Penyakit saraf kejepit atau Hernia Nucleus Pulposus (HNP) cukup sering dialami oleh masyarakat. Penyanyi Anji pun baru-baru ini mengalami saraf kejepit.
Apakah penyakit ini berbahaya? Yuk, cari tahu apa saja gejala dan penyebab dari saraf kejepit yang perlu kita waspadai!
Seperti yang kita ketahui, tubuh kita terdiri dari tulang, otot, daging, jaringan, lemak, dan juga saraf. Saraf adalah jalan komunikasi antara tubuh dan otak untuk dapat berjalan dengan baik dan sinkron.
Saraf dapat dikatakan terjepit atau kejepit ketika jaringan di sekitarnya menekan terlalu kencang. Tekanan dari sekitarnya tersebut akan membuat fungsi saraf menjadi terganggu. Ketika saraf terjepit, akan timbul rasa nyeri sebagai sinyal dari tubuh Anda.
Alami Saraf Kejepit, Anji Rasakan Sakit Selama 20 Hari
Musisi Erdian Aji Prihartanto atau Aji berbagai kabar mengenai sakit yang ia derita belakangan di akun Instagram pribadinya. Mantan vokalis grup band Drive ini bercerita bahwa ia mengalami saraf kejepit.
“Sudah 20 hari lebih tangan saya ngilu, terasa seperti kesetrum, kesemutan, hingga tebal dan kebas di jari-jari. Rasanya sangat menyiksa,” ungkapnya.
Dari gejala yang ia rasakan, kemudian timbul beberapa dugaan penyakit yang mungkin terjadi. Misalnya asam urat, ginjal, dan stroke ringan. Anji pun sudah berkonsultasi kepada dokter syaraf sebanyak tiga kali.
“Ketika bertemu dengan dokter yang mendiagnosa untuk fisioterapi, barulah saya yakin bahwa saya mengalami apa yang disebut saraf kejepit. Sekarang saya sedang menjalani fisioterapi. Sepertinya karena sering angkat pot terakota yang berat-berat di rumah juga di Gunung Puntang.” Anji menulis.
Anji mengunggah foto dirinya yang sedang memakai gips penyangga di leher. Rupanya penyakit saraf kejepit yang ia derita mengharuskan dirinya untuk memakai penyangga tersebut, namun Anji menegaskan bahwa kondisinya tidak terlalu parah.
“Lehernya kok sampai gitu? Hanya untuk menjaga gerakan ketika berkegiatan saja kok, bisa dilepas-lepas (penyangganya),” ia menjelaskan.
Warganet dan para kolega Anji pun menitipkan doa agar suami dari Wina Natalia itu cepat pulih. Ada pula yang berkomentar mengenai pengalamannya menderita penyakit serupa.
“Berenang bosku. 3 bulan berenang rutin, sekali sehari sampai sekarang gak pernah sakit lagi,” tulis akun @rizkidhap.
“Iya benar berenang. Beberapa teman saya juga mengalami syaraf kejepit dengan terapi berenang rutin 3 bulan,” timpal akun @needt4.
“Dulu pernah ketemu orang di kolam renang… beliau cerita bahwa beliau lagi proses penyembuhan dari syaraf kejepit dengan terapi berenang dan akupuntur. Semoga Allah menyembuhkan sakit mas Anji.” Akun @winnie_kusuma turut berkomentar.
Penyebab dan Gejala Saraf Kejepit yang Perlu Diwaspadai
Seperti yang sudah diulas di atas, saraf kejepit terjadi ketika ada tekanan pada saraf. Tekanan ini bisa disebabkan oleh posisi tubuh atau gerakan yang terjadi berulang-ulang pada jangka waktu yang lama, misalnya ketika siku atau lutut ditekuk. Salah posisi duduk, berdiri, atau mengangkat beban yang berat juga bisa menjadi salah satu penyebabnya.
Mengutip dari berbagai sumber, ada beberapa faktor yang bisa menjadi penyebab terjadinya saraf kejepit, di antaranya adalah sebagai berikut.
- Diskus vertebra atau penghubung antara tulang menjadi tidak elastis dan mudah robek seiring dengan bertambahnya usia
- Terluka
- Genetik
- Radang sendi atau rematik
- Adanya cedera pada tulang belakang
- Stres
- Melakukan olahraga berat yang berisiko
- Obesitas
Kondisi ini dapat terjadi di beberapa anggota tubuh, terutama sepanjang tulang belakang dan leher. Melansir dari Klikdokter, ketika saraf kejepit terjadi pada leher, maka gejala biasanya akan timbul di tangan. Sedangkan jika saraf yang terjepit berada di punggung, maka gejalanya akan terlihat di kaki.
Selain rasa nyeri, berikut adalah beberapa gejala dari saraf kejepit yang perlu Parents waspadai.
- Mati rasa
- Kebas dan kaku
- Otot terasa lemah
- Rasa seperti terbakar
- Kesemutan
Jika gejala tersebut dirasakan selama berhari-hari dan tidak bisa sembuh dengan sendirinya, ada baiknya untuk memeriksakan diri ke dokter untuk mendapatkan penanganan yang tepat dari ahlinya.
Pada umumnya, dokter akan melakukan pemeriksaan fisik seputar refleks, motorik, dan fungsi sensorik. Selain itu pula akan disarankan pemeriksaan radiologi seperti CT Scan, MRI, Rontgen, dan sebagainya.
Apakah Berbahaya?
Pada kasus yang ringan, penyakit saraf kejepit masih bisa diobati dengan konsumsi obat-obatan seperti obat anti nyeri, steroid, dan muscle relaxant. Seperti yang dilakukan oleh Anji, fisioterapi juga bisa dilakukan untuk penderita saraf kejepit.
Istirahat atau terapi pijit akan membantu untuk mengurangi atau meredakan gejala nyeri akibat saraf kejepit. Hindari pula aktivitas yang dapat menyebabkan kondisi memburuk seperti mengangkat beban berat.
Gejala saraf kejepit yang berat seperti nyeri hebat, tak bisa menahan buang air kecil atau buang air besar, dan kesulitan berjalan mungkin memerlukan operasi untuk mengurangi penekanan pada saraf.
Jika tidak segera ditangani, HNP dapat menyebabkan berbagai komplikasi kesehatan, contohnya kerusakan saraf permanen yang dapat mengakibatkan kelumpuhan.
Untuk mencegah terjadinya penyakit saraf kejepit seperti yang dialami Anji, Parents sekeluarga disarankan untuk menjaga postur tubuh yang baik untuk meminimalisir risiko, berolahraga teratur untuk memperkuat otot dan sendi, serta mempertahankan berat bada ideal untuk mencegah terkanan berlebih pada tulang belakang.
Baca Juga:
Vertigo sering datang mengganggu? Ini cara mengatasinya menurut dokter spesialis saraf
Beda kejang demam dan kejang karena infeksi saraf, Parents wajib tahu!
7 Sumber Vitamin B12 yang Bermanfaat Jaga Fungsi Otak dan Saraf
Parenting bikin pusing? Yuk tanya langsung dan dapatkan jawabannya dari sesama Parents dan juga expert di app theAsianparent! Tersedia di iOS dan Android.