Tingginya konsumsi junk food membuat sejumlah pihak turun tangan. Bahkan, beberapa negara batasi junk food demi lindungi anak dari risiko obesitas.
Junk food atau makanan cepat saji merupakan makanan yang banyak digemari. Terbukti dari menjamurnya gerai makanan yang menjajakan junk food.
Gerai hotdog merupakan restoran junk food pertama yang lahir di New York, Amerika serikat. Kehadiran restoran makanan cepat saji untuk menjawab kebutuhan masyarakat perkotaan.
Kehidupan orang kota yang sibuk membuat membuat mereka tak punya waktu menyiapkan makanan sendiri. Junk food hadir dengan menawarkan makanan yang bisa segera disantap. Makanan jenis ini pun disambut baik dan diminati pasar.
Hingga hari ini, makanan cepat saji masih menjadi kegemaran masyarakat. Bahkan, sebagian besar anak-anak sangat menyukai junk food.
Namun, belakangan diketahui bahwa junk food menjadi salah satu penyebab anak-anak mengalami kelebihan berat badan. Hal ini ditanggapi oleh beberapa negara untuk membatasi penjualan junk food.
Berikut ini theAsianparent merangkum 7 negara yang batasi junk food
1. Amerika Serikat
Meskipun junk food boleh dibilang lahir dari Amerika, nyatanya negara ini pun kini memberlakukan peraturan ketat dalam rangka memerangi tingginya konsumsi makanan cepat saji.
Amerika sendiri terkenal sebagai negara dengan jumlah obesitas yang tinggi. Bayangkan saja, dua pertiga warga Amerika menderita obesitas.
Kota New York mulai melakukan gebrakan dengan membatasi jumlah gula dalam minuman. Di sana ukuran minuman manis dibatasi maksimal hanya 16 oz.
Sementara di California, pemerintah memberlakukan pajak yang tinggi terhadap minuman bersoda.
2. Negara batasi junk food: Australia
Di negeri kanguru, peraturan soal junk food juga menjadi perhatian pemerintah setempat. Hal ini juga tak lepas dari tingginya angka obesitas pada anak.
Sejak beberapa tahun belakangan, banyak pihak menyoroti pentingnya mengatur iklan junk food yang menyasar anak-anak.
Otoritas terkait juga meminta penerapan pajak lemak pada makanan cepat saji. Selain itu, pemerintah Australia meminta produsen minuman untuk menurunkan jumlah gula dalam produk mereka.
Di kantin sekolah-sekolah, penjualan junk food termasuk minuman tinggi gula juga sudah dilarang.
Artikel terkait: Duh! Ibu ini ungkap bahaya tersembunyi dalam Happy Meal
3. Negara batasi junk food: Jepang
Pada tahun 2008, Jepang memperkenalkan pajak Metabo, yaitu suatu aturan di mana warga jepang yang memiliki lingkar pinggang dan berat badan berlebih harus membayar sejumlah pajak.
Aturan ini dipicu oleh ledakan konsumsi junk food di negeri matahari terbit itu. Negara tersebut memberlakukan hukuman keras terhadap perusahaan dan otoritas sipil jika mereka gagal memenuhi target yang telah ditetapkan mengenai berat badan dan ukuran pinggang.
Berkat undang-undang ini, tingkat obesitas telah turun hingga hampir 3,5 persen, salah satu tingkat terendah di dunia.
4. Perancis
Perancis telah mengeluarkan peraturan penerapan pajak atas minuman manis yang dijual bebas di pasaran. Kebijakan ini ternyata efektif dalam menekan jumlah penjualan minuman ringan.
Tak cuma minuman, pemerintah Perancis juga mencoba mengenakan pajak sebesar 20% bagi semua produk fast food.
Artikel terkait: Wajib tahu! Junk food bisa menyebabkan banyak penyakit berbahaya
5. Negara batasi junk food: Norwegia
Pada tahun 2013, industri dan pemerintah Norwegia menyetujui peraturan untuk membatasi iklan makanan dan minuman yang tidak sehat untuk anak-anak di bawah usia 16 tahun.
Bahkan negara ini menjadi pelopor negara-negara di Eropa untuk melindungi anak-anak dari konsumsi junk food berlebih.
Parents, tahukah Anda, harga BigMac di Norwegia berada pada lima besar termahal di dunia.
6. Negara batasi junk food: Chile
Chile telah mengintensifkan perjuangannya membatasi produsen junk food dengan melarang penjualannya di sekolah-sekolah dan mengembangkan pedoman makan sehat untuk diikuti oleh lembaga pendidikan.
Pada tahun 2012, pemerintah melarang pengemasan mainan anak-anak yang biasanya diberikan penjual junk food kepada pelanggan mereka. Meskipun undang-undang tersebut pada akhirnya dipermudah untuk beberapa kategori.
Chile juga merupakan negara pelopor yang memberlakukan pajak yang ketat pada pembuat junk food dan produsen minuman berkarbonasi.
7. Meksiko
Negara yang juga membatasi junk food adalah Meksiko. Berita terbaru yang dilansir dari BBC News, negara bagian Oaxaca telah melarang penjualan junk food dan minuman manis kepada anak-anak sebagai upaya untuk mengurangi tingkat obesitas dan diabetes yang tinggi.
Pihak yang melanggar hukum dapat didenda dan bisnisnya ditutup. Bahkan, pelanggar yang kedapatan mengulangi kesalahan bakal berhadapan dengan hukuman penjara.
Langkah itu dilakukan untuk merespon jumlah kematian terkait dengan Covid-19 di Meksiko yang mendekati 50.000.
Korban tewas Meksiko adalah yang tertinggi ketiga di dunia setelah AS dan Brasil. Para ahli mengatakan obesitas atau kelebihan berat badan membuat Anda berisiko lebih besar terkena penyakit serius atau kematian akibat virus.
Pada praktiknya, kebijakan ini mendapat protes dari produsen maupun penjual junk food. Namun anggota parlemen, Magaly Lopez Domínguez, menyatakan bantahan.
Peraturan tersebut bukan dibuat untuk merugikan penjual junk food. Menurut Mengaly, mereka bisa terus menjual minuman manis dan makanan cepat saji, tapi tidak untuk anak-anak.
Sementara itu, Christian Skoog, perwakilan Unicef di Meksiko, mengatakan bahwa tindakan tersebut melindungi hak anak-anak atas makanan yang berkualitas dan bergizi.
Itulah informasi mengenai daftar negara yang batasi junk food. Bagaimana dengan Indonesia? Menurut Anda, bagaimana jika kebijakan negara batasi junk food ini diterapkan di Indonesia?
Baca juga:
5 Tips Mengalihkan Anak dari Junk Food ke Makanan Sehat
Parenting bikin pusing? Yuk tanya langsung dan dapatkan jawabannya dari sesama Parents dan juga expert di app theAsianparent! Tersedia di iOS dan Android.