Amnesia: Kenali Gejala, Penyebab, dan Beragam Jenisnya

Amnesia tidak membuat penderitanya kehilangan ingatan tentang identitas dirinya, tetapi lebih pada kesulitan membentuk ingatan baru.

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

Amnesia mengacu pada hilangnya ingatan, seperti fakta, informasi, dan pengalaman. Meskipun di film-film atau televisi, orang yang mengalaminya akan lupa dengan identitas dirinya, tetapi hal itu jarang terjadi di dunia nyata. Sebaliknya, orang dengan amnesia – juga disebut sindrom amnestik – biasanya tahu siapa mereka. Namun, mereka mungkin mengalami kesulitan mempelajari informasi baru dan membentuk ingatan baru.

Penyakit ini dapat disebabkan oleh kerusakan pada area otak yang penting bagi pemrosesan memori. Tidak seperti episode kehilangan memori sementara (transient global amnesia), amnesia bisa bersifat permanen. Tidak ada pengobatan khusus untuk penyakit ini, tetapi teknik untuk meningkatkan memori dan dukungan psikologis dapat membantu penderita dan keluarga mereka untuk mengatasinya.

Artikel terkait: Bisa Akibatkan Kerusakan Otak, Ini Hal yang Perlu Diketahui Tentang Penyakit Meningitis

Apa Itu Amnesia?

Mengutip Healthline.com, amnesia adalah salah satu bentuk kehilangan ingatan. Beberapa orang yang mengalaminya kesulitan membentuk ingatan baru. Sementara penderita lainnya tidak bisa mengingat fakta atau pengalaman masa lalu. Orang dengan kondisi ini biasanya mempertahankan pengetahuan tentang identitas mereka sendiri serta keterampilan motorik.

Kehilangan memori ringan adalah bagian normal dari penuaan. Kehilangan memori yang signifikan, atau ketidakmampuan untuk membentuk ingatan baru, dapat mengindikasikan adanya gangguan amnestik.

Penyebab Amnesia

1. Demensia

Lokasi memori yang ada di otak tergantung pada usianya. Kerusakan otak yang meluas bisa menyebabkan kehilangan ingatan jangka panjang. Ini dapat disebabkan oleh penyakit Alzheimer atau bentuk lain dari demensia. Orang dengan demensia biasanya kehilangan ingatan yang lebih baru terlebih dahulu dan menyimpan ingatan yang lebih lama.

2. Anoksia

Penipisan kadar oksigen juga dapat memengaruhi seluruh otak dan menyebabkan hilangnya memori. Kondisi ini disebut anoksia. Jika anoksia tidak cukup parah untuk menyebabkan kerusakan otak, kehilangan memori bisa bersifat sementara.

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

Artikel terkait: Waspadai gejala tumor otak pada anak yang dialami oleh putra Marcella Zalianty

3. Kerusakan pada Hipokampus

Hipokampus adalah bagian dari otak dan sistem limbik yang bertanggung jawab untuk memori. Kegiatannya meliputi pembentukan ingatan, pengorganisasian ingatan, dan pengambilan kembali bila diperlukan. Sel-selnya adalah sebagian dari otak yang paling haus energi dan rapuh. Mereka paling mudah terganggu oleh anoksia dan ancaman lain seperti racun.

Ketika hipokampus terganggu, seseorang akan kesulitan membentuk ingatan baru. Jika hipokampus rusak di kedua bagian otak, Parents dapat mengembangkan amnesia anterograde lengkap.

4. Cedera Kepala

Cedera kepala traumatis, serta stroke, tumor, dan infeksi, juga dapat menyebabkan kerusakan pada otak. Kerusakan ini dapat mencakup masalah memori permanen. Gegar otak biasanya mengganggu ingatan berjam-jam, berhari-hari, atau berminggu-minggu sebelum dan sesudah cedera.

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

5. Penggunaan Alkohol

Penggunaan alkohol jangka pendek dapat menyebabkan pemadaman. Ini adalah bentuk sementara dari amnesia anterograde. Alkoholisme jangka panjang dapat menyebabkan sindrom Wernicke-Korsakoff. Jika kondisi ini berkembang maka seseorang kesulitan membentuk ingatan baru, tetapi mungkin tidak menyadarinya.

Artikel terkait: Kelainan Saraf Langka Sindrom Tourette: Gejala, Bahaya dan Pengobatan

6. Trauma atau Stres

Trauma atau stres berat juga dapat menyebabkan amnesia disosiatif. Dengan kondisi ini, pikiran menolak pikiran, perasaan, atau informasi yang terlalu kewalahan untuk ditangani. Pada jenis tertentu, yang disebut fugue disosiatif, dapat menyebabkan perjalanan atau pengembaraan yang tidak terduga. Ini juga dapat menyebabkan hilang ingatan di sekitar keadaan perjalanan serta melupakan detail lain dari hidup penderita.

7. Terapi Kejang Listrik

Jika seseorang menerima terapi kejang listrik untuk depresi atau kondisi lain, maka dia bisa mengalami amnesia retrograde beberapa minggu atau bulan sebelum perawatan. Penderita anterograde biasanya sembuh dalam waktu 2 minggu setelah perawatan.

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

Jenis-Jenis Amnesia

Ada banyak nama berbeda untuk penyakit ini. Berikut adalah beberapa istilah umum yang mungkin Parents temui:

  • Amnesia Retrograde: Penderita tidak dapat mengingat ingatan yang terbentuk sebelum peristiwa yang menyebabkan penyakit ini. Ini biasanya memengaruhi ingatan masa lalu yang baru saja disimpan, bukan ingatan dari tahun lalu.
  • Amnesia Anterograde: Penderita tidak dapat membentuk ingatan baru setelah peristiwa yang menyebabkan amnesia. Anterograde jauh lebih umum daripada retrograde.
  • Amnesia Pascatrauma: Ini adalah kondisi yang terjadi segera setelah cedera kepala yang signifikan. Ini mungkin melibatkan retrograde atau anterograde, atau keduanya.
  • Transient Global Amnesia: Sindrom sementara di mana penderita mengalami amnesia retrograde dan anterograde. Kehilangan memori terjadi secara tiba-tiba dan hanya berlangsung hingga 24 jam.
  • Infantile Amnesia: Ini adalah istilah yang digunakan untuk menggambarkan fakta bahwa orang tidak dapat mengingat kenangan peristiwa dari masa kanak-kanak. Hanya sedikit orang yang memiliki ingatan sebelum usia tiga hingga lima tahun karena area otak yang mendukung ingatan masih berkembang.
  • Amnesia Disosiatif/Psikogenik: Gangguan kesehatan mental di mana penderita mengalami hilang ingatan setelah trauma yang signifikan. Ia tidak bisa mengakses informasi pribadi dan insiden traumatis dari ingatannya.

Nah, sekarang Parents sudah tahu, kan, penyakit amnesia yang sesungguhnya.

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

Artikel telah ditinjau oleh:
dr. Gita Permatasari
Dokter Umum dan Konsultan Laktasi

Baca Juga:

id.theasianparent.com/myasthenia-gravis-penyakit-autoimun

id.theasianparent.com/ehlers-danlos-syndrome

id.theasianparent.com/anji-saraf-kejepit

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan