Agoraphobia? Mungkin nama ini awam di telinga Anda. Namun jika Anda melihat ada seseorang yang merasa cemas, takut, hingga stres saat berada di keramaian, kondisi itu dinamakan agoraphobia.
Untuk lebih jelasnya, mari simak penjelasan mengenai salah satu gangguan kecemasan ini melansir dari Mayo Clinic.
Agoraphobia: Gejala, Penyebab dan Cara Mengobatinya
Apa Itu Agoraphobia?
Agoraphobia merupakan jenis gangguan kecemasan di mana seseorang merasa takut dan menghindari tempat atau situasi yang mungkin menyebabkan ia panik dan merasa terjebak, tidak berdaya atau malu. Si penderita juga merasa panik tidak bisa melarikan diri jika terjadi hal-hal yang menakutkan terhadap dirinya.
Tempat atau situasi yang dimaksud adalah tempat umum, terutama tempat di mana banyak orang berkumpul. Misalnya, saat ia akan menggunakan transportasi umum, berada di ruang terbuka atau tertutup, berada dalam antrean, atau saat di tengah keramaian.
Oleh karena itu, para penderitanya selalu kesulitan keluar rumah dan menghindari tempat yang memungkinkan ia mengalami serangan panik. Dan ketika terpaksa harus keluar rumah, mereka butuh pendampingan agar tetap merasa aman.
Tanda-tanda Seseorang Mengalami Agoraphobia
Orang dengan agorafobia bisa dikenali dengan tanda-tanda kepanikan atau ketakutan saat mereka berada dalam situas ini:
- Meninggalkan rumah sendirian.
- Berada di kerumunan atau antrean.
- Ada di ruang tertutup, seperti bioskop, lift, atau toko kecil.
- Ruang terbuka, seperti tempat parkir, jembatan atau mal.
- Menggunakan transportasi umum, seperti bus, pesawat atau kereta api.
Tekanan kecemasan secara signifikan akan memengaruhi sosialisasi, pekerjaan, atau hal lain dalam hidup si penderita. Dan penghindaran yang disebabkan fobia biasanya bisa berlangsung hingga enam bulan atau bahkan lebih.
Gejala yang Dirasakan Penderita Agorafobia
Orang dengan agoraphobia akan mengalami gangguan panik. Gangguan panik ini dikarenakana serangan kecemasan atau ketakutan ekstrem yang tiba-tiba mencapai puncaknya dalam beberapa menit dan memicu gejala fisik yang intens (serangan panik).
Si penderita biasanya berpikir bahwa dirinya benar-benar kehilangan kendali, mengalami serangan jantung, atau bahkan sekarat. Dampaknya, ia tidak akan menghindari atau tidak akan lagi ke tempat yang sama sebagai upaya mencegah serangan panik di masa mendatang.
Tanda dan gejala serangan panik dapat meliputi:
- Denyut jantung cepat
- Kesulitan bernapas atau perasaan tersedak
- Nyeri atau dada terasa tertekan
- Sakit kepala atau pusing
- Merasa gemetar, mati rasa atau kesemutan
- Berkeringat berlebihan
- Kulit kemerahan tiba-tiba atau kedinginan tanpa sebab
- Sakit perut atau diare
- Merasa kehilangan kendali
- Takut mati
Pemicu dan Faktor Risiko Agoraphobia
Agoraphobia bisa disebabkan dan dikembangkan oleh masalah biologis, masalah temperamen, tekanan lingkungan dan pengalaman hidup yang dirasa kurang mengenakkan.
Gangguan kecemasan ini bisa dimulai pada masa kanak-kanak. Namun berdasarkan penelitian, sering kali dimulai pada akhir remaja atau dewasa sebelum berusia 35. Dan dibandingkan laki-laki, perempuan yang paling sering didiagnosis.
Faktor risiko agorafobia meliputi:
- Mengalami gangguan panik atau fobia lainnya.
