Bayi baru lahir kerap menunjukkan tingkah laku yang tidak terduga. Orang tua terkadang juga memperhatikan saat bayi tertidur, ia bernapas dengan pelan dan terkadang napas bayi cepat. Napas bayi yang terlalu cepat kerap memunculkan kekhawatiran pada ibu.
Napas yang cepat memang dapat menjadi tanda suatu penyakit yang memengaruhi. Bayi dan anak-anak memang rentan mengalami penyakit pernapasan karena kekebalan tubuh mereka belum terbentuk sempurna.
Lalu apa penyebab napas bayi terlalu cepat? Apakah selalu menandakan adanya sebuah penyakit? Berikut penjelasannya!
Artikel Terkait: Cystic Fibrosis, Kelainan Bawaan yang Mengganggu Saluran Pernapasan Bayi
Mengapa Napas Bayi Cepat?
Sumber: freepik
Penyakit pernapasan menjadi salah satu ancaman bagi bayi dan anak-anak. Napas yang cepat dan tersengal-sengal menjadi tanda adanya gangguan pada organ pernapasan. Namun, orang tua juga perlu mengetahui kondisi seperti apa yang disebut dengan pernapasan normal dan napas seperti apa yang dianggap terlalu cepat.
Bayi baru lahir memang bernapas jauh lebih cepat daripada bayi yang lebih tua, anak-anak, dan orang dewasa. Rata-rata, bayi baru lahir di bawah 6 bulan bernapas 40 kali per menit.
Pernapasan dapat melambat hingga 20 napas per menit saat bayi baru lahir tidur. Saat tidur terkadang pernapasan bayi baru lahir dapat berhenti selama 5 hingga 10 detik dan kemudian mulai lagi lebih cepat.
Untuk lebih jelasnya, berikut jumlah rata-rata napas yang normal sesuai dengan usia si kecil:
- Bayi 0-6 bulan bernapas 30-60 kali per menit
- Bayi 6-12 bulan bernapas 24-30 kali per menit
- Balita 1-5 tahun bernapas 20-30 kali per menit
- Anak-anak 6-12 tahun bernapas 12-20 kali per menit
- Anak-anak di atas 12 tahun bernapas 12-20 kali per menit
Untuk mengukur seberapa cepat bayi bernapas, hitung berapa kali dadanya naik dalam 1 menit penuh. Bila napas mereka di luar rentang normal untuk usia mereka, mungkin saja ada yang salah. Segera periksakan bayi ke dokter untuk mendapatkan diagnosis yang tepat.
Artikel Terkait: Sempat Alami Masalah Pernapasan, Anak Kedua Fedi Nuril Lahir Selamat
Gangguan Pernapasan yang Menyebabkan Napas Bayi Cepat
Sumber: freepik
Napas cepat pada bayi dapat menjadi tanda adanya gangguan pada organ pernapasannya. Bayi lahir prematur mungkin memiliki paru-paru yang kurang berkembang dan memiliki beberapa masalah pernapasan. Bayi cukup bulan yang dilahirkan melalui operasi caesar juga berisiko lebih tinggi mengalami masalah pernapasan lainnya segera setelah lahir.
Adapun beberapa masalah pernapasan pada bayi baru lahir, antara lain:
1. Bronkiolitis
Infeksi paru-paru ini kerap menyerang anak-anak di bawah 2 tahun. Penyakit ini menyebabkan saluran udara di dalam paru-paru mereka menjadi lebih sempit. Hal tersebut membuat mereka sulit bernapas. Bronkiolitis membuat napas bayi cepat dengan beberapa gejala, antara lain:
- Hidung berair
- Batuk
- Demam ringan
- Napas mengi
- Kehilangan nafsu makan
2. Napas Cepat karena Asma
Anak-anak yang memiliki penyakit asma biasanya menunjukkan tanda-tanda pertama sejak mereka berusia 5 tahun. Selain napas cepat, gejalanya tampak berupa batuk atau napas mengi.
3. Pneumonia
Pneumonia kerap terjadi setelah anak pilek atau flu. Hal tersebut disebabkan oleh virus atau bakteri. Selain napas cepat, gejala pneumonia antara lain:
- Berjuang untuk bernapas
- Mengi
- Batuk
- Demam
Artikel Terkait: 5 Fakta Penyakit Saluran Pernapasan pada Anak yang Wajib Parents Ketahui
Kapan Harus Dibawa ke Dokter?
Bayi memang belum bisa mengungkapkan apa yang dirasakannya. Namun saat mereka sakit, biasanya tingkah lakunya berbeda dari biasanya. Bila diperhatikan dengan saksama, orang tua akan mengetahui kapan bayi mereka sakit. Segera bawa ke dokter apabila mengalami gejala sebagai berikut.
- Sulit tidur atau makan
- Rewel yang ekstrem
- Batuk terus-menerus
- Demam di atas 38°C
Gejala tersebut juga bisa disertai dengan tanda kegawatdaruratan. Segera bawa bayi ke Instalasi Gawat Darurat jika mengalami tanda-tanda sebagai berikut.
- Tampak tertekan
- Kesulitan menangis
- Kesulitan mengatur napas
- Dehidrasi karena kurang makan atau cairan
- Bernapas lebih cepat lebih dari 60 kali per menit mendengus di akhir setiap napas
- Lubang hidung melebar saat bernapas atau cuping hidung terlihat
- Otot menarik tulang rusuk ke bawah saat bernapas semburat biru pada kulit, terutama di sekitar bibir dan kuku
Tips Mengatasi Masalah Pernapasan Bayi
Sumber: freepik
Batuk merupakan refleks alami yang baik untuk melindungi saluran pernapasan dari benda-benda asing. Beberapa tips yang bisa orang tua lakukan di rumah saat bayi mengalami masalah pernapasan ringan, antara lain:
- Jaga agar bayi tetap terhidrasi (asupan ASI yang cukup untuk bayi di bawah 6 bulan)
- Pastikan bayi cukup tidur
- Mandi dengan air hangat dapat membantu melegakan saluran pernapasan
- Tidurkan bayi dengan posisi terlentang
American Academy of Pediatrics merekomendasikan untuk selalu menidurkan bayi terlentang untuk lancarkan saluran pernapasan. Hal tersebut mungkin sulit untuk dilakukan, tetapi cara ini ini merupakan posisi tidur yang paling aman untuk bayi.
Itulah penjelasan tentang napas bayi yang cepat. Ternyata napas bayi memang lebih cepat daripada anak-anak yang lebih tua. Meski demikian, orang tua tetap perlu waspada ketika napas bayi lebih cepat dari batas normal.
Jika Parents ingin berdiskusi seputar pola asuh, keluarga, dan kesehatan serta mau mengikuti kelas parenting gratis tiap minggu bisa langsung bergabung di komunitas Telegram theAsianparent.
Baca Juga:
Penelitian: Bayi bisa 'divaksinasi' terhadap Asma dengan Probiotik
Gangguan pernafasan pada bayi baru lahir, kenali penyebab dan gejalanya
Nebulizer, Cara Terbaik Ringankan Batuk Pilek Serta Gangguan Pernapasan pada Anak
Parenting bikin pusing? Yuk tanya langsung dan dapatkan jawabannya dari sesama Parents dan juga expert di app theAsianparent! Tersedia di iOS dan Android.