Kontrasepsi setelah Melahirkan, Kapan Waktu yang Tepat dan Apa yang Harus Diperhatikan?

Waktu yang tepat untuk mulai melakukan KB setelah melahirkan, tergantung dari jenis kontrasepsi yang dipilih.

Kita mengenal alat kontrasepsi dengan sebutan KB. Saat ini, KB digunakan sebagai salah satu cara untuk meningkatkan keselamatan ibu dan bayi dengan cara mengatur jarak kelahiran. Agar tujuan ini tercapai, Parents perlu mengetahui kapan waktu paling tepat untuk melakukan kontrasepsi atau KB setelah melahirkan, serta jenis kontrasepsi apa yang paling tepat untuk digunakan. Berikut ulasannya. 

Artikel terkait: KB yang Aman untuk Ibu Menyusui

Kapan Waktu yang Tepat untuk Melakukan Kontrasepsi Setelah melahirkan?

Waktu yang paling tepat untuk KB setelah melahirkan sebetulnya akan berbeda-beda bagi setiap ibu. Kondisi ini juga bergantung dari jenis kontrasepsi yang hendak ibu pilih, serta apakah ibu meyusui bayinya atau tidak.

Sebagian besar dari Anda mungkin mengetahui bahwa menyusui dipercaya sebagai kontrasepsi  alami setelah melahirkan, dengan mengandalkan kerja hormon prolaktin. Namun, tidak semua ibu bisa menjalani metode ini. Itu sebabnya, Bunda disarankan untuk memilih alat kontrasepsi yang cocok untuk mencegah kehamilan pasca melahirkan. 

Bunda sudah bisa menggunakan KB sejak 4 minggu setelah melahirkan atau setelah tubuh Anda terasa sudah pulih dan lebih baik.

Cara Memilih Kontrasepsi setelah Melahirkan

Ketahui dulu apa saja hal yang harus diperhatikan sebelum memilih metode kontrasepsi apa yang dipakai. 

1. Ketahui Masing-masing Jenis Kontrasepsi

Pilihan metode kontrasepsi sangatlah banyak. Namun, pemilihan alat kontrasepsi yang tepat disesuaikan dengan kebutuhan Anda masing-masing. Dengan mengetahui kebutuhan Anda sendiri, maka dapat mempersempit cakupan pilihannya. Lalu Anda dapat menentukan, mana alat kontrasepsi yang sesuai.

2. Ketahui Kelebihan dan Kekurangannya

Setelah mengetahui jenis-jenisnya, ketahui juga apa saja keuntungan dan kelemahan dari penggunaan jenis kontrasepsi tersebut. Bagaimana cara memakainya, waktu penggunaannya, dan lain-lain. Dengan begitu, Anda bisa mengantisipasi efek yang ditimbulkan dari jenis kontrasepsi tertentu. 

Artikel terkait: Inilah Risiko Kesehatan Serius Dan Efek Samping KB

Apa Saja Metode Kontrasepsi yang Bisa Dipilih? 

Ada dua macam cara untuk mengatur jarak kelahiran bayi, yaitu dengan metode hormonal dan non hormonal. Apa perbedaannya? 

KB Metode Non Hormonal

  1. Metode Amenore Laktasi (MAL). Tidak hanya bermanfaat untuk bayi, memberikan ASI eksklusif juga bermanfaat bagi ibu untuk mencegah kehamilan karena bisa menghambat ovulasi dan menstruasi pada ibu yang baru melahirkan. Namun, cara ini kurang efektif ketika Bunda memerah ASI atau sudah mengalami menstruasi. 
  2. Kondom. Ini adalah alat kontrasepsi yang paling mudah dan anti ribet. Parents bisa mendapatkannya di apotik maupun supermarket. Selain memperkecil peluang terjadinya kehamilan, kondom juga efektif mencegah infeksi penyakit menular seks (PMS). Namun, pastikan kondom yang dipakai tidak cacat, robek, bocor, atau kadaluwarsa.
  3. Alat kontrasepsi dalam rahim (AKDR). Cara ini dengan menggunakan alat berbentuk huruf T yang dimasukkan ke dalam saluran rahim dengan bantuan dokter atau tenaga medis. Alat ini akan menghalangi dan menghentikan sperma membuahi sel telur. IUD mampu mengurangi risiko hamil hingga 99% jika dipasang dengan benar.
  4. Kontrasepsi tubekstomi dan vasektomi. Operasi vasektomi adalah salah satu alternatif cara mencegah kehamilan yang juga disebut sterilisasi. Hal ini hanya bisa dilakukan jika Anda memutuskan untuk tidak punya anak sama sekali karena bersifat permanen. 

KB Metode Hormonal 

  1. Pil KB. Tingkat keberhasilan pil KB cukup tinggi, asal dikonsumsi secara rutin sesuai anjuran dokter. Namun, beberapa orang merasakan efek samping pil KB yang berbeda-beda, antara lain nyeri payudara, mual, hingga gairah seksual menurun.
  2. Injeksi. Metode ini dengan cara menyuntikkan hormon estrogen dan progestin ke dalam tubuh dalam periode tertentu. Namun, metode ini juga memiliki efek samping, yaitu  menstruasi menjadi tidak teratur atau terhenti, sakit kepala, kerontokan rambut, berat badan bertambah hingga muncul jerawat.
  3. Implan. Alat kontrasepsi ini disisipkan ke kulit lengan atas melalui sebuah sayatan kecil pada permukaan kulit. Pemasangan KB ini harus dilakukan oleh dokter, bidan atau tenaga medis. Efek sampingnya, dapat menyebabkan kenaikan berat badan dan menstruasi terhenti.

Parents, itulah ulasan tentang kontrasepsi setelah melahirkan. Semoga informasi di atas bermanfaat.

 

Baca juga:

Ini bahayanya penggunaan pil KB jangka panjang, simak peringatan seorang ibu!

Penulis

Aulia Trisna