent.
“Pada patologis, akan meningkatnya frekuensi batuk, meningkatnya sekresi cairan, dan karakteristik batuk bermacam-macam, atau kronis lebih dari 1 bulan, atau terjadi berulang dua kali episode sebulan, itu bisa menjadi tanda sakit,” sambungnya.
Deasy juga menjelaskan pada kondisi normal, batuk berfungsi sebagai alarm, misalnya saat anak terpapar asap rokok atau gas-gas yang menyebabkan polusi udara. Batuk juga bisa menunjukkan penyakit berat tetapi tidak terlihat seperti tuberculosis, campak jerman, rubella, common cold atau flu, hingga batuk rejan.
Artikel Terkait: 5 Obat Batuk Berdahak Anak Alami, Tanpa Obat Kimia Tak Perlu ke Dokter
2. Batuk Akut
Batuk akut bisa merupakan tanda penyakit serius, tetapi umumnya disebabkan oleh common cold maupun trakeobronkitis akut. Kondisi ini biasanya kurang dari dua minggu dan stimulasi waktunya singkat. Batuk akut biasanya merupakan gejala Infeksi saluran pernapasan akut (ISPA) yang umumnya disebabkan oleh virus, misalnya bronkitis.
3. Batuk Kronis
Biasanya terjadi terus-menerus selama dua minggu dan stimulasinya cukup sering. Batuk ini terjadi paling sedikit tiga episode dalam tiga bulan dengan atau tanpa gejala Respiratori atau nonrespiratori. Batuk kronis bisa disebabkan oleh gejala medis tertentu, misalnya asma, infeksi saluran napas, hingga penyakit paru obstruktif kronik (PPOK).
4. Common Cold
Sumber: freepik
Common cold merupakan salah satu jenis batuk akut yang paling sering menyerang anak-anak. Beberapa tanda yang mengikutinya, yakni selesma, rinitis, dan rinofaringitis akut.
Penyebabnya bermacam-macam, seperti virus, alergen, polutan, iritan, dan bakteri. Pada bayi dan anak biasanya menimbulkan nyeri dan gatal di tenggorokan.
Penanganannya selain antibiotik adalah dengan memperbanyak mengonsumsi makanan bergizi yang sesuai dengan usianya. Jenis batuk ini sifatnya ringan dan bisa sembuh dalam 7-10 hari.
5. Bronkitis Akut
Batuk akut maupun kronis bisa menjadi tanda adanya penyakit bronkitis yang menyerang saluran napas. Bronkitis merupakan peradangan pada lapisan saluran bronkial yakni, bagian yang membawa udara ke dan dari paru-paru.
Sementara itu, bronkitis akut, juga disebut flu dada, biasanya membaik dalam seminggu hingga 10 hari tanpa efek yang bertahan lama, meskipun batuk dapat bertahan selama berminggu-minggu.
Artikel Terkait: Cara Tepat Memilih Obat Batuk Anak Sesuai dengan Gejalanya
6. Anak Batuk karena Pneumonia
Sangat mungkin seorang anak mengalami batuk karena pneumonia, yakni kondisi rusaknya jaringan pada paru-paru karena infeksi mikroorganisme. Berdasarkan WHO, tanda pneumonia pada anak usia 2-5 tahun yaitu apabila tidak ada tarikan dinding dada pada bagian bawah ke dalam dan napas cepat.
Sementara itu, disebut pneumonia berat apabila ada tarikan dinding dada bagian bawah ke dalam atau saturasi oksigen kurang dari 90 persen. Tanda pneumonia pada balita: Napas cepat, batuk, dan atau napas sesak.
7. Anak Batuk karena Asma
Sumber: freepik
Asma merupakan penyakit saluran respiratori dengan dasar inflamasi kronik yang mengakibatkan obstruksi dan hiperaktivitas dengan dengan derajat bervariasi. Beberapa karakteristik batuk karena asma antara lain:
- Gejala episodik atau berulang.
- Timbul apabila ada pencetus: Iritan (asap, udara kering, dingin dll), alergen (debu, bulu hewan, dll), virus (salesma, common cold, dan rinofaringitis), dan aktivitas fisik (berlari, menangis, hingga tertawa berlebihan).
- Adanya riwayat alergi.
- Intensitas gejala bervariasi, biasanya lebih berat saat malam.
- Bisa membaik spontan dengan obat pereda asma.
- Asma bisa diatasi dengan menghindari faktor pemicu, terapi, dan obat-obatan yang sesuai dengan penyebab atau faktor pemicu.
Itulah berbagai klasifikasi batuk, jenis, dan juga penyebabnya. Nah, apabila tidak segera membaik dalam beberapa hari sebaiknya segera periksakan anak ke dokter untuk mendapatkan pemeriksaan dan diagnosis yang tepat!
Baca Juga:
Anak Alami Batuk Kering? Atasi dengan 5 Langkah Ini!
Seorang ibu bagikan resep rahasia untuk meredakan batuk anak
Meski menyehatkan, 5 makanan ini justru memicu batuk pada anak
Parenting bikin pusing? Yuk tanya langsung dan dapatkan jawabannya dari sesama Parents dan juga expert di app theAsianparent! Tersedia di iOS dan Android.