- Menanggapi serangan panik dengan rasa takut dan penghindaran yang berlebihan.
- Mengalami peristiwa kehidupan yang penuh tekanan, seperti pelecehan, kematian orangtua atau diserang.
- Memiliki temperamen cemas atau gugup.
- Memiliki kerabat sedarah dengan agoraphobia.
Komplikasi yang Mungkin Terjadi
Orang dengan agorafobia akan sangat membatasi aktivitasnya. Pada agorafobia yang parah, mereka tidak akan mungkin bisa meninggalkan rumah, kecuali tanpa pendampingan. Bahkan bisa dibilang, tanpa pengobatan, si pasien akan tetap tinggal di rumah selama bertahun-tahun.
Mereka tidak bisa mengunjungi keluarga dan teman, pergi ke sekolah atau bekerja, menjalankan tugas, atau mengambil bagian dalam aktivitas normal sehari-hari lainnya seperti berbelanja ke supermarket terdekat. Mereka menjadi sangat bergantung kepada orang lain.
Agorafobia juga dapat menyebabkan atau dikaitkan dengan depresi, penyalahgunaan alkohol atau obat-obatan, dan juga gangguan kesehatan mental lainnya, termasuk gangguan kecemasan atau gangguan kepribadian lainnya.
Bisakah Dicegah?
Pertanyaan selanjutnya, bisakah gangguan ini dicegah?
Jawabannya, tidak ada cara pasti untuk mencegah agorafobia. Mengutip Mayo Clinic, kecemasan cenderung meningkat jika si penderita semakin menghindari situasi yang ditakutinya. Jadi, ada baiknya, untuk mengurangi rasa cemas/takut, si penderita harus belajar dan berlatih pergi ke tempat-tempat yang ditakutinya berulang kali sebelum rasa takut itu menjadi berlebihan.
Jika hal tersebut terlalu sulit untuk dilakukan sendiri, mintalah bantunan seorang anggota keluarga atau teman untuk pergi bersama, atau carilah bantuan profesional. Lebih cepat gangguan ini diatasi maka risiko peningkatan gejalanya pun semakin rendah.
Yang harus diketahui oleh si penderita dan juga keluarganya, gangguan kecemasan dan masalah kondisi kesehatan mental lainnya, akan menjadi lebih sulit diobati jika terlalu lama diatasi.
Kapan Harus ke Dokter
Gejala agorafobia yang parah akan sangat mengganggu aktivitas si penderita. Mereka akan sangat membatasi kemampuan dalam bersosialisasi, bekerja, menghadiri acara penting, bahkan mengelola kehidupan sehari-hari, seperti menjalankan tugas harian.
Jangan biarkan agorafobia membuat dunia si penderita menjadi lebih ‘kecil’ dengan tidak bebas melakukan aktivitasnya. Segera hubungi dokter jika Anda atau ada orang terdekat Anda mengalami tanda atau gejala yang disebutkan di atas.
Perawatan agorafobia bisa sangat menantang karena belajar menaklukkan ketakutan bukanlah hal yang mudah. Dibutuhkan tekad yang kuat tidak hanya dari si penderita tapi juga orang terdekat yang merawat.
Lakukan konsultasi dengan psikologis atau terapis untuk mencari tahu diagnosis dan metode pengobatan apa yang tepat. Sejauh ini, agoraphobia bisa diatasi dengan pengobatan dan psikoterapi.
Baca juga:
id.theasianparent.com/mutisme-selektif
Parents, Kenali Perbedaan Antara Stres dengan Penyakit Mental Gangguan Kecemasan Pada Anak ini
Cara Mengenali dan Membantu Anak Atasi Stres Karena Ujian Sekolah
Parenting bikin pusing? Yuk tanya langsung dan dapatkan jawabannya dari sesama Parents dan juga expert di app theAsianparent! Tersedia di iOS dan Android.