Anda sedang bersiap-siap untuk menikah? Nah, jangan segan untuk memeriksakan diri untuk mencegah virus pada kehamilan seperti Rubella, Chiken Pox dan Hepatitis B. Penyakit-penyakit ini juga dapat dicegah dengan melakukan vaksin sebelum dan saat hamil.
Vaksin virus pada kehamilan jenis #1: Rubella
Rubella (Campak Jerman) sangat berbahaya bagi ibu hamil dan janinnya. Siapapun yang tidak divaksinasi berisiko terkena penyakit ini. Virus ini paling berbahaya jika ibu hamil terinfeksi pada awal kehamilan, terutama pada 12 minggu pertama (trimester pertama).
Sedangkan Congenital Rubella Syndrome (CRS) adalah kondisi yang terjadi pada janin di dalam rahim ibu yang terinfeksi virus tersebut. CRS dapat mempengaruhi hampir segala sesuatu di tubuh bayi yang sedang berkembang.
Cacat lahir yang paling umum dari CRS dapat mencakup:
- tuli
- katarak
- cacat jantung
- cacat intelektual
- kerusakan hati dan limpa
- berat badan lahir rendah
- ruam kulit pada saat lahir
Komplikasi lainnya dapat mencakup:
- glaukoma
- kerusakan otak
- tiroid dan masalah hormon lainnya
- radang paru-paru
- autisme
- diabetes mellitus.
Cara terbaik mengcegah Rubella adalah dengan vaksinasi sebelum hamil. Vaksin Rubella tersedia dalam formulasi monovalen atau lebih sering dalam kombinasi dengan vaksin lain seperti vaksin campak (MR), campak dan gondok (MMR), atau campak, gondok, dan varicella (MMRV).
Artikel terkait: Catat 5 jenis vaksin yang sebaiknya dihindari saat hamil, bisa membahayakan janin!
Vaksin #2: Cacar Air
Cacar air menimbulkan rasa gatal dan keinginan menggaruk, namun setelah digaruk, cacar akan meninggalkan bekas luka yang susah hilang. Virus yang dapat menyerang saat kehamilan ini tidak menimbulkan dampak yang terlalu serius, dan biasanya akan menghilang setelah beberapa minggu.
Sayangnya, profesor Steve Field, ketua Royal College, menegaskan bahwa cacar air bisa sangat berbahaya bagi janin. Cacar air bahkan dapat merusak perkembangan otak janin selama 28 minggu pertama kehamilan.
Jadi untuk mencegah dampak cacar air, Bunda tetap harus memeriksakan diri untuk mengetahui bahwa Bunda kebal terhadap virus ini atau tidak. Jika tidak, maka Bunda harus mendapatkan vaksinasi sebelum hamil.
Artikel terkait: Si kecil mau vaksin MMR? Perhatikan hal ini dulu, Parents
Vaksin virus pada kehamilan jenis #3: Hepatitis B
Bayi yang ibunya menderita hepatitis B berisiko paling tinggi untuk terinfeksi hepatitis B selama persalinan. Bicaralah dengan profesional kesehatan Anda tentang tes hepatitis B sebelum atau selama kehamilan, dan apakah Bunda perlu mendapatkan vaksinasi atau tidak.
Vaksin virus pada kehamilan jenis #4: Batuk rejan (Pertusis)
Batuk rejan yang menyerang bayi baru lahir, bisa mengancam jiwa. Sebanyak 20 bayi meninggal setiap tahun di Amerika Serikat karena batuk rejan. Selain itu, sekitar setengah dari bayi di bawah 1 tahun yang menderita batuk rejan membutuhkan perawatan di rumah sakit.
Ketika Anda mendapatkan vaksin batuk rejan selama kehamilan, tubuh Anda akan membuat antibodi pelindung dan menularkan antibodi tersebut kepada janin Anda. Antibodi ini akan memberi bayi Anda perlindungan terhadap batuk rejan.
Vaksin #5: Flu
Perubahan fungsi kekebalan tubuh, jantung, dan paru-paru selama kehamilan membuat Anda lebih mungkin terserang flu parah. Mengidap flu juga menimbulkan masalah serius bagi janin yang sedang berkembang, termasuk dapat menyebabkan persalinan prematur dan persalinan dini.
Bumil baiknya mendapatkan vaksin flu jika ia hamil selama musim flu, ini adalah cara terbaik untuk melindungi diri dan bayi Anda selama beberapa bulan dari flu.
Musim flu bervariasi dari musim ke musim, tetapi CDC merekomendasikan untuk Bumil mendapatkan vaksinasi pada akhir Oktober, jika memungkinkan.
Vaksin #6: Vaksin sebelum bepergian ke luar negeri
Jika Anda hamil dan merencanakan perjalanan internasional, Anda harus berbicara dengan dokter setidaknya 4 hingga 6 minggu sebelum perjalanan dilakukan. Hal ini untuk membahas tindakan pencegahan atau vaksin khusus yang mungkin diperlukan.
Vaksin #7: Vaksin tambahan
Beberapa wanita mungkin memerlukan vaksin lain sebelum, selama, atau setelah mereka hamil. Misalnya, jika memiliki riwayat penyakit hati kronis, dokter dapat merekomendasikan vaksin hepatitis A.
Juga, jika ibu hamil bekerja di laboratorium, bepergian ke negara yang membuat Bumil rentan terpapar penyakit meningokokus. Dokter juga dapat merekomendasikan vaksin meningokokus.
Semoga informasi di atas bermanfaat ya, Bunda!
Baca juga:
Kenapa harus vaksin? Dokter Apin jelaskan pentingnya imunisasi untuk bayi
Parenting bikin pusing? Yuk tanya langsung dan dapatkan jawabannya dari sesama Parents dan juga expert di app theAsianparent! Tersedia di iOS dan Android.