Stres bisa didefinisikan sebagai orang yang memiliki respon negatif terhadap tekanan atau tuntutan yang ditujukan pada mereka. Stres karena ujian sekolah berbeda dengan stres biasa karena hanya datang saat musim ujian tiba.
Stres karena ujian sekolah bisa dialami oleh siapapun, anak-anak maupun dewasa. Gelombang kepanikan jelang ujian, saat ujian, dan menunggu hasil ujian dapat membuat orang dewasa dan anak-anak mengalami gangguan kecemasan.
Stres ini disebabkan oleh ekspektasi terhadap capaian nilai, harapan orang tua, persaingan dengan teman, pikiran negatif tentang kemungkinan buruk yang terjadi, dan kurangnya kesiapan mental.
Sebelum membantu anak untuk mengatasi stres karena ujian sekolah, kenali dulu gejalanya ini.
Gejala stres karena ujian pada anak
- Pola tidur berubah, susah tidur maupun terlalu banyak tidur
- Sensitif, mudah marah maupun emosional
- Tampak gelisah
- Melakukan tindakan yang tak perlu, misalnya menggigigt kuku.
- Sering bingung
- Melamun
- Kehilangan minat terhadap apa yang ia suka
- Tidak nafsu makan
- Kehilangan konsentrasi
- Ada gangguan kepanikan seperti jantung berdebar, keringat dingin, dan nyeri di dada
- Sakit kepala, sakit perut, berkeringat, tremor atau tangan yang gemetaran, mual, dan otot tegang
Jika anak mulai memperlihatkan gejala di atas, maka ia butuh pertolongan Parents untuk menghadapinya,
Cara membantu anak yang sedang stres ujian
1. Mendengarkan musik
Para ahli mengatakan bahwa musik klasik lebih baik dalam hal mengurangi kecemasan daripada musik jenis lainnya. Tak ada salahnya jika mencoba musik klasik sebagai prioritas pertama untuk mengurangi stresnya.
Namun, anak memiliki kegemaran berbeda-beda dalam hal musik. Sehingga membiarkan mereka memilih sendiri jenis musik yang disuka akan membuatnya merasa lebih baik.
2. Berjalan kaki
Belajar sepanjang hari sambil cemas memikirkan ujian akan sangat membuatnya lelah dan tertekan. Ajak anak untuk berjalan-jalan di sekitar rumah walau sebantar.
Olahraga sederhana di luar ruangan akan dapat membantu tubuh untuk lebih rileks dan memperkuat ingatan. Dr. Chuck Hillman Universitas Illinois mengatakan bahwa ada perkembangan signifikan di otak dari kegiatan tersebut.
3. Menjadwalkan rutinitas belajar
Jika anak memiliki jadwal rutin dalam belajar, kita dapat memperhatikan cara apa yang paling efektif untuk membantunya belajar. Maka, sesaat setelah ia mulai masuk sekolah, mengatur jadwal belajar akan membuatnya mengurangi stres karena ujian.
4. Bermain dengan binatang peliharaan, makan, atau memecahkan bubble wrap
Bermain dengan binatang peliharaan dapat membantu pikiran anak lebih rileks. Apalagi jika binatang tersebut adalah hewan peliharaan kesayangannya.
Menyediakan makanan kesukaannya saat musim ujian juga akan membuat perasaannya lebih baik. Belajar sambil ngemil snack kesukaannya akan membuatnya lebih rileks.
Selain itu, memecah udara pada bubble wrap yang biasa ada di kemasan pelindung produk pecah belah akan dapat mengurangi kepanikannya. Terutama jika ia mengalami perasaan berdebar-debar sepanjang waktu.
5. Mencoba tidur
Stres karena ujian akan mengganggu pola tidur yang biasa dilakukan. Namun, bagaimanpun kita harus mencoba untuk memintanya tidur.
Stimulasi ia agar mengantuk dengan musik pengantar tidur, dongeng, maupun aromateraphy akan membantunya untuk lebih rileks dan tertidur. Karena, semakin ia kurang tidur, konsentrasinya akan makin berkurang untuk belajar maupun ujian.
Artikel terkait: Musik yang dapat membantu tidur.
6. Bicara pada anak
Mengajak anak untuk berbicara akan membuat ia merasa lebih baik. Katakan padanya bahwa perasaan panik saat ujian adalah hal normal yang akan segera berlalu.
Tekanan yang ia rasakan sudah cukup banyak. Maka, sebaiknya orang tua perlu mengurangi tekanan tersebut. Misalnya, beritahu ia bahwa Anda tak akan menuntutnya dengan nilai berapapun.
Parents bisa menjanjikan hadiah berupa liburan maupun mentraktirnya makan makanan kesukaannya setelah ujian selesai, berapapun nilai yang ia dapatkan.
Hampir semua anak memiliki ketakutan untuk gagal dalam ujian. Berikan motivasi-motivasi yang dapat mengurangi ketakutannya.
Misalkan, beritahu ia bahwa sekalipun ia gagal, akan selalu ada pilihan lain yang dapat ditempuh untuk memperbaikinya. Mengatakan hal ini akan mengurangi ketakutannya tentang ketidakmampuan mencapai ekspektasi orang tua.
Menginginkan anak untuk punya nilai tinggi memang wajar. Apalagi jika Parents sudah menyekolahkan anak di sekolah mahal disertai dengan beragam les. Namun, kesehatan mental anak akan jauh lebih penting dari angka-angka nilai ujiannya.
Sekalipun nilainya bagus, kesehatan mental yang mengganggunya akan halangi masa depannya. Jangan sampai, masalah psikologis akan menghalangi kesempatannya untuk kembangkan potensi diri yang harusnya bisa ia capai.
Baca juga:
4 Makanan Bergizi yang Membantu Anak Hadapi Ujian Sekolah
Parenting bikin pusing? Yuk tanya langsung dan dapatkan jawabannya dari sesama Parents dan juga expert di app theAsianparent! Tersedia di iOS dan Android